Berita Nasional Terkini
Anak Buahnya Jadi Korban Keganasan KKB Papua, Ini Perintah Khusus KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa tak tinggal diam melihat anak buahnya yang bertugas, jadi korban keganasan KKB Papua
Dengan penempatan baru di wilayah asal masing-masing, diharapkan juga dapat mengembalikan trauma psikologis bagi kedua prajurit.

Sementar itu, dokter pendamping kedua prajurit tersebut, Lettu CKM dr Fachrul, mengatakan secara umum kondisi kedua pasien tersebut baik.
"Cuma memang yang namanya trauma tempur pasti ada, trauma psikologis ya. Cuma sudah ditangani dan hasilnya baik," kata Fachrul.
Baca juga: Usai 2 Hari Berturut-turut Serang Pos Keamanan, TNI-Polri Pukul Mundur KKB Papua, 1 Teroris Tewas
Sebelumnya, peristiwa penyerangan terhadap Imanuel dan Juliano terjadi di Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada Kamis (2/9/2021) dini hari lalu.
Dalam penyerangan tersebut, empat prajurit TNI AD yakni Lettu Chb Dirman, Serda Ambrosius Apri Yudiman, Praka Muhammad Dhirhamsyah, dan Pratu Sul Ansyari Anwar gugur.
Jenderal Andika Perkasa Tak Mau Serangan KKB Papua di Maybrat Terulang
Insiden serangan KKB Papua di Kabupaten Maybrat yang merenggut nyawa beberapa prajurit TNI AD, menjadi pembelajaran bagi Jenderal Andika Perkasa.
Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD) itu langsung melakukan perubahan agar insiden serupa tak terjadi lagi.
Jenderal Andika Perkasa memperkuat persenjataan prajuritnya yang ada di Papua.
Hal ini diungkapkan Jenderal Andika Perkasa saat melakukan teleconference Pasca penyerangan Pos Komando Rayon Militer Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.
Baca juga: Demi Tumpas KKB Papua, KSAD Jenderal Andika Perkasa Lakukan Perubahan di Jajaran TNI
Dalam teleconference tersebut, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa melaporkan kronologis kejadian.
Jenderal Andika Perkasa mengevaluasi prosedur pengamanan Pos Koramil TNI AD, dan melengkapi Prajurit TNI AD dengan persenjataan terutama di daerah perbatasan yang rawan akan ancaman.
“Jadi senjata itu bukan indikator apapun, senjata itu hanya sebagai peralatan perorangan yang memang dimiliki oleh prajurit yang bertugas dan itu bukan hanya di Papua Barat, di Jawa, Jakarta sekalipun ada Koramil itu membawa senjata.
Oke mas Nyoman ya karena apa, karena tidak bagus kalau kita tidak melakukan perubahan, insiden kemarin sudah cukup bagi saya untuk memberikan pembelajaran bagi kita,” ujar Jenderal Andika Perkasa, melansir dari tayangan di channel youtube TNI AD.
KSAD juga menambahkan, sebagai seorang prajurit TNI AD terus melakukan tugas pokok sesuai ketentuan, dan tetap menjaga keamanan serta kenyamanan masyarakat serta negara Republik Indonesia secara maksimal.