Virus Corona
Sinovac dan 4 Vaksin Ini Digunakan di Indonesia, Manakah yang Efektif Cegah Covid-19 Varian Delta?
Berbagai varian mutasi Covid-19 telah menyebar keseluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Salah satu varian baru dari Covid-19, yakni varian Delta
TRIBUNKALTIM.CO - Berbagai varian mutasi Covid-19 telah menyebar keseluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Salah satu varian baru dari Covid-19, yakni varian Delta.
Varian ini dinilai lebih berbahaya dan mematikan dibandingkan dengan varian sebelumnya yang pernah ada.
Lalu, program vaksinasi yang dijalankan Pemerintah Indonesia untuk masyarakat, hingga saat ini masih terus berlangsung.
Salah satu vaksin yang digunakan pada program vaksinasi yakni, vaksin Sinovac.
Baca juga: Keampuhan Vaksin Sinovac, Hasil Penelitian WHO Cegah 100 Persen Rawat Inap, Daftar Negara yang Pakai
Lantas, apakah vaksin Sinovac efektif mencegah penularan Covid-19 varian Delta? berikut penjelasannya.
Sebelumnya, vaksin Pfizer dan Moderna segera melengkapi deretan vaksin Covid-19 yang digunakan Indonesia.
Dari lima vaksin yang akan dan telah digunakan di Indonesia, ada beberapa yang dinilai efektif lawan varian Delta.
Varian Delta telah memicu lonjakan kasus Covid-19, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara.
Tak mengherankan, jika akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli varian Virus Corona ini sebagai Variant of Concern, varian yang mengkhawatirkan, sejak varian Covid-19 tersebut muncul pertama kali di India.
Baca juga: Singapura Ikuti Jejak Indonesia, Akui Warganya yang Gunakan Vaksin Sinovac Termasuk 45 Negara Ini
Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, keberadaan vaksin Covid-19 saat ini menjadi terancam, akibat munculnya varian-varian baru Virus Corona.
Selain varian Delta, masih ada beberapa varian virus SARS-CoV-2 yang bermutasi dan semakin mengancam kesehatan masyarakat dunia.
Varian Delta mengandung dua mutasi virus, yang disebut para ahli berasal dari mutasi virus varian Alpha dari Inggris dan varian Beta dari Afrika Selatan.
Sehingga membuat varian Delta menjadi lebih menular dan mungkin lebih mematikan.
Kendati varian ini mulai mengancam antibodi penetral yang dihasilkan oleh vaksin, namun sejumlah studi menunjukkan beberapa vaksin Covid-19 terbukti efektif melawan varian Delta.
Baca juga: Kabar Gembira, Sinovac Dianggap Vaksin yang Baik untuk Covid-19, Berikut Fakta-faktanya
Berikut 5 vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia, beberapa di antaranya efektif melindungi dari infeksi varian Delta, yakni sebagai berikut, seperti dilansir dari Kompas.com:
1. Vaksin AstraZeneca
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama ilmuwan Oxford University dan AstraZeneca, Inggris menjadi salah satu vaksin corona yang digunakan di Indonesia.
Vaksin AstraZeneca adalah vaksin Covid-19 yang dikembangkan dari vektor virus flu, adenovirus simpanse.
Vaksin AstraZeneca pertama kali masuk ke Indonesia pada Maret 2021 lalu, setelah mengantongi izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM.
Seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (23/6/2021), vaksin AstraZeneca ini efektif dalam menekan risiko rawat inap yang disebabkan oleh infeksi varian Delta.
Dilansir dari Nature, studi yang dilakukan peneliti di Public Health England (PHE), menunjukkan bahwa dosis tunggal vaksin AstraZeneca dapat mengurangi risiko seseorang mengembangkan gejala Covid-19 dari infeksi varian Delta hingga 33 persen.
Selain efektif terhadap varian Delta, efikasi vaksin Covid-19 yang juga digunakan di Indonesia ini terhadap varian Alpha, dengan satu dosis vaksin AstraZeneca tersebut dapat memberikan perlindungan hingga 50 persen.
2. Vaksin Sinovac
Vaksin CoronaVac yang dikembangkan Sinovac Biotech dari China, adalah vaksin Covid-19 pertama yang digunakan di Indonesia.
Sejak awal tahun kedua pandemi Virus Corona, vaksin Sinovac telah diberikan kepada sejumlah tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Namun, di pertengahan tahun 2021, lonjakan kasus Covid-19 yang diakibatkan penyebaran varian Delta, telah menyebabkan kekhawatiran akan kemanjuran vaksin Sinovac dalam melawan varian Virus Corona ini.
Hingga kini, belum ada studi atau laporan mengenai efektivitas vaksin Sinovac terhadap varian Delta yang sangat menular saat ini.
Kendati demikian, WHO mengatakan bahwa vaksin Sinovac tetap efektif dalam mencegah Covid-19 yang parah.
Vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech China berkhasiat dalam mencegah Covid-19 pada orang dewasa di bawah 60 tahun.
Akan tetapi, beberapa data berkualitas tentang risiko efek samping yang serius masih kurang, menurut temuan para pakar WHO, dikutip dari Al Jazeera, Senin (19/7/2021).
Para ahli independen di Kelompok Ahli Penasihat Strategis (SAGE) WHO meninjau suntikan CoronaVac Sinovac dari uji klinis fase 3 di China, Brasil, Indonesia, Turki, dan Chili.
Penilaian itu dilakukan tak lama setelah para ahli WHO SAGE menyuarakan "kepercayaan yang sangat rendah" pada data yang diberikan oleh pembuat obat milik negara China Sinopharm tentang vaksin Covid-19 mengenai risiko efek samping yang serius pada beberapa pasien.
Akan tetapi, para pakar ini memiliki keyakinan penuh pada kemampuan vaksin Sinovac dalam mencegah penyakit tersebut, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh kantor berita Reuters.
“Kami sangat yakin bahwa 2 dosis CoronaVac berkhasiat mencegah PCR terkonfirmasi Covid-19 pada orang dewasa (18-59 tahun),” kata SAGE dalam penilaian yang diposting di situs web WHO.
3. Vaksin Sinopharm
Vaksin China lainnya yang digunakan di Indonesia adalah vaksin Sinopharm.
Vaksin Covid-19 ini dibuat dengan teknologi yang serupa vaksin Sinovac, yakni menggunakan metode inactivated virus, atau dari virus SARS-CoV-19 yang dilemahkan.
Vaksin yang dikembangkian Beijing BioInstitute Biological Product ini, mendapat EUA BPOM pada April lalu.
Kendati demikian, vaksin Covid-19 ini pun juga belum melaporkan kemajuran atau efektivitasnya dalam melawan varian Delta.
4. Vaksin Moderna
Vaksin Covid-19 dari Amerika Serikat, Moderna, awal Juli ini telah mengantongi izin penggunaan darurat BPOM sebagai vaksin Covid-19 yang akan digunakan Indonesia.
Vaksin Virus Corona ini dikembangkan dengan teknologi baru, yakni teknologi genetik messenger RNA (mRNA).
Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (15/7/2021) akhir Juni lalu, Moderna mengumumkan vaksin mRNA yang dikembangkannya efektif dalam melawan beberapa varian Virus Corona, termasuk varian Delta.
Bahkan, dalam studinya, peneliti Moderna menemukan vaksin mRNA ini memiliki efek penetralan terhadap semua varian Covid-19 yang telah diuji, seperti varian Delta, Beta, Eta dan Kappa.
5. Vaksin Pfizer
Vaksin Pfizer juga salah satu vaksin mRNA yang akan segera digunakan di Indonesia.
Dijadwalkan vaksin mRNA tersebut akan tiba di Indonesia pada Agustus 2021 ini.
Dilansir dari The New York Times, Kamis (15/7/2021), para peneliti di Inggris melaporkan bahwa pada Mei lalu, dua dosis vaksin Pfizer yang dikembangkan bersama BioNTech, 88 persen efektif melindungi dari gejala Covid-19 varian Delta.
Sebuah studi bulan Juni dari Skotlandia, juga menyimpulkan bahwa vaksin mRNA ini 79 persen efektif melawan varian Delta tersebut.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan pada 5 Juli lalu, bahwa efektivitas vaksin Pfizer turun dari sekitar 95 persen menjadi 64 persen terhadap semua infeksi Virus Corona.
Pada Mei lalu, efektivitas vaksin Covid-19 mRNA tersebut cukup tinggi, namun kemudian menurun setelah varian Delta menanjak hingga hampir mendominasi seluruh kasus Covid-19 di Israel.
Para ahli vaksin mengatakan bahwa sulit untuk sebuah penelitian dalam menentukan efektivitas vaksin Covid-19 secara akurat.
Dalam studi baru yang dilakukan belum lama ini terhadap vaksin Covid-19 Pfizer yang segera digunakan di Indonesia ini, menunjukkan perlunya dosis booster atau suntikan penguat, agar efektif lawan varian Delta.
Baca juga: Selain Singapura, Ternyata Vaksin Sinovac Telah Digunakan di Puluhan Negara Termasuk Indonesia
Penelitan Baru Terhadap Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac disebut mampu mengurangi risiko penularan Covid-19 sebesar 94 persen, 96 persen risiko perawatan, dan 98 persen risiko kematian.
Data ini didasarkan dari kajian cepat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes atas Keefektifan vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19 kepada tenaga kesehatan DKI Jakarta.
Benarkah demikian? Berikut penjelasan dari Kementerian Kesehatan, seperti dilansir dari Kompas.com:
Penjelasan Kemenkes Terkait hal tersebut Kompas.com menghubungi Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi.
Nadia membenarkan hal tersebut, dan ia menjelaskan persentase tersebut didasarkan dari studi pada 13 Januari sampai dengan 18 Maret 2021 lalu pada tenaga kesehatan.
“Studi di 13 Januari sampai dengan 18 Maret 2021 lalu pada tenaga kesehatan ya," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (01/08/2021).
Baca juga: Terbukti Ampuh Cegah Covid-19, Singapura Ikuti Indonesia, Akui Warganya yang Gunakan Vaksin Sinovac
Pihaknya menambahkan hasil tersebut didapatkan dari pengujian mereka yang telah divaksinasi secara lengkap yakni dua kali dosis.
"Jadi yang mendapatkan vaksinasi sinovac dua kali lengkap,” ujar dia.
Pihaknya mengatakan hasil tersebut didasarkan pada perbandingan jumlah orang yang terinfeksi dan belum divaksin, dengan orang yang terinfeksi dan sudah divaksin.
Menurut Nadia, dari orang yang belum divaksin sebanyak 28.055 orang, hasil menunjukkan yang terinfeksi adalah sebanyak 2.431 orang.
Adapun pada orang yang sudah divaksin sebanyak dua kali dosis, dari 91.777 orang yang terinfeksi sebanyak 521 orang.
“Jadi memang efek perlindungan pada orang yang divaksin lebih tinggi,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes Pandji Dhewantara sebelumnya mengatakan vaksin sinovac bisa mencegah 96 persen perawatan, mencegah 98 persen kematian dan penularan sebanyak 94 persen.
Hal ini menunjukkan arti penting dari vaksinasi lengkap.
“Vaksinasi lengkap sangat disarankan karena vaksinasi pemberian dosis pertama itu belum cukup melindungi. Apabila masyarakat sudah menerima vaksinasi penuh atau lengkap itu akan jauh lebih efektif dalam menurunkan risiko Covid-19 baik perawatan maupun kematian," ujar Pandji dikutip dari Kompas.com, 18 Mei 2021 lalu.
Baca juga: Warga Balikpapan Buru Vaksin AstraZeneca, Apa Perbedaannya Dibanding Sinovac
Secara lengkap berikut ini rincian dari penelitian tersebut:
* Efektivitas menurunkan risiko penularan Tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 sebelum divaksin adalah 2.431 dari 28.055 atau 8,66 persen.
* Sedangkan tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 setelah divaksin dosis 1 adalah 657 dari 8.458 atau 7,76 persen.
* Kemudian, tenaga kesehatan terinfeksi Covid-19 setelah divaksin dosis 2 adalah 521 dari 91.777 atau 0,56 persen.
* Efektivitas mencegah perawatan Tenaga kesehatan dirawat karena Covid-19 sebelum divaksin adalah 102 dari 28.055 atau 0,36 persen.
* Sedangkan tenaga kesehatan dirawat karena Covid-19 setelah divaksin dosis 1 adalah 24 dari 8.458 atau 0,20 persen.
* Kemudian, tenaga kesehatan dirawat karena Covid-19 setelah divaksin dosis 2 adalah 7 dari 91.777 atau 0,007 persen.
* Efektivitas mengurangi risiko kematian Tenaga kesehatan meninggal karena Covid-19 sebelum divaksin adalah 17 dari 28.055 atau 0,66 persen.
* Sedangkan tenaga kesehatan meninggal karena Covid-19 setelah divaksin dosis 1 adalah 3 dari 8.458 atau 0,03 persen.
* Kemudian, tenaga kesehatan meninggal karena Covid-19 setelah divaksin dosis 2 adalah 1 dari 91.777 atau 0,001 persen.
Sementara itu, mengutip dari Global Times, Vaksin Sinovac disebut efektif untuk mengatasi varian Delta yang saat ini tengah banyak menyebar.
Yang Guang selaku Chief Business Officer Sinovac Biotech Ltd menyebut, data dari penelitian di Chili menunjukkan bahwa vaksin Sinovac memberikan perlindungan efektif terhadap varian Gamma, adapun kemanjuran vaksin pada varian Delta juga menunjukkan hasil serupa.
Guang mengatakan, mereka tengah menguji vaksin pada varian Delta untuk mengembangkan vaksin khusus bagi varian ini. (*)