Berita Kubar Terkini
Bantu Pupuk Cair dan Buka Jalan Usaha Tani, Sektor Pertanian Jadi Perhatian Serius Pemkab Kubar
Sektor pertanian di wilayah Kutai Barat menjadi perhatian dalam menentukan masa tanam, khususnya di sektor tanaman pangan yang menjadi andalan masyara
Penulis: Zainul |
TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Sektor pertanian di wilayah Kutai Barat menjadi perhatian dalam menentukan masa tanam, khususnya di sektor tanaman pangan yang menjadi andalan masyarakat lokal, salah satunya tanaman padi.
Kepala Dinas Pertanian Kutai Barat, Petrus mengatakan, untuk tanaman padi, baik padi ladang maupun padi sawah di wilayah tersebut biasanya dilakukan pada periode Oktober setiap tahunnya, karena sudah memasuki musim penghujan.
"Ya, kalau kita ngikuti musimkan, biasanya di bulan Juli sampai September kan panas biasanya, terus Oktober sampai Juni itu curah hujannya cukup tinggi, makanya kita di sini itu, nanam di bulan Oktober.
Jadi biasanya bulan Agustus, September itu bakar ladang, dan Oktober sudah mulai nanam, terus April, Mei itu sudah panen," kata Petrus, Kamis (4/11/2021).
Hanya saja, menurutnya, saat ini terjadi perubahan iklim dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, bahkan cendrung dilanda hujan.
Baca juga: Serahkan Mesin Perontok Padi untuk Poktan Bengalon, Pemkab Harapkan Produk Pertanian Bisa Meningkat
Baca juga: 161 Penyuluh Pertanian Distanak Kukar yang Mendampingi KWT dan Gapoktan Disebut Masih Minim
Baca juga: Komoditas Pertanian dan Perkebunan Berpotensi Jadi Sektor Unggulan di Malinau
Sehingga berdampak terhadap musim tanam petani, yang mengalami keterlambatan dan terancam tidak bisa menanam padi, terutama untuk para petani yang memanfaatkan sektor pertanian ladang.
"Ya ini musim ini kami lihat, setiap bulan pasti ada hujan. Kita tidak bisa prediksi tahun ini, untuk cuacanya terjadi perubahan-perubahan, sehingga tahun ini yang sangat berdampak saya lihat, kalau yang di sawah, kayak yang di seberang kayaknya gagal, padinya sudah sempat tinggi, karena kita hujan terus, sempat tenggelam lagi.
Kalau yang berladang tahun ini terlambat dibakar dan ditanam," ucap Petrus
Dia menambahkan, dari kurang lebih 4.000 hektare sektor pertanian ladang petani yang ada di Kutai Barat, saat ini Dinas Pertanian menerima laporan baru ada sekitar 800 hektare lahan pertanian yang bisa ditanam padi.
"Memang kita lihat Kutai Barat ini, pertaniannya masih didominasi oleh petani yang berladang, kita kurang lebih ada 3.000-4.000 hektare, tahun lalu itu di sektor berladang.
Jadi memang keadaan musim sekarang, saya mendapat laporan baru sekitar 800 hektare yang bisa tertanam. Tapi ini kita lihat nanti sampai bulan Desember, karena ada yang sempat, ada yang tidak sempat menanam," tutur Petrus.
Baca juga: Perda Tetapkan 1.243 Hektare Lahan Pertanian, DPRD Samarinda Harap Bisa Jaga Ketersediaan Pangan
Sebagai langkah antisipasi untuk tetap bertahan menghadapi kondisi perubahan iklim tersebut, Petrus menegaskan, pihaknya sudah memberikan bantuan pupuk cair sebanyak 179 ribu liter, bagi para petani di Kutai Barat.
Kemudian, tahun ini juga Distan Kubar lebih banyak melakukan kegiatan pembukaan akses jalan usaha tani ke sentra-sentra produksi, terutama di sektor perkebunan karet, guna memudahkan proses pemasaran hasil produksi, dan dapat berdampak terhadap perekonomian para petani.
Maka itu, Petrus mengimbau kepada para petani, jika tidak bisa menanam padi tahun ini, agar memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk menanam jenis tanaman hortikultrura, seperti jagung, sayur-sayuran dan lainnya. (*)