Berita Nasional Terkini
Digusur Era Ahok, Kini Anies Baswedan Resmikan Kampung Susun Akuarium, Cek Fasilitas dan Konsepnya
Digusur era Ahok, kini Anies Baswedan resmikan Kampung Susun Akuarium, cek fasilitas dan konsepnya
TRIBUNKALTIM.CO - Akhirnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan kembali berdirinya Kampung Akuarium.
Pada 2016 lalu, Gubernur DKI sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memutuskan menggusur Kampung Akuarium.
Alasannya, untuk membangun sheetpile sebagai pencegahan banjir rob di Jakarta Utara.
Belakangan saat proses pengerukan sheetpile ditemukan benteng peninggalan Belanda di Kampung Akuarium.
Alhasil, Ahok pun ingin melestarikan cagar budaya benteng Belanda tersebut.
Dan Ahok akhirnya ingin merelokasi warga dari daerah cagar budaya tersebut.
Namun, di era Anies Baswedan, semua berubah.
Baca juga: Pidato 17 Agustus Anies Baswedan, Jakarta Sudah Laksanakan Cita-Cita Kemerdekaan Indonesia
Dilansir dari Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Kampung Akuarium Selasa (17/8/2021) kemarin.
Membangun kampung susun yang sebelumnya digusur untuk pembangunan tanggul laut itu merupakan salah satu janji kampanye Anies saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu.
Kampung Akuarium yang diresmikan Anies Baswedan merupakan pembangunan tahap pertama.
Dilansir dari akun instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta, berikut adalah fasilitas yang diberikan dalam bangunan Kampung Akuarium Tahap 1:
- Terdiri dari 2 blok dan 5 lantai
- Terdapat 107 hunian dengan tipe 36 (1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan ruang keluarga)
- Fasilitas pendukung tersedia seperti tiga lokasi usaha dan satu galeri yang menampilkan dokumentasi peninggalan cagar budaya di kawasan Kampung Akuarium.
Sedangkan konsep yang diusung dalam pembangunan Kampung Akuarium tersebut didesain split level untuk ruang interaksi antarpenghuni.
Material yang digunakan juga disebut memperkuat identitas kampung itu sendiri dengan bentuk meruncing dan warna atap merah.
Warna dinding juga dipilih berwarna putih dengan alasan menyesuaikan kawasan heritage setempat.
Kronologi Kampung Akuarium
Kampung Akuarium digusur pada 11 April 2016 saat Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ahok menggusur untuk membangun sheetpile di area rumah-rumah warga yanng sudah dibangun untuk tanggul pencegahan banjir rob di sisi utara Jakarta.
Saat proses pengerukan sheetpile, ditemukan benteng peninggalan zaman belanda yang tenggelam di dekat permukiman.
Ahok kemudian berencana merestorasi benteng tersebut.
"Di sana tuh ada pos penjaga untuk berdiri parjurit, begitu.
(Bentuk) yang asli kan masih ada tetapi ada yang di bawah (tenggelam), termasuk pintu bulatnya.
Nah kita mau balikin," kata Ahok 12 Mei 2016.
Penemuan cagar budaya tersebut membuat kebijakan Kampung Akuarium di era Ahok dibatalkan.
Dan Ahok memilih untuk merelokasi warga.
Namun warga ngotot enggan keluar dari lokasi jagar budaya tersebut.
"Dilihat dong sejarahnya, kapan mereka menjarah.
Itu tanah negara.
Ketika kita buat pasar, dijarah juga, didudukin buat rumah," kata Ahok.
Namun perlawanan warga diamini oleh Gubernur Anies Baswedan yang membangun Kampung Akuarium di atas cagar budaya yang ditemukan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Jakarta Turun, Anies Baswedan Beber Kunci Agar Angka Virus Corona Tak Melonjak Lagi
Pengerjaan awal dimulai pada 2017 dengan melakukan pengosongan lahan.
2018, Anies mulai menata kembali warga yang sempat digusur dengan membangun 90 unit hunian sementara di tempat tersebut.
Tahun berikutnya yaitu 2019, Pemprov DKI mulai melakukan perencanaan Kampung Akuarium yang melibatkan parisipasi masyarakat, tim ahli cagar budaya dan arkeolog.
Berselang setahun, Pemprov DKI Jakarta mulai membangun gedung Kampung Akuarium dan 2021 dua blok Kampung Susun terbangun.
Rencananya di tahun 2022 penyelesaian tiga blok Kampung Akuarium bisa tercapai dan akan dilakukan serah terima 100 persen kepada warga Kampung Akuarium
Diingatkan Jaga Sejarah
DIlansir dari Kompas.com, Ketua Tim Sidang Pemugaran DKI Jakarta Bambang Eryudhawan meminta Pemprov DKI Jakarta tetap menjaga situs cagar budaya di area Kampung Akuarium, Jakarta Utara.
Yudha mempersilakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memenuhi janji politiknya untuk membangun Kampung Akuarium.
Namun, dia mengingatkan Anies Baswedan untuk tetap menjaga situs cagar budaya di sana.
"Rumah itu kan keputusan politis, enggak jadi soal, yang penting aspek cagar budayanya juga bisa terakomodasi, terjaga," ujar Yudha saat dihubungi, Kamis (10/10/2019).
Yudha menuturkan, jumlah rumah yang akan dibangun di Kampung Akuarium cukup banyak, yakni 142 unit.
Dia khawatir situs cagar budaya di sana tergusur karena luas tanah di Kampung Akuarium tidak terlalu besar.
Karena itu, Yudha akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta untuk mencari solusi terbaik.
"Masalahnya ini jumlah unit yang mau dibangun agak terlalu besar.
Ini lagi dihitung-hitung kapasitasnya, kan bagaimana pun juga tanah itu tidak terlalu besar," kata dia.
Menurut Yudha, area situs cagar budaya bisa dijadikan ruang terbuka di perkampungan tersebut nantinya.
Jumlah unit yang akan dibangun juga bisa ditata agar tidak menjadi permukiman kumuh.
"Jadi bagaimana cagar budaya terjaga dan permukiman itu juga bisa tumbuh baik, tidak kumuh lagi," ucap Yudha.
Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI akan membangun kembali Kampung Akuarium pada 2020. Kampung Akuarium itu digusur Pemprov DKI pada 11 April 2016.
Seusai penggusuran, Pemprov DKI menemukan benteng peninggalan zaman Belanda yang tenggelam di dekat permukiman.
Gubernur Anies Baswedan memastikan Pemprov DKI Jakarta akan memerhatikan temuan cagar budaya di Kampung Akuarium saat membangun kawasan tersebut.
Menurut Anies, Kampung Akuarium akan dibangun menjadi kawasan wisata budaya dan sejarah.
"Nanti tempat ini benar-benar menjadi semacam kawasan wisata budaya sejarah, dari mulai Masjid Luar Batang, Pelabuhan Sunda Kelapa, kemudian Kampung Akuarium, terus ke bawah sampai ke Kota Tua," ujar Anies, Rabu (9/10/2019). (*)