Berita Tarakan Terkini
Mantan Dandim 0907 Letkol Infanteri Eko Antoni Titip Tarakan Tempo Doloe untuk Dilestarikan
Komandan Kodim 0907 Tarakan berganti hari ini. Kegiatan sertijab dipimpin langsung Danrem 092 Maharajalila, Brigjend TNI Suratno
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Komandan Kodim 0907 Tarakan berganti hari ini. Kegiatan sertijab dipimpin langsung Danrem 092 Maharajalila, Brigjend TNI Suratno.
Komandan Kodim 0907 Tarakan sebelumnya, Letkol Infanteri Eko Antoni Chandra digantikan oleh Letkol Inf. Reza Fajar Lesmana S.I.P. M.Si.
Dikatakan Letkol Inf Eko Antoni Chandra Lestianto, di masa kepemimpinannya 1,5 tahun bersama-sama Pemkot Tarakan menangani pandemi Covid-19.
Tentu bukanlah suatu pekerjaan mudah. Berbagai inovasi sebagai upaya dan usaha ia lakukan agar bisa membantu menuntaskan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Baca juga: Beri Pesan untuk Dandim Letkol Inf Eko Antoni Chandra Lestianto, Walikota Tarakan Menangis Haru
Di antaranya penggunaan sekat portable bagi penumpang dan ojol. Lanjut alat disinfektan memanfaatkan mesin kendaraan roda dua dan roda empat.
Itu hanya segelintir dari masih banyaknya ide dan inovasi baru yang ia buat selama menjabat sebagai Komandan Kodim 0907 Tarakan.
Dalam sambutannya ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh unsur yang mendukungnya selama ini.
“Terima kasih kepada semua yang selama ini sudah mendukung. Kami akui masih banyak perlu diperbaiki,” ujarnya.
Baca juga: Danrem 092 Maharajalila Pimpin Sertijab Dandim 0907 Tarakan
Ia mengakui, dirinya sudah tiga kali berkunjung ke Tarakan. Pertama di 2008 saat pelatihan PPPRC dan terjun di Kelurahan Karang Harapan saat itu.
Selanjutnya di tahun 2017, saat kegiatan persiapan pembebasan Sandra di Tawi-Tawi.
“Kami juga saat itu datang ke sini dan ketiga, tepat di 25 Januari 2019 kami melaksanakan penugasan di Kota Tarakan dan cukup lama,” ujarnya.
Tepat di kunjungan ketiga tempat ia diberikan tugas sebagai Dandim 0907 Tarakan.
Baca juga: Letkol Inf Reza Fajar Lesmana Resmi Jabat Komandan Kodim 0907 Tarakan yang Baru
Banyak kesan yang ia dapatkan di Kota Tarakan. Kekeluargaan yang begitu luar biasa sehingga banyak kemudahan-kemudahan yang diperoleh pihaknya selama bertugas di Kota Tarakan.
“Kesannya saya melihat masyarakat Tarakan jiwa sosialnya tinggi. Keras dalam memperjuangkan satu hal untuk kepentingan bersama,” ujarnya.
Ia melihat masyarakat Tarakan cukup mampu membedakan mana hak dan kewajiban. Itu hal positif yang ia dapatkan.
Di sisi lain jiwa sosial masyarakat Tarakan juga cukup tinggi. Berkali-kali Tarakan diterpa bencana, masyarakat Tarakan dengan kerelaan hati cepat sigap membetuk posko bantuan.
“Dan ini diperuntukkan bagi mereka yang menjadi korban,” ujarnya.
Dalam hal pandemi, tak terhitung banyak sekali relawan yang ikut sumbangsih dalam hal penanganannya. Apalagi dalam hal pemberian bantuan paket sembako kepada masyarakat melakukan isolasi mandiri.
“Ini suatu hal positif. Persatuan ini menurut saya sangat kuat. Saya sebagai komandan, bukan orang istimewa, kami bersama prajurit kami mengelola situasi di Tarakan tetap kondusif. Kami terima kasih banyak dukungan moril dan materil diberikan kepada kami,” ujarnya.
Sehingga akhirnya ia bisa melakukan berbagai tugas yang memang mungkin bisa dikatakan tidak masuk akal namun bisa dijalankan berkat bantuan dan dukungan seluruh elemen masyarakat.
“Tugas berat apapun bisa kami laksanakan. Walaupun secara kualitas masih belum maksimal. Apa yang kami perbuat mungkin tidak bisa menyelesaikan masalah tapi minimal masih bisa membantu,” ujarnya.
Ia melanjutkan di sisi forkompinda baik di jajaran Tarakan dan daerah serta provinsi, benar-benar kompak dan sinergi.
“Saya juga rasanya tidak pantas memberikan pesan kepada masyarakat Tarakan karena saya rasa mereka lebih tahu dan mereka lebih banyak berbuat, menyampaikan pendapatnya. Saya mohon maaf selama saya di sini jika ada tingkah laku, ucapan tidak berkenan mohon dimaafkan,” ungkap Letkol Inf Eko Antoni Chandra Lestianto.
Ia berharap suatu ketika masih bisa diberi kesempatan kembali ke Kaltara, melakukan sosialisasi yang sudah ia anggap Kota Tarakan sebagai rumah kedua baginya.
“Banyak yang saya dapatkan. Baik dari kebinekaan dan solidaritas persatuan,” ujarnya.
Kepada Dandim 0907 Tarakan yang baru saja terpilih lanjutnya, ia sudah berkomunikasi dan memberikan bagaimana atau apa yang bisa dilakukan ke depannya.
“Saya tidak meninggalkan beliau dalam kegamangan bagaimana menghadapi kondisi saat ini. Saya tetap akan berkomunikasi dengan beliau sehingga beliau bisa menyempurnakan apa yang kami lakukan sehingga kualitas akan lebih baik dari yang saya lakukan selama ini,” janjinya.
Termasuk juga ia menitipkan persoalan vaksin dan paket isoman bagi warga yang memang belum selesai pendistribusian dan realisasinya.
“Saya menitipkan kepada beliau. Masalah sinergitas dengan teman-teman Dinkes. Sehingga insya Allah Dandim yang baru ini saya yakin dan percaya beliau punya startegi mantap untuk menangani pandemi ini,” ujarnya.
Ia melanjutkan, saat ini angka kasus sudah mulai terlihat menurun. Ini semua berkat ketertiban masyarakat yang menerapakn protokol kesehatan. “Saya membuka komunikasi dengan seluruh masyarakat Tarakan apabila ingin berkomunikasi dengan saya saya terbuka. Komunikasi bisa menjali silaturahmi yang baik,” ujarnya.
Tak lupa ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh insan media yang ikut membantu dirinya dalam hal edukasi dan informasi kepada masyarakat.
“Apa yang teman-teman lakukan sangat berarti kepada saya. Selama berkomunikasi dengan rekan-rekan semua, insyaAllah semua bisa sampai kepada masyarakat dengan baik. Saya berpesan agar tetap media, cerdaskan masyarakat Tarakan dengan informasi yang memberikan wawasan karena media salah satu kunci stabilitas sebuah wilayah,” ujarnya.
Adapun tugas baru yamg diemban dirinya menanti di depan mata. Tugas yang lebih berat tentunya.
“Saya bertugas di Mabes Angkatan Darat. Mengkaji dan menganalisa kebijakan pimpinan untuk diberikan kepada satuan-satuan di TNI AD,” ujarnya.
Dengan tugas baru sebagai Pabandya – 2/Latsat Spaban III/BIN Proglatsi Slatad Mabes TNI AD di Jakarta, tentu memerlukan effort pemikiran yang sangat keras untuk menjadikan organisasi ini sebagai organisasi Angkatan Darat kelas dunia atau World AD Class.
“Itu angan-angan saya pada saat sudah bertugas nanti di markas besar Angkatan Darat. Saya mohon maaf jika selama bersama-sama ada yang kurang berkenan,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, terakhir ia menitipkan Komunitas Tarakan Tempo Doloe (TTD) yang menajdi wadah sumber informasi lintasan sejarah Kota Tarakan.
“Kita bisa mengetahui bagaimana Kota Tarakan dulu. Ini kota sangat sentral. Sampai direbut sekutu oleh Jepang dan sisa-sisa situsnya masih ada. Maka kami buatkan lintasan sejarahnya di Komunitas TTD,” ujar Letkol Inf. Eko Antoni Chandra.
Diharapkan bisa mengenal apa itu Kota Tarakan dan bagaimana Kota Tarakan di masa-masa Perang Dunia II. Tarakan sendiri lanjutnya merupakan salah satu wilayah rebutan antara Jepang dan sekutu yang dipimpin Amerika pada saat itu ditugaskan tantara-tentara Australia.
“Di belakang itu ada makam para tantara Australia yang sudah dipindahkan ke Sandakan. Kami mohon bisa dilestarikan untuk anak kita, generasi penerus kita bahwa Tarakan ini sebetulnya kota yang bersejarah dan perlu dilestarikan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, dengan lintasan ini diharapkan tidak memutus informasi yang pernah terjadi dalam sejarah Kota Tarakan.
“Besok kami akan langsung menuju tempat tugas yang baru. Kami mohon doa restu agar diberikan keselamatan dan dapat jalankan tugas kami sebagaimana mestinya sehingga organisasi Angkatan Darat (AD) minimal ada sedikit yang bisa saya sumbangsihkan,” urai Letkol Inf Eko Antoni Chandra Lestianto. (*)