Virus Corona di Tarakan
Faskes Pemerintah di Tarakan Tidak Bisa Buka Layanan Vaksinasi Gotong Royong
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr. Devi Ika Indriarti membeberkan vaksinasi gotong royong sudah mulai dilakukan
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tarakan, dr Devi Ika Indriarti membeberkan vaksinasi gotong royong sudah mulai dilakukan.
Seperti yang diterapkan di Pulau Jawa. Ia menyebutkan seperti Kimia Farma sudah membuka vaksinasi gotong royong atau yang dikenal vaksinasi berbayar.
Ia melanjutkan di Kota Tarakan, untuk vaksinasi gotong royong biasanya digelar swasta dan bukan instansi pemerintahan.
Ia juga menyebutkan sudah ada instansi yang bersedia membuka layanan vaksinasi gotong royong.
“Kalau di kami, Tarakan memang ada yang sudah mengajukan yaitu RS Pertamina dan Kimia Farma itu klinik Kimia Farma,” beber dr. Devi.
Baca juga: Vaksinasi Moderna Digelar Perdana di RSUD Tarakan, Sasar 1.400 Nakes
Ia melanjutkan, adapun harganya diseragamkan seperti harga yang dipatok di pusat.
“Harga vaksin dan suntiknya Rp 400 ribu sekian, jadi kalau sampai dosis kedua berarti Rp 800 ribuan,” bebernya.
Lantas siapa saja sasaran vaksin gotong royong ini? Dijelaskan dr. Devi, saat ini vaksinasi masyarakat umum berjalan.
Hanya saja ada masyarakat yang tidak sabar ingin divaksin mungkin untuk kebutuhan tertentu.
“Sehingga vaksinasi gotong royong ini untuk melayani masyarakat yang ingin segera divaksin yang tidak sabar. Saat ini padahal vaksinasi gratis masih berjalan. Tapi harus sabar karena kita menunggu alokasi,” ujarnya.
Baca juga: PPKM Level 4 Tarakan Diperpanjang, Walikota Tegaskan Tidak Ada Acara Kumpul-kumpul
Ia melanjutkan kondisinya saat ini banyak yang sudah antre mendaftar. Namun belum juga kunjung dipanggil.
“Tentu setiap faskes lihat mana diprirotaskan. Apalagi usia lansia. 50 tahun ke atas baru lainnya,” beber dr. Devi lagi.
Ia melanjutkan, disampaikan juga jika ada penyakit penyerta. “Pasti ditanyakan. Biasanya itu yang kita lihat prioritas. Karena alokasi vaksin yang sedikit maka harus disesuaikan,” bebernya.
Lebih lanjut menyoal vaksin gotong royong ini bukanlah nama vaksin. Vaksin yang digunakan jenis sinovharm.
Baca juga: Pemkot Tarakan Siapkan Isoter, Kapasitas Hanya untuk 100 Orang
“Aturan vaksin gotong royong. langsug didrop ke mereka. Kalau faskes minta atau ajukan mau layani vaksin gotong royong, maka dia gak boleh lagi buka layanan vaksin program, dia harus memilih,” tegasnya.
Alasannya dikhawatirkan mereka faskes yang membuka layanan vaksin berbayar dan juga melayani vaksinasi program yang gratis menimbulkan persepsi di kalangan masyarakat adanya penyalahgunaan.
“Sehingga harus milih satu. Faskes pemerintah gak bisa buka layanan vaksin gotong royong,” jelasnya. (*)