Pernik
Gelisah Eksistensi Budaya Suku Dayak Lundayeh, Dorma Kisu Koleksi Kerajinan Tangan Warga Lokal
Gelisah Eksistensi Budaya Suku Dayak Lundayeh, Dorma Kisu Koleksi Kerajinan Tangan Warga Lokal. Ia pun rela meminjam uang hingga Rp 40 juta.
Penulis: Tribun Kaltim |
Bahkan, Dorma Kisu mengaku selama lima tahun dirinya sempat melakukan rekaman enam lagu kuno khas Lundayeh.

Kendati begitu, dia sempat mendapat penolakan dari etnisnya sendiri lantaran ketidakpahaman mereka pada isi lagu tersebut.
Namun, sejak dirinya disiarkan oleh radio swasta dari negeri jiran, Malaysia, tak sedikit warga yang memesan kaset lagu kuno khas Lundayeh itu.
"Ada enam jenis lagu kuno Dayak Lundayeh yang saya sudah sempat rekam di studio. Banyak penolakan dari etnis saya sendiri, mungkin mereka nggak paham isi lagu, karena itu bahasa daerah. Begitu saya disiarkan oleh radio swasta di Malaysia baru banyak yang pesan kasetnya," ucapnya.
Lanjut dia,"Saat ada Iraw di Malinau kami jual 30 buah kaset lagu kuno Lundayeh itu. Satu kaset seharga Rp100 ribu. Setelah itu banyak yang copy sudah lagunya. Kami juga tidak bisa urus hak cipta, karena itu lagu nenek moyang kami," tambahnya.
Dari sanggar tari dan lagu-lagu khas Lundayeh, nenek dua cucu itu beralih mengoleksi pernak-pernik Dayak Lundayeh, baju adat, baju batik, alat musik, dan kerajinan tangan lainnya seperti anyaman tas dan bakul pada tahun 2008. (Penulis: Tribunkaltara.com/Febrianus Felis)