Berita Nasional Terkini
Beranikah Jokowi Reshuffle Mensos Risma Usai jadi Sorotan, Pengamat Ini Sangsi Sebab Sama-sama PDIP
Beranikah Jokowi reshuffle Mensos Tri Rismaharini atau kerap disapa Risma usai jadi sorotan, pengamat ini sangsi sebab sama-sama PDIP.
Penulis: Kun | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO - Nama Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma tengah jadi sorotan.
Usai aksi marah-marahnya kembali viral saat berada di Gorontalo.
Tak tanggung-tanggung Gubernur Gorontalo mengecam sikap risma yang dianggap tak di luar batas saat memarahi warganya belum lama ini.
Bahkan ia meminta kepada presiden agar Risma segera dievaluasi atas perbuatannya.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai tabiat marah-marah Risma jadi beban presiden Jokowi.
Isu berhembusnya reshuffle kabinet dalam waktu dekat berhembus.
Nama Risma disorong-sorong untuk dilakukan pencopotan jabatan menteri, namun pengamat ragu presiden berani melakukan reshuffle kepada Mensos Risma lantaran sama-sama PDIP.
Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: BLAK-BLAKAN Habibie Minta Jokowi Evaluasi Mensos Risma, Tak Terima Warganya di Gorontalo Dimarahi
Baca juga: NEWS VIDEO Tangis 2 Anak Yatim Piatu ke Risma, Kenang Orangtua Wafat akibat Covid-19
Baca juga: NEWS VIDEO Mentri Sosial Tri Rismaharini Kunjungan ke Kalimantan Selatan
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai tabiat Menteri Sosial, Tri Rismaharini, yang acapkali melampiaskan kemarahannya di depan publik merupakan kebiasaan yang tidak baik.
Jamiluddin menilai, pemimpin yang tidak dapat mengendalikan amarahnya tidak layak menjadi pemimpin.
"Apalagi kalau ia sambil marah-marah mengambil keputusan, tentu akan berbahaya bagi lembaganya," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulis, Minggu (3/10/2021).
Menurut Jamiluddin, Presiden Joko Widodo seharusnya mengevaluasi Risma, panggilan Tri Rismaharini, pada posisinya sebagai Menteri Sosial.
Ia menambahkan, saat ada reshuffle kabinet, Risma dapat termasuk ke dalam daftar menteri yang ter-reshuffle.
"Harapannya, saat ada reshuffle kabinet, selayaknya Risma termasuk di dalamnya. Hal itu semata agar perilaku Risma tidak terus menerus menjadi beban presiden," kata Jamiluddin.
Baca juga: NEWS VIDEO Mentri Sosial Tri Rismaharini Kunjungan ke Kalimantan Selatan
Jamiluddin menganggap, masih banyak calon lain yang memiliki kemampuan jauh lebih baik dari Risma untuk mengurus masalah sosial.
"Masalahnya, apakah Jokowi berani me-resuffle Risma yang sama-sama kader PDIP?" tanya Jamiluddin.
Jamiluddin mengatakan, kebiasaan marah-marah sudah terlihat sejak Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
"Hanya saja kebiasaan marah-marahnya itu tidak banyak di ekspos di media massa dan media sosial. Akibatnya, masyarakat menilai Risma sosok pemimpin yang baik, bijaksana, dan menghargai bawahannya," katanya.
Namun, kata Jamiluddin, sejak menjabat sebagai menteri, momen ketika Risma melampiaskan amarahnya langsung terekspos di media massa dan media sosial.
Baca juga: NEWS VIDEO Mentri Sosial Tri Rismaharini Kunjungan ke Kalimantan Selatan
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma terekam dalam video sedang marah-marah saat rapat membahas distribusi bantuan sosial atau bansos bersama sejumlah pejabat di Gorontalo.
Rekaman video Risma sedang marah-marah tersebut kemudian viral setelah diunggah ke media sosial. Adapun rapat itu diketahui berlangsung pada Kamis (30/9/2021).
Berdasarkan informasi, kemarahan Risma dipicu karena perbedaan laporan mengenai data Program Keluarga Harapan (PKH) Gorontalo dengan yang disampaikan pejabat Kemensos.
Kemarahan Risma semakin memuncak karena ada data penerima PKH yang dicoret sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena saldo rekeningnya 0 rupiah.
Pejabat Kemensos yang hadir dalam rapat itu mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mencoret data KPM PKH.
Risma yang berada di ruangan sama, sontak langsung memarahi petugas PKH Gorontalo yang juga ikut dalam rapat tersebut.
Baca juga: BLAK-BLAKAN Habibie Minta Jokowi Evaluasi Mensos Risma, Tak Terima Warganya di Gorontalo Dimarahi
Gubernur Gorontalo Tersinggung
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta secara khusus kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengevaluasi Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Menurut Rusli, evaluasi tersebut perlu dilakukan Presiden Jokowi karena mantan Wali Kota Surabaya itu selalu emosional dalam banyak kesempatan.
Apalagi aksinya baru-baru ini ketika rapat bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota Gorontalo terkait pemadanan data mengenai penerima bansos.
Ketika itu, Risma marah-marah sambil menunjuk-nunjuk kepada seorang pendamping Program Keluarga Harapan atau PKH dengan sangat emosional.
Tak hanya itu, bahkan sempat terlontar kata 'tembak' dari mulut Risma yang ditujukan kepada petugas pendamping PKH tersebut.
“Tolonglah, mumpung Pak Presiden juga bisa lihat di Youtube, di mana-mana karena sudah ribut. Memperingati stafnya karena seperti itu,” kata Rusli usai menghadiri acara Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Pemerintah bertempat di Hotel Maqna, Jumat (1/10/2021).
Rusli pun mengaku merasa tersinggung dengan sikap Risma yang marah-marah kepada warganya. Gubernur Rusli menilai sikap Mensos Risma tidak patut ditiru.
Baca juga: NEWS VIDEO Presiden Jokowi Tiba di Jayapura dan Siap Buka PON XX Papua
Alasannya, karena selain sebagai seorang ibu, Risma juga merupakan seorang pejabat publik yang mengemban amanah sebagai Menteri Sosial
Menurut Rusli sikap Risma yang kerap marah-marah telah memberikan contoh buruk, bagaimana seorang pejabat negara bersikap.
“Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang ibu menteri, sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Contoh yang tidak baik,” ucap Rusli.
Ia kemudian mengingatkan Risma untuk menjaga sikap di depan rakyat. Terlebih, ketika berkunjung ke kampung orang.
“Pangkat, jabatan harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini semua kita tinggalkan. Kalau pun toh dia salah ya dikoreksi, di depan umum lagi,” ujarnya. (*)