Mata Najwa

SEDANG BERLANGSUNG Mata Najwa dengan Tema 'Apa Iya #PercumaLaporPolisi', Live Trans7

Saat ini sedang berlangsung tayangan Mata Najwa, tonton sekarang melalui link Live Streaming yang tersedia di artikel ini

YouTube Najwa Shihab
Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa. Tema edisi Rabu (13/10/21) menyoroti Apa Iya #PercumaLaporPolisi 

TRIBUNKALTIM.CO - Program acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (13/10/2021) akan mengangkat tema "Apa Iya #PercumaLaporPolisi".

Acara Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab malam ini akan mengulas ragam cerita warga yang mengadukan kasusnya ke kepolisian.

Tayangan Mata Najwa, Rabu (13/10/2021) malam ini dapat disaksikan melalui siaran langsung Trans 7, mulai pukul 20.00 WIB.

Saat ini sedang berlangsung tayangan Mata Najwa, tonton sekarang melalui link Live Streaming yang tersedia di artikel ini.

Selain itu, acara Mata Najwa malam ini juga menyoroti beragam faktor yang berpotensi mempengaruhi kapasitas kepolisian dalam memproses laporan warga.

Seperti baru-baru ini kejadian yang menyita banyak perhatian publik adalah kasus dugaan rudapaksa seorang ayah terhadap tiga anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Baca juga: LIVE Trans7 Malam Ini, Mata Najwa Angkat Tema Layanan Pengaduan Sorot Tagar Percuma Lapor Polisi

Baca juga: Mata Najwa Malam Ini Angkat Kasus Tiga Anak Saya Diperkosa: Apa Iya #PercumaLaporPolisi

Baca juga: Buka-bukaan di Mata Najwa, Peneliti Ini Sebut Tugas Utama Milter untuk Perang, Bukan Berpolitik

Kasus lama tersebut kemudian viral hingga akhirnya polisi kembali mengusutnya.

Sebelum kasus ini dilanjutkan, tagar #PercumaLaporPolisi menggema di Twitter, lantaran Project Multatuli (PM) merilis laporan ikhwal polisi yang menyetop kasus itu.

Dalam unggahan Instagram Mata Najwa disebutkan tagar #PercumaLaporPolisi ini menjadi luapan kekesalan netizen atas sejumlah kinerja buruk polisi selama ini.

Sebab, kasus tersebut bukan satu-satunya catatan merah polisi.

Ada beragam kasus di kepolisian yang menuai polemik.

Mulai dari salah tangkap, lambatnya menindaklanjuti aduan warga, kekerasan saat penyelidikan atau penyedikan, hingga penanganan kasus asusila yang tidak melindungi korban.

Baca juga: BABAK Baru Dugaan Rudapaksa di Lutim Viral, Istana Desak Polisi hingga Polri Terjunkan Tim Khusus

Baca juga: Viral Kasus Tiga Anak Diduga Dirudapaksa Ayah Kandung, Terduga Pelaku, LBH, dan Polisi Angkat Bicara

Terkait kasus di Luwu Timur, LPSK, lembaga yang berfokus melindungi korban juga sudah mengingatkan Polri untuk melanjutkan penyelidikan pada 2020.

"Kami sudah bertemu Kapolda Sulawesi Selatan, kami sudah bertemu Wakil Gubernur Sulawesi Selatan ketika itu. Tapi, tetap saja mengalami kebuntuan dengan argumen bahwa hasil visum dari si ibu yang dibilang mengidap waham dan anaknya yang tidak ada (bekas trauma).

Kami juga sudah mengupayakan advokasi dengan bertemu pimpinan Polri di daerah, di situ (Sulsel), namun enggak mengubah posisi penanganan kasus ini," beber Edwin Partogi, Wakil Ketua LPSK.

Sejumlah peristiwa ini seolah berbanding terbalik dengan citra polisi dalam reality show atau saat memproses kasus kritik terhadap pemerintah.

Baca juga: SP3 Kasus Dugaan Rudapaksa 3 Anak Kandung di Sulsel Viral, Tagar Percuma Lapor Polisi Trending 

Baca juga: SP3 Kasus Dugaan Rudapaksa 3 Anak Kandung di Sulsel Viral, Mabes Polri Siap Buka Kembali Penyelidikan

Selain itu, jika ada masalah melibatkan korps ini, sering muncul dalih "oknum", institusi seolah lepas tangan.

Sarah Nuraini Siregar selaku Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional mengatakan bahwa melihat dari fenomena yang jika dibandingkan sejak masa reformasi sampai sekarang, polisi sebenarnya konsisten menjalankan amanat reformasi sektor keamanan.

Hanya saja masalahnya, dari hasil kajian dan riset yang dilakukan di BRIN, polisi seolah-olah setelah reformasi terbebani dengan begitu banyak tanggung jawab.

"Polisi itu day to day-nya dia akan berhadapan dengan tingkat kejahatan masyarakat, kiriminalitas, dan segala macam.

Tapi di sisi lain, dia juga bertanggung jawab dalam konteks politik, keamanan pemilu, pilkada.

Dan sekarang kita lihat, dia bertanggung jawab terhadap penegakan hukum prokse," ungkap Sarah Nuraini Siregar.

Baca juga: TERBONGKAR di Mata Najwa, Haris Azhar Diduga Pernah Minta Saham Freeport ke Luhut Binsar Pandjaitan

Baca juga: Di Mata Najwa, Nafa Urbach Dicecar Najwa Shihab Kenapa Data Pribadinya Bocor ke Pinjol Ilegal

Luasnya peran dan tanggung jawab yang diemban polisi, tak dibarengi pengawasan dan evaluasi kinerja yang akuntabel.

Ini membuat polisi sulit bersikap profesional dalam menyikapi kritik terhadap kinerjanya.

Acapkali, korps Tribrata berlindung di balik kata oknum atau menolak mengakui kesalahan.

Sehingga Nuraini Siregar mengungkapkan tidak setuju ketika dikonfirmasi soal penyelewengan atau tindakan sewenang-wenang yang selalu disebut oknum.

"Kenapa demikian, karena oknum yang kita sebut, seseorang yang disebut oleh polisi sebagai oknum adalah seseorang yang berseragam polisi.

Seseorang yang sudah menunjukkan identitas dia sebagai polisi. Kenapa sih, enggak akuin aja kalau memang ada anak buahnya yang salah. Kemudian tinggal bilang, 'Kita akan coba tindak lanjuti, kita akan selediki. Don't be denial," ucap Sarah Nuraini Siregar.

Baca juga: Di Mata Najwa, Novel Baswedan Bantah Tudingan Bekingi Anies Baswedan dari Pemeriksaan KPK

Saksikan acara Mata Najwa malam ini dengan tema "Apa Iya #PercumaLaporPolisi", Rabu 13 Oktober 2021, live pukul 20.00 WIB di Trans 7.

Link Streaming 1

Link Streaming 2

Link Streaming 3

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved