Wawancara Eksklusif
WAWANCARA EKSKLUSIF: Tegas soal PPKM, Walikota Bontang Basri Rase: Langgar Prokes tak Dapat Insentif
Jajunya penyebaran varian Delta Covid-19 menghantarkan Bontang menjadi salah satu daerah di Kaltim yang masuk daftar zona darurat
Penulis: Ismail Usman | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah Kota Bontang berhasil menekan laju penyebaran Covid-19 yang belakangan meningkat tajam. Lajunya penyebaran disinyalir, virus Covid-19 varian Delta telah menyebar luas di Kota Bontang.
Bukti penyebaran ini diperkuat adanya tiga sampel pasien Covid-19 di Bontang, yang terkonfirmasi positif varian Delta setalah melalui pemeriksaan laboratorium Tim Satgas Pusat.
Akibatnya dalam waktu singkat, peta zona di seluruh wilayah yang sebelumnya hijau sekita beubah menjadi zona merah. Bahkan lajunya penyebaran ini pun menghantarkan Bontang menjadi salah satu daerah di Kaltim yang masuk daftar zona darurat Covid-19.
“Varian Delta masuk dan cepat meledak di Bontang. Yang pertama itu virus varian delta ini masuk dari lingkungan perusahaan berlokasi di Kelurahan Guntung, Belimbing, Lok Tuan,” kata Walikota Bontang Basri Rase dalam Talkshow Virtual Tribun Kaltim VIP Room dengan tema Adu Strategi Bontang Tangani PPKM, Rabu (1/9/2021).
Status kedaruratan akhirnya membuat Tim Satgas Covid-19 yang dikomandai, Walikota Bontang Basri Rase, terpaksa mengambil langkah taktis, dengan memberlakukan PPKM Level 4 sesuai instruksi Kemendagri.
Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati KTT Ibrahim Ali, Harus Lari Kencang Kalau tak Bisa Silakan Istirahat
Di tangan Basri Rase, kondisi darurat Covid-19 ini pun perlahan berangsur baik.Terbukti, Basri Rase terbilang berhasil menurunkan Bontang ke status PPKM Level 3.
Lalu bagaimana strategi Basri Rase selaku ketua Satgas Covid-19 yang mampu menurunkan status PPKM Level 3? Berikut petikan wawancara eksklusif Wakil Pemimpin Umum Tribun Kaltim, Ade Mayasanto bersama Basri Rase.
Ada apa di Bontang pada bulan mei saat lebaran, kasus Covid-19 tiba-tiba melejit dan Bontang masuk dalam daftar zona merah di Kalimantan Timur?
Pada bulan Mei lalu itu saya baru dilantik sebagai Wali Kota Bontang, tepatnya pada 26 April. Waktu itu kasus Covid-19 di Bontang memang sangat tinggi. Bahkan sampai ditetapkan oleh Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) zona darurat.
Itu karena kita lengah dalam pelaksanaan prokes, dimana waktu itu Bontang zona hijau. Waktu itu juga Kota Bontang menggelar pelaksanaan kegiatan akbar MTQ Provinsi Kaltim. Tetapi setelah kegiatan selesai kasus tetap melandai, sehingga kita masih menganggap aman dan segala aktivitas pun masih belum dibatasi secara ketat sebelum kasus tiba-tiba melejit.
Mungkin, saat itu adalah pelajaran bagi kita, karena tingkat mobiltas masyarakat saat itu sangat tinggi. Baik dari perusahaan, kelompok masyarakat, termasuk pemerintah.
Karena Bontang ini adalah kota yang berbasis industri besar, sehingga banyak perusahaan saat itu harus melaksanakan berbagai kegiatan maintenance atau biasa disebut Turn Around (TA) atau Shutdown.
Kegiatan ini tentu melibatkan banyak pekerja dengan waktu sangat singkat. Misalnya yang pabrik perusahaan yang begitu besar harus menyelesaikan pekerjaan dalam target 22 hari kerja. Karena ini menyangkut produksi dan perbaikan pabrik.
Pekerjaan pun dilakukan 24 jam, dan melibatkan pekerja dari pulau jawa yang dinilai ahli. Karena Bontang tak banyak memiliki pekerja yang ahli dibidang ini. Walaupun kita tau kalau di pulau jawa itu telah muncul virus varian delta yang kita tahu penyebarannya sangat cepat dan lebih berbahaya.
Nah ternyata betul. Virus varian delta masuk dan cepat meledak di Bontang. Yang pertama itu virus varian delta ini masuk dari lingkungan perusahaan berlokasi di Kelurahan Guntung, Belimbing, Lok Tuan. Semua wilayah di area perusahaan pasti tingkat penyebaran kasusnya lebih tinggi dibanding kelurahan lainnya.
Akhirnya, waktu itu kita langsung siaga, karena kondisi kasus tiba-tiba dinyatakan darurat Covid-19. Kita pun langsung ambil langkah cepat dan sedikit lebih keras dalam mendisiplinkan protokol kesehatan (Prokes) terhadap masyarakat.
Masyarakat juga sempat kaget karena kita langsung melakukan penyekatan, baik di perbatasan masuk Kota Bontang maupun penyekatan jalan di dalam kota. Karena kita liat waktu itu, tingkat mobilitas masih sangat tinggi.
Selama proses upaya mengendalikan Covid-19, juga perlu saya apresiasi kerja para Tim termasuk Forkopimda Kota Bontang yang terus mendukung apa yang kami lakukan. Bahkan seperti Kapolres Bontang dan Dandim 0908 ikut terjun langsung kelapangan.
Tim pengamanan prokes dan saya pun rutin melakukan patroli setiap malam sekaligus memberikan penguatan atau semangat kepada petugas yang berjaga di Pos penyekatan maupun para tenaga kesehatan yang bertugas di lima Rumah Sakit di Bontang.
Bahkan saya sama Dandim 0908 dan Kapolres masuk ke ruang UGD dan ICU untuk memberikan semangat dan mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan keinginan para petugas kesehatan.
Dengan begitu, kami lebih sigap melakukan penangan untuk menyiapkan fasilitas yang menjadi prioritas untuk penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit. Misalnya saat beberapa daerah lain tengah kesulitan mendapat tabung oksigen.
Kami sudah jauh hari sebelumnya telah menyiapkan banyak tabung oksigen. Bahkan kesiapan kami jauh lebih dulu sebelum kami terima surat instruksi Kemendagri, terkait himbauan untuk kesiapan oksigen di daerah.
Termasuk safe house bagi pasien Covid-19 pun telah kami siapkan jauh hari sebelum instruksi kemendagri diterima Pemkot Bontang. Begitu pun beberapa fasilitas penunjang lainnya.
Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF Kepala BNNP Kaltim, Brigjen Pol Wisnu Andayana: Provinsi Tujuan Wisata Narkoba
Pak Wali aturan ketat ini apakah langsung diamini masyarakat atau gimana?
Tidak semua aturan ini langsung diterima masyarakat. Ada juga masyarakat yang menolak. Karena disatu sisi kita ingin mengendalikan Corona ini. Namun di lain sisi masyarakat juga menuntut pemulihan ekonomi.
Inilah yang jadi tantangan buat kami. Kami mencoba membangun sinergitas dengan melaksanakan sosialisasi dengan melibatkan tokoh agama, masyarakat, ormas, mahasiswa, dan beberapa kelompok lainnya.
Contohnya saat kami membatasi pelaksanaan ibadah. Banyak masyarakat yang masih abai terhadap aturan. Keterlibatan tokoh agama ini bisa menegur langsung pengurus rumah ibadah. Dan kami juga komitmen dengan mereka jika aturan ini dilanggar maka pemerintah tidak akan memberi bantuan untuk pembangunan.
Bahkan saya minta ke Kemenag untuk mendata mesjid yang pengurusnya masih ngeyel. Bukan hanya tidak diberikan bantuan pembangunan, saya juga tidak akan mencairkan uang insentif bagi pemuka agama jika tidak patuh terhadap aturan.
Selain itu, kami juga melibatkan ormas agar ikut membantu melakukan pengawasan terkait disiplin prokes. Saya juga pernah mengumpulkan semua media dan meminta agar menyajikan berita yang menyejukkan dan tidak provokatif terkait aturan PPKM yang tak populis di masyarakat.
Sebab pemerintah dan media harus bersinergi menyelamatkan negara ini dari Covid-19. Termasuk adik-adik mahasiswa juga yang punya rencana melakukan demonstrasi penolakan aturan PPKM, juga saya tahan dan memberikan pemahaman ke mereka.
Selain itu saya juga minta mereka untuk terlibat langsung membantu pemerintah menangani persoalan Covid-19 ini.
Yang jelas semua orang yang kontra terhadap aturan PPKM, kita datangi dan memberikan pemahaman dan edukasi. Para buruh di Pelabuhan Lok Tuan juga kami datangi untuk minta mereka divaksin agar tidak rentan terpapar lantaran banyak mobilitas masyarat dari luar di Pelabuhan.
Para petinggi perusahaan juga saya datangi minta bantuan untuk menyalurkan fasilitas seperti oksigen dan bantuan sembako ke masyarakat.
Kemarin tanggal 19 Agustus pak Wali mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo lantaran dinilai capaian vaksinasi di Bontang cukup tinggi. Bagaimana Pak Wali Bisa meyakinkan masyarakat terhadap pentingnya ikut vaksin?
Ini berkat para tokoh agama, mahasiswa, pemuda dan ormas yang membantu pemerintah menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya ikut vaksin.
Saat ini justru pemerintah yang khawalahan karena jatah vaksin kita terbatas dan tak sebanding dengan besarnya antusias masyarakat.
Termasuk peran media yang menginformasi soal ajakan ikut vaksin juga sangat membantu. Saya diapresiasi Presiden karena saya infokan seluruh vaksin yang disalurkan langsung kita habiskan. Karena antusias masyarakat besar.
Bahkan saya juga laporkan jika Bontang ini kota industri.
Sehingga perlu menambah jatah vaksin. Karena jangan sampai ada klaster pabrik. Jadi harus diperhatikan. Karena ketakutannya kalau terjadi outbreak di sini tentu akan berdampak ke daerah lain. Karena bagaimana pun produksi pupuk PKT ini menopang 3/4 kebutuhan nasional.
Pak Wali mungkin jelaskan terkait soal vaksin anak, banyak kekhawatiran orangtua terkait rencana PTM ini ?
Soal PTM, saya sudah laporkan berkali-kali ke presiden terkait keputusan saya tidak menggelar PTM, meski telah mendapat lampu hijau dari instruksi Kemendagri mengenai aturan di PPKM Level 3.
Karena saya tidak ingin ambil risiko. Sebab tidak semua guru telah mendapat vaksin tahap kedua. Kemudian vaksinasi anak baru saja di mulai dilakukan. Dan yang terakhir tidak semua sekolah sudah siap menggelar PTM.
Kenapa? Karena sekolah kalau gelar PTM harus mengatur skema jarak bangku sesuai prokes. Serta menyiapkan fasilitas penunjang Prokes lainnya. Seperi masker dan tempat cuci tangan.
Saya juga telah koordinasikan ke semua sekolah kalau kesehatan ini sangat penting. Setelah, nanti saya putuskan sekolah yang ingin gelar PTM silakan harus mengajukan ketentuan syarat. Yakni seluruh siswa dan guru telah mendapat vaksin kedua.
Apa pesan Pak Basri kepada masyarakat soal Covid-19?
Covid-19 ini ada dan nyata, semua bisa terpapar. Makanya saya imbau agar kita semua ikut melawan covid ini. Ada sebuah istilah bahwa kita boleh lelah tapi jangan menyerah. Termasuk masukan dari Kapolres, bahwa di mana ada ke inginan maka di situ ada jalan.
Pesan inilah yang selalu menjadi penguat buat saya. Bahkan pesan ini saya selalu sampaikan ke Tim satgas agar bisa menjadi motivasi saat menjalankan tugas di lapangan. Saya juga minta masyarakat maupun tim agar kita semua harus yakin, jika covid-19 ini akan segara berakhir.
Saya juga berterimakasih semua unsur pimpinan perusahaan, mahasiswa, tokoh agama, ormas dan beberapa kelompok lain. Karena tanpa kalian semua, kita tim satgas juga tak bisa berbuat apa-apa. Terima kasih. (Ismail Usman)