Berita Berau Terkini
Sejumlah Klinik Swasta di Berau Tak Laporkan Data Limbah Medis Covid-19, Jadi Masalah Sejak 2020
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, mengakui masih ada beberapa klinik swasta yang tidak melaporkan jumlah limbah medis khusus Covid-1
Penulis: Renata Andini Pengesti |
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, mengakui masih ada beberapa klinik swasta yang tidak melaporkan jumlah limbah medis khusus Covid-19 per bulannya.
Kepala Seksi Limbah B3 DLHK Berau, Reza mengakui masalah pendataan jumlah limbah secara pasti menjadi permasalahan sejak 2020 lalu.
Namun, tahun ini pendataan jauh lebih baik, sebab Provinsi Kaltim telah membuat satu situs sebagai data terpadu.
“Di tahun 2021 ini jauh lebih gampang memperoleh data ya, walaupun kami masih harus terjun langsung dan membuat teguran ke beberapa Klinik Swasta di sini,” jelasnya kepada TribunKaltim.co, Senin (6/9/2021).
Kendati begitu, limbah medis dari rumah sakit daerah, 21 puskesmas dan beberapa klinik yang dimiliki perusahaan terbilang baik dalam pemberian data limbah medis, di tengah peningkatan pandemi Covid-19.
Baca juga: Sejak Pandemi Covid-19 di Kukar, Limbah Medis Meningkat, Rumah Sakit dan Puskesmas Keluar Anggaran
Sesuai data yang dihimpun DLHK Berau, terjadi peningkatan limbah medis Covid-19 sejak bulan Mei, seiring meningkatnya kasus pandemi Covid-19 di Berau, yakni pada bulan Mei sebanyak 668,9 kilogram (kg), Juni sebanyak 3.143 kg, Juli menurun sebanyak 2.284,8 kg dan kembali meningkat di bulan Agustus sebanyak 5.860,8 kg.
Tetapi Reza menegaskan, angka tersebut belum termasuk dari beberapa data klinik swasta yang belum terhimpun.
Pihaknya sudah beberapa kali memberikan teguran kepada beberapa pihak yang bersangkutan. Dan, seharusnya pemberian teguran juga bekerja sama dengan pihak Dinas Kesehatan.
Sebab, pemberian izin operasional dikeluarkan melalui Dinkes.
“Kalau dari alasan beberapa pihak Swasta kadang kita tidak tahu pasti ya, ada yang mengaku bahwa mereka belum mengetahui harusnya ada pendataan tiap bulannya. Kami juga mengajari mereka bagaimana cara pelaporan,” ungkapnya.
Reza mengakui, pihaknya tidak bisa terus menerus terjun ke lapangan untuk meminta data, selain alasan kekurangan personel, tentu saja adanya alasan keselamatan.
Baca juga: Soal Limbah Medis Covid-19, Limbah Puskesmas di Kukar Dikelola Pihak Ketiga, RS Bisa Kucurkan Dana
Dia menambahkan, dari hasil peninjauan di lapangan, pengelolaan limbah medis sejauh ini di Berau sudah termasuk baik, baik dalam artian penyimpanan dan penempatan limbah sudah sesuai prosedur, sebelum akhirnya limbah diambil oleh mitra ketiga untuk diolah di Balikpapan.
Sejauh ini, Berau tidak memiliki pengelolaan limbah medis secara mandiri, kecuali Rumah Sakit, sebab mereka memiliki incinerator.
Kemudian, yang menjadi pekerjaan rumah bagi mereka, yakni tidak terdeteksinya limbah medis dari pasien isolasi mandiri.
Pihaknya melalui Dinas Kesehatan telah menganggarkan pengangkutan limbah medis pasien isolasi mandiri dengan pengadaan alat.
Lantaran, alat pengangkut limbah medis tidak bisa bercampur dengan alat pengangkut limbah rumah tangga.
“Rencananya akan ada berjalan alat untuk mengambil limbah pasien isoman, sesuai dengan data yang kami terima, khusus di 4 kecamatan terdekat. Masih belum berjalan ya, masih proses tender,” ungkapnya.
Menurut Reza, kendala pengelolaan limbah medis memang masih harus dilalui beberapa kabupaten/kota, tak terkecuali Berau. (*)