Berita Kubar Terkini
Dugaan Pencemaran Sungai Kedang Pahu, DLH Kubar Segera Beber Hasil Uji Lab Sample Air
Pengambilan sample air Sungai Kedang Pahu yang diduga tercemar oleh limbah perusahaan telah diambil oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup
Penulis: Zainul | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Pengambilan sample air Sungai Kedang Pahu yang diduga tercemar oleh limbah perusahaan telah diambil oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Kutai Barat (DLH Kubar) beberapa waktu lalu.
Meski demikian, hingga saat ini DLH Kutai Barat belum membeberkan hasil pemeriksaan sample sungai yang menjadi bagian sumber kebutuhan air oleh warga sekitar Kecamatan Damai itu.
Sehingga penyebab, maupun sumber kekeruhan di Sungai Kedang Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur itu belum diketahui secara jelas.
Dari penjelasan pihak DLH Kutai Barat, terkait proses pengumpulan data serta pengambilan sampel air di Sungai Kedang Pahu maupun anak sungai di wilayah sekitar Kecamatan Damai telah dilakukan sesui SOP.
Baca juga: Air Sungai Kedang Pahu Kembali Meluap, Warga Diminta Waspada
Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kubar, Makkulau, menjelaskan kepada TribunKaltim.co pada Jumat (13/8/2021).
Dia menyatakan, pihaknya sudah melakukan penelusuran lapangan sejak pertama kali menerima laporan tanggal 28 Juli lalu.
Laporan itu pertama kali disampaikan camat Damai. DLH kemudian menugaskan sejumlah staf ke lapangan selama 3 hari untuk mengambil sampel air. Bahkan menurutnya hari pertama tim DLH bersama aparat Kecamatan Damai serta kepala Desa Nyahing, menelusuri hulu Sungai Kedang Pahu.
“Kalau pencemaran di sungai berarti kan penyebabnya di arah hulu kita menelusurinya.
Dan ternyata diketahui bahwa sumber pencemar itu berada dari Sungai Nyahing bukan lagi Sungai Nyuatan,” ungkapnya.
Baca juga: Sungai Kedang Pahu di Kubar Diduga Tercemar Limbah, Warga Diimbau Tak Mengonsumsinya
Selanjutnya hari kedua itu menyusuri Sungai Nyahing dengan kondisi banyak buaya.
"Jadi dalam hari itu kami hanya bisa memploting karena Sungai Nyahing ini pada tempat-tempat tertentu, nggak bisa dilalui alat transportasi ces atau ketinting," jelasnya.
Dari hasil ploting itu, kata Makkulau, tim DLH Kutai Barat menemukan di lokasi sungai Kedang Pahu maupun Sungai Nyahing ada beberapa kegiatan usaha seperti tambang batu bara, perkebunan kelapa sawit maupun perusahaan kayu.
Kemudian hari ketiga, ternyata menemukan di anak Sungai Nyahing ini ada lagi anak sungai yang dijelajahi.
Kemudian di dalamnya ada lagi anak sungai yang tidak bisa lagi dilalui ces. "Akhirnya kita jalan sekitar 2 jam tapi sudah sore kita pulang," jelasnya.
Hasil ploting dan analisa itu akhirnya ditemukan lagi 4 perusahaan yang melakukan kegiatan usaha. Hanya saja kondisi air Sungai Kedang Pahu yang sebelumnya keruh mulai nampak normal tiga hari kemudian.