Berita Nasional Terkini
Wapres Maruf Amin Keceplosan Sebut Sosok Panglima TNI Pengganti Hadi, Bandingkan dengan Bocoran PDIP
Wapres Maruf Amin keceplosan sebut sosok Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto, bandingkan dengan bocoran PDIP
TRIBUNKALTIM.CO - Bursa calon Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto kembali menjadi perbincangan.
Diketahui, ada dua nama yang digadang-gadang menjadi orang nomor satu di tubuh Tentara Nasional Indonesia.
Dua nama tersebut yakni Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD) Jenderal Andika Perkasa, dan Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL) Laksamana Yudo Margono.
Terbaru, Wapres Maruf Amin tak sengaja menyebut sosok KSAL sebagai Panglima TNI.
Apa yang disampaikan Maruf Amin ini berbeda dengan yang disampaikan politikus PDIP Effendi Simbolon sebelumnya.
Kala itu, Effendi Simbolon menyebut KSAD Andika Perkasa menjadi calon pengganti Hadi Tjahjanto, dan Pangkostrand Dudung Abdurachman menjadi KSAD.
Baca juga: Calon Panglima TNI Mengerucut 2 Nama: Peluang Jenderal Andika Perkasa Menipis, KSAL Lebih Unggul
Baca juga: TERUNGKAP! INILAH Pengganjal Utama Jenderal Andika Perkasa sebagai Calon Panglima TNI Versi Pengamat
Baca juga: LENGKAP PROFIL Letjen Eko Margiyono, Mantan Pengawal SBY yang Menguat Masuk Bursa Calon Panglima TNI
Hingga saat ini, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) belum menyerahkan nama calon pengganti Hadi Tjahjanto ke DPR RI.
Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul
Wapres Keseleo Lidah Sebut Laksamana Yudo Panglima TNI, Indikasi Kuat Istana Telah Tentukan Nama? Di tengah isu siapa yang bakal menjadi Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi yang segera pensiun, nama Laksamana Yudo Margono tiba-tiba jadi perhatian.
Perwira yang kini menjabat Kepala Staf TNI AL tersebut mendapat perhatian publik setelah Wakil Presiden Ma'ruf Amin keseleo lidah menyebut Yudo sebagai Panglima.
"Hari ini saya hadir di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten untuk mengikuti vaksinasi yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Laut bersama dengan pemerintah daerah. Dan ada Bapak Panglima hadir di sini.
Eh, Bapak KSAL," ujar Ma'ruf dalam sebuah video yang beredar.
Masduki Baidlowi, Juru bicara Wapres, yang hadir dalam acara itu menimpali pernyataan Ma'ruf Amin. "Doa itu, Pak," ujarnya.
Belakangan, Masduki mengklarifikasi bahwa pernyataan Ma'ruf hanya salah ucap biasa dan meminta tak dianggap serius.
Meski demikian, 'salah ucap' Wapres tersebut, oleh banyak pihak, bisa diartikan sebagai indikasi kuat tentang siapa yang bakal dipilih Jokowi menjadi panglima TNI.
Seperti diketahui, masa pensiun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto tinggal menghitung bulan.
Artinya, Presiden Jokowi akan menunjuk perwira tinggi TNI lainnya untuk menjadi suksesor Hadi sebagai Panglima TNI.
Hanya saja, hingga hari ini, DPR RI belum menerima Surat Presiden (Surpres) berisikan calon Panglima TNI selanjutnya.
Kendati demikian, sejumlah nama muncul dan digadang-gadang akan menjadi Panglima TNI selanjutnya.
Ada beberapa nama yang muncul. Namun yang terkuat mengerucut pada KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi memberi tanggapan terkait sosok yang berpeluang menggantikan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.
Nama yang disebut berpeluang menjadi calon Panglima TNI, yaitu Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono.
Lantas, siapa yang paling berpeluang?
Baca juga: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Apresiasi Serbuan Vaksinasi TNI AU di Kalimantan Timur
Khairul Fahmi mengatakan, Andika Perkasa dan Yudo Margono berpeluang menjadi calon Panglima TNI, termasuk Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Ketiganya disebut memiliki kecakapan yang mumpuni dan terbaik di posisinya masing-masing.
"Sebenarnya kepala staf angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, semua sama punya peluang," ujarnya, Sabtu (18/9/2021).
"Karena dari segi kecakapan, para kepala staf ini sangat mumpuni," lanjutnya.
Fahmi berujar, sosok calon Panglima TNI nantinya tergantung dari prioritas dan kebutuhan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Mereka juga mempunyai keunggulan kompetitifnya masing-masing."
"Sehingga, saya kira yang harus ditekankan adalah ke mana arah prioritas dan kebutuhan Presiden."
"Saya kira yang kita harus pahami kebutuhan Presiden tentu saja tidak jauh dari menghadirkan pembantu yang memiliki loyalitas tanpa hambatan," beber pengamat ini.
Ia menilai, pihak lain tak perlu berlomba untuk saling mendukung calon Panglima TNI.
Sebab, pengusulan nama calon Panglima TNI adalah hak dari Presiden Jokowi.
"Ini banyak lomba dukung mendukung baik pada calon yang satu dan calon yang lain."
"Itu membuat tidak sehat, padahal pengusulan calon Panglima TNI ini hak presiden," jelasnya.
Bocoran PDIP
Baru-baru ini, anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, Effendi Simbolon, belum lama ini mengungkapkan kandidat kuat Panglima TNI selanjutnya pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Seperti diketahui, Hadi akan memasuki masa pensiun pada November 2021 nanti.
Terkait pengganti Hadi, Effendi meyakini KSAD Jenderal Andika Perkasa akan menjadi Panglima TNI selanjutnya.
"Insya Allah dalam waktu dekat, Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI," kata Effendi kepada wartawan, Jumat (3/9/2021), dilansir Tribunnews.
Baca juga: Politikus PDIP Bocorkan Calon Pengganti Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Dudung Abdurachman Jadi KSAD
Profil Yudo Margono
Sementara Laksamana TNI Yudo Margono saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal).
Ia lahir di Madiun, Jawa Timur, 26 November 1965 atau saat ini memiliki usia 55 tahun.
Yudo Margono merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-XXXIII/tahun 1988.
Sebelumnya, dia menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I.
Yudo menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut ke-27 sejak tanggal 20 Mei 2020.
Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro berpendapat, Yudo Margono sosok yang layak untuk menduduki kursi Panglima TNI.
Ngasiman Djoyonegoro mengulas, rekam jejak atau track record ini dibuktikan Yudo bahkan jauh sebelum dirinya menjadi Kasal.
Misalnya ketika dia menjabat sebagai Panglima Koarmada 1 (Pangkoarmada 1), Yudo dengan kesigapannya memimpin Satgas Laut dalam SAR pencarian bangkai pesawat Lion Air JT 160 yang jatuh di perairan Laut Jawa pada tahun 2019.
Dengan kesigapan satgas dibawah pimpinannya tak butuh lama untuk menemukan serpihan dan CVR pesawat nahas tersebut.
"Kesuksesan pada saat menjabat Pangkoarmada 1 menghantarkannya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 (Pangkogabwilhan 1)," beber Simon, sapaan akrab Ngasiman.
Sebagai Pangkogabwilhan 1,yang merupakan organisasi baru TNI untuk mengantisipasi tantangan keamanan ke depan, wilayah kewenangannya bukan hanya di laut tetapi meliputi darat, laut dan udara.
Tentunya tantangan dan permasalahan yang dihadapi semakin besar.
Dengan wawasan dan pengalamannya memimpin, Yudo berada posisi terdepan di kisruh perairan Natuna yang diklaim sebagai wilayah China.
Baca juga: Danrem 092/Maharajalila Kalimantan Utara Sambut Kedatangan Panglima TNI dan Kapolri di Tarakan
Berulang kali ia memerintahkan kapal-kapal TNI untuk melakukan penegakan hukum di wilayah yang masuk hak berdaulat Indonesia tersebut.
"Sebagai Pangkogabwilhan 1, ia punya pengalaman membawahi AD, AL dan AU," tutur Simon.
Simon menjelaskan bahwa saat virus corona merebak di berbagai penjuru dunia dan Indonesia harus memulangkan WNI dari Wuhan, Yudo kembali dipercaya untuk memimpin proses rehabilitasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna.
Tak hanya itu, ABK kapal pesiar yang diobservasi di Kepulauan Seribu juga dikomandoi olehnya.
Pemerintah lalu membangun RSD di Wisma Atlet Kemayoran. Setelah beroperasi, Yudo juga dipercaya memimpin operasional RSD sampai akhirnya diserahkan ke Pangdam Djaya Mayjend TNI Eko Margiyono.
Begitu juga dengan RSD Pulau Galang, Yudo juga yang mengomandoi.
Bahkan, saat dirinya menjabat Kasal, perhatian kepada relawan tenaga medis covid-19 di Wisma Atlet terus diberikan. (*)