Breaking News

Mata Najwa

Curhat Nakes di Mata Najwa, Insentif Bakal Dipotong 90 Persen Padahal Sudah Nunggak Hampir Setahun

Nakes yang disembunyikan identitasnya itu mengatakan ada pemberitaan yang menyebut insentif nakes akan dipotong hingga 90 persen.

Editor: Ikbal Nurkarim
(YouTube Najwa Shihab)
Presenter Najwa Shihab (kanan) dan tenaga kesehatan rumah sakit di Nganjuk Jawa Timur (kiri) dalam acara Mata Najwa, Rabu (28/7/2021). 

Di hadapan presenter Najwa Shihab, nakes tersebut mengaku sudah berupaya menanyakan insentifnya ke sejumlah pihak terkait.

Baca juga: SEDANG BERLANGSUNG Mata Najwa Live Trans7, Pakar Kebijakan Publik Beberkan Kunci Penangan Covid-19

Sayangnya, tak ada satu pun yang memberikan jawaban yang jelas.

"Terakhir kali kami para nekas mendapat insentif Agustus 2020," ucapnya.

"Dapatnya ada yang utuh, ada yang tidak, sesuai dengan kerjanya."

"Artinya jumlah pasien kan 2020 tidak sebanyak tahun ini."

Setelah Agustus 2020, nakes tersebut tak lagi menerima insentif.

Untuk memerjuangkan haknya, nakes sudah berupaya menanyakan pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Namun, nakes tersebut justru diminta menanyakan ke pihak lain terkait insentif yang harusnya ia dapat.

"Belum dapat sama sekali setelah itu (Agustus 2020)," ujarnya.

"Kita sudah konfirmasi Halo Kemenkes, kita laporan masalah insentif kita."

"Jawaban dari sana disuruh konfirmasi ke Dinas Kesehatan, tapi tidak ada jawaban."

"Dari Dinas Kesehatan pun dikembalikan ke manajemen rumah sakit sudah mendaftarkan untuk pengajuan belum."

"Kita tanya ke manajemen rumah sakit juga dikembalikan lagi ke Dinas Kesehatan," sambungnya.

Nakes yang disamarkan identitasnya itu mengaku sudah kebingungan menanyakan insentif.

Baca juga: Mata Najwa Malam Ini, Masyarakat Diminta Bersabar Situasi Sedang Darurat

Ia mengaku kecewa karena insentif yang sudah menjadi haknya tak kunjung dibayarkan.

"Intinya kita belum dapat kepastian jawaban soal insentif September (2020) sampai Juli (2021)," katanya.

"Jadi kita bingung tanya ke mana lagi, itu kan hak kita."

"Kita sudah melakukan kewajiban merawar pasien dengan segala risikonya."

"Tapi kenapa hak kita enggak dibayarkan? Kita kan punya keluarga di rumah," tandasnya. (*)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved