Aplikasi

Pakar Sayangkan Kebocoran Data di Aplikasi e-HAC, Sebut Mencoreng Indonesia di Mata Dunia

Kebocoran data di aplikasi e-HAC sangat disayangkan pakar keamanan siber Alfons Tanujaya. Menurutnya, kebocoran data eHAC ini mencoreng nama Indonesia

Editor: Ikbal Nurkarim
https://play.google.com/
Ilustrasi aplikasi e-HAC. Aplikasi e-HAC milik Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) diduga bocor, daftar data 1,3 juta pengguna yang terungkap, termasuk data penumpang. 

TRIBUNKALTIM.CO - Aplikasi e-HAC milik Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) diduga bocor sehingga data 1,3 juta pengguna terungkap.

Data yang terungkap dari aplikasi e-HAC yang diduga bocor tersebut, di dalamnya ada termasuk data penumpang.

Kebocoran data di aplikasi e-HAC ini awalnya diungkap peneliti keamanan siber dari VPNMentor pada 15 Juli lalu.

Diperkirakan ada data 1,3 juta pengguna e-HAC yang terdampak kebocoran data seperti diunggah dalam blog resmi VPNMentor.

Baca juga: Aplikasi e-HAC Milik Kemenkes Diduga Bocor, Daftar Data 1,3 Juta Pengguna yang Terungkap

Dilansir dari Kompas.com, ukuran data dari aplikasi e-HAC yang bocor tersebut kurang lebih mencapai 2 GB.

Pengembang e-HAC disebut menggunakan database Elasticsearch yang kurang aman untuk menyimpan data.

Kebocoran data di aplikasi e-HAC sangat disayangkan pakar keamanan siber Alfons Tanujaya.

Menurutnya, kebocoran data eHAC ini mencoreng nama Indonesia di mata dunia.

Karena e-HAC sendiri diwajibkan untuk diunggah setiap orang yang masuk ke wilayah Indonesia.

"Kewajiban mengunggah eHAC ini, tentunya Indonesia menyatakan bertanggung jawab dan mampu mengamankan informasi dalam aplikasi tersebut," kata Alfons saat dihubungi Tribunnews, Kamis (2/9/2021).

Ia juga menilai, ini menjadi catatan merah bagi tim Informasi dan Teknologi (IT) Kementerian Kesehatan terkait adanya dugaan kebocoran data eHAC ini.

Baca juga: Tak Perlu Aplikasi Tambahan, Cara Buat Font Unik di WhatsApp, Facebook & Instagram, Coba 3 Web Ini

"Informasi yang ada pada eHAC merupakan data base, yang artinya harus diamankan dan ini merupakan data yang penting serta harus dilindungi," kata Alfons.

Sebelumnya dikabarkan bahwa sebanyak 1,3 juta data yang ada di aplikasi eHAC diduga bocor.

Kebocoran tersebut ditemukan peneliti vpnMentor Noam Rotem dan Ran Locar.

Selanjutnya vpnMentor pun melaporkan hal tersebut, dan ditindaklanjuti oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved