Virus Corona di Tarakan
90 Persen Orangtua Siswa SMPN 1 Tarakan Setuju PTM Digelar
Kepsek SMPN 1 Tarakan, Rahmat mengatakan, untuk kesiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pihaknys sudah 100 persen siap
TRIBUNKALTIM.CO,TARAKAN– Kepsek SMPN 1 Tarakan, Rahmat mengatakan, untuk kesiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) pihaknya sudah 100 persen siap.
Sejak awal pandemi Covid-19 dan instruksi sekolah untuk menyiapkan protokol kesehatan pihaknya sudah menyiapkan.
“Kami di SMPN 1 Tarakan secara pribadi sudah siap sejak lama,” tegas Rahmat.
Saat ini Kota Tarakan sudah dinyatakan turun level dari PPKM level 4 ke level 3. Dengan status tersebut, pihaknya sangat menyambut positif kegiatan PTM yang akan digelar di Tarakan.
“Guru-guru kami sudah semua vaksin dosis kedua. Anak-anak pun sudah divaksin. Update Selasa (19/10/2021) kemarin, tersisa 97 yang menjalani vaksinasi. Sisanya semua sudah divaksin,” ujarnya.
Baca juga: Muara Muntai Jadi Satu Wilayah yang Diizinkan Laksanakan PTM, Bupati Kukar Evaluasi Keseluruhan
Baca juga: Tarakan Turun PPKM Level 3, Walikota Instruksikan Disdikbud dan Sekolah Gelar PTM
Baca juga: Dua Pekan PTM Terbatas di Balikpapan, Dinas Pendidikan Tidak Temukan Klaster Baru
Ia melanjutkan, untuk persetujuan orang tua, sekitar 90 persen melalui polling lembar persetujuan PTM.
“Orang tua sudah minta anak dimasukkan sekolah karena sudah pening di rumah. Bahkan ada juga yang tadinya gak setuju dan berubah jadi mau kembali ke sekolah,” beber Rahmat.
Pada intinya lanjut pria yang baru terhitung sebulan menjabat sebagai Kepsek SMPN1 Tarakan ini, jika Senin mendatang sudah diinstruksikan PTM, pihaknya siap menjalankan.
Adapun dari sisi prokes lanjutnya, pihaknya bahkan selalu menambah tempat cuci tangan, westafel di beberapa sudut sekolah dan di setiap lantai.
Adapun banyak pelajar yang menghubungi langsung dirinya mempertanyakan kejelasakan kapan PTM dibuka.
“Ada yang pribadi WA saya. Kapan juga sekolah pak. Saya tanya kenapa mau PTM, katanya muyak sudah pak dimarahi mama di rumah,” ungkapnya terkekeh.
Ia melanjutkan, dari sisi pembelajaran sebenarnya lebih efektif pembelajaran tatap muka dibandingkan pembelajaran secara online.
Alasannya lanjutnya, guru-guru bisa menjelaskan langsung, memberikan contoh langsung, berinteraksi secara langsung dan dapat diterima dengan mudah siswa. Pada kenyataannya, pembelajaran daring agak menyulitkan siswa apalagi pada saat pemberian tugas.
“Misalnya diberikan tugas dalam video, kalau tidak dibarengi penjelasan anak-anak bingung juga. Makanya PTM lebih efektif menurut saya. Kita bisa berikan model ke mereka,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Berau Fokus Selesaikan Masalah PTM Terbatas di SMPN 1 Bidukbiduk yang Terhenti
Dan dampak negatif lainnya untuk pembelajaran daring dari rumah, siswa ada yang ditemukan justru asyik main game dan tidak fokus dalam pembelajaran. Kemudian ada yang mengikuti pembelajaran lewat Zoom, namun masih bisa memanipulasi seolah ikut mendengarkan pelajaran.