Berita Nasional Terkini

Yunarto Wijaya Bocorkan Dibalik Ngototnya Anies Baswedan Gelar Formula E, Maju Kena Mundur Kena

Yunarto Wijaya bocorkan dibalik ngototnya Anies Baswedan belar balap Formula E, maju kena mundur kena

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Facebook Anies Baswedan
Ilustrasi balap Formula E. Yunarto Wijaya ungkap mengapa Anies Baswedan ngotot menyelenggarakan turnamen balap mobil listrik tersebut 

TRIBUNKALTIM.CO - Anies Baswedan masih ngotot untuk menggelar balap Formula E di Jakarta.

Diketahui, ajang balap mobil listrik ini sedianya digelar pertengahan 2020 namun tertunda lantaran pandemi Covid-19.

Padahal, Pemprov DKI disebut-sebut sudah menggelontorkan dana sebesar Rp 1,6 triliun untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Formula E.

Pengamat Politik Yunarto Wijaya pun membongkar mengapa Anies Baswedan masih ngotot mewujudkan Formula E di Jakarta.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021.

Dalam Instruksi itu, Anies Baswedan menyebut Formula E menjadi isu prioritas yang harus dituntaskan di tahun 2022.

Baca juga: Anies Baswedan Pastikan Jakarta Tak Manipulasi Data Covid-19, Angka Kematian Ambil di Lapangan

Yunarto Wijaya menyebut, penyelenggaraan Formula E tak jauh-jauh dari isu menuju Pilpres 2024.

Dilansir dari Kompas.comPengamat Politik Yunarto Wijaya mengatakan instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memprioritaskan penyelenggaraan Formula E di sisa masa jabatan sebagai bentuk panggung besar menuju Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

"Dari kacamata pertama ini bagian dari politik panggung besar Anies menuju 2024," kata Yunarto saat dihubungi melalui telepon, Senin (9/8/2021).

Yunarto Wijaya mengatakan, panggung besar ini sebenarnya sudah terlihat dari kengototan Anies Baswedan menyelenggarakan Formula E sebelum pandemi berlangsung.

Kata Yunarto, perhelatan akbar sudah tak asing lagi bagi tokoh politik yang mengincar sebuah jabatan politik di pemilihan berikutnya.

"Memang biasanya yang ingin maju kepala daerah ataupun pilpres ingin ada sebuah perhelatan besar yang dianggap bisa menjadi legasi dan memang punya gaung di level nasional atau dunia," kata dia.

Namun pilihan Anies Baswedan yang ingin meneruskan perhelatan Formula E dianggap berisiko.

Karena kemungkinan akan terselenggara di tengah pandemi Covid-19 berlangsung.

"Karena dalam kondisi pandemi hal yang sifatnya seremonial bisa dianggap sebagai pemborosan dan tidak terlalu mengena dengan masyarakat," ucap Yunarto Wijaya.

Dari kacamata kedua, Yunarto Wijaya menyebut sikap Anies Baswedan yang ngotot ingin menyelenggarakan karena sudah terlanjur menandatangani perjanjian penyelenggaraan Formula E.

"Karena sudah ada commitment fee yang keluar.

Kalau tidak jadi acaranya itu bisa dianggap bermasalah dalam konteks laporan keuangan dan secara hukum," ujar dia.

Baca juga: Syarat Aturan Terbaru, Anies Baswedan Bebaskan Warga Beraktifitas di Tempat Umum Saat PPKM Level 4

Sehingga Anies Baswedan berpikir kepalang tanggung harus menghentikan ajang yang sudah menyetorkan Rp 1,6 triliun ke pihak penyelenggara Formula E.

"Maju kena mundur kena, tapi dia (Anies) lihat sekalian saja digunakan sebagai panggung besar," tutur Yunarto.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021.

Dalam Instruksi itu, Anies Baswedan menyebut Formula E menjadi isu prioritas yang harus dituntaskan di tahun 2022.

"Formula E target keluaran terselenggara lomba Formula E, target waktu Juni 2022," tulis Anies Baswedan.

Pemprov DKI Jakarta sebelumnya berencana melangsungkan perlombaan adu cepat mobil listrik Formula E di DKI Jakarta sejak 2020 lalu.

Namun penyelenggaraan dibatalkan dua seri yaitu seri balap 2020 dan 2021 dan dijadwalkan ulang.

Pemprov DKI Jakarta beralasan, ajang Formula E dibatalkan karena pandemi Covid-19 sedang merebak.

Sudah Gelontorkan Rp 1,6 triliun

Dilansir dari Kompas.com, Federasi Otomotif Internasional (FIA) sebagai penyelenggara Formula E resmi mengumumkan jadwal sementara musim balap 2022.

Dalam jadwal itu, tidak ada nama DKI Jakarta sebagai salah satu kota yang menyelenggarakan balap mobil listrik itu.
Karena nama Jakarta tak tercantum dalam jadwal sementara, ajang balap yang diimpikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu terancam batal untuk ketiga kalinya sejak direncanakan terselenggara pada musim balap 2020.

Muncul suara dari anggota legislatif DKI Jakarta agar Pemprov DKI menarik kembali uang yang sudah dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk event balap yang tak jelas kapan terselenggara itu.

Sebab, saat ini Jakarta membutuhkan uang untuk penanganan Covid-19 yang masih menunjukkan tren penularan yang tinggi.

Pos anggaran untuk penyelenggaraan Formula E yang dibebankan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta pun tak main-main jumlahnya.

Sejak 2020, Pemprov DKI sudah menyetor uang senilai Rp 360 miliar ke pihak penyelenggara untuk commitment fee dan biaya sosialisasi Rp 600 juta.

Pendanaan lainnya senilai Rp 934 miliar digunakan untuk pembayaran asuransi penyelenggaraan Formula E.

Baca juga: Terjawab, Jadwal Terbaru Formula E Jakarta, Program Andalan Anies Baswedan di Monas Tak Dibatalkan

Semua beban anggaran tersebut diajukan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov DKI Jakarta.

Namun, rincian anggaran penyelenggaran Formula E tidak sampai di situ, Pemprov DKI juga mengajukan anggaran ajang balap listrik itu melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo senilai Rp 306 miliar.

Total keseluruhan mencapai Rp 1,6 triliun. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved