Virus Corona di Berau
Sidak Selama PTM Terbatas, Tim Satgas Covid-19 Berau Temukan Sekolah Lalai Prokes
Satgas Covid-19 Kabupaten Berau melakukan operasi yustisi ke beberapa sekolah yang telah melaksanakan PTM Terbatas
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB- Satgas Covid-19 Kabupaten Berau melakukan operasi yustisi ke beberapa sekolah yang telah melaksanakan PTM Terbatas.
Pihaknya menemukan banyaknya pelanggaran.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Novian Hidayat menjelaskan, walaupun kasus di Kabupaten Berau jauh menurun, namun sidak ke sekolah kini menjadi hal yang harus dilaksanakan.
Sebab, diakui Novian pihaknya mendapatkan laporan dari wali murid lantaran adanya rasa khawatir pihak sekolah tidak patuh dengan protokol kesehatan.
“Kami lakukan operasi lagi, dan menemukan beberapa sekolah yang tidak patuh. Memang, untuk lokasi pelaksanaan masih di kelurahan gayam dan tanjung redeb,” bebernya kepada TribunKaltim.Co, Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Jubir Beber Evaluasi PTM Sepekan di Tarakan, Suhu Tubuh di Atas 37 Derajat, Siswa Harus Dipulangkan
Baca juga: Ada Siswa Memiliki Suhu Tubuh di Atas 37 Derajat Saat PTM di Tarakan, Sekolah Siapkan Ruang Khusus
Baca juga: Sepekan PTM, Kepsek SDN Utama 2 Tarakan Sebut, 95 Persen Orangtua Siswa Setuju Kembali ke Sekolah
Sesuai kondisi di lapangan, pihaknya menemukan tenaga pendidik yang belum patuh ataupun lalai.
Namun, kebanyakan yang tidak mematuhi ataupun longgar prokes seperti anggota staff lain yang berada di sekolah. Khusus untuk para guru, biasanya mengenakan masker ketika belajar saja.
“Ya banyak temuan, staff sekolah kan bukan hanya guru saja, ada TU, ada penjaganya, ada cleaning servicenya, itu yang cenderung lalai. Bahkan ada yang merokok pada aral sekolah yang jelas sekali dilarang,” ungkapnya.
Pihaknya khawatir, dengan sifat lalai akan prokes, bisa saja ada celah untuk penularan kasus Covid-19 disekolah.
Walaupun, saat ini belum ada data yang membuktikan, tetapi bisa saja ada celah untuk penularan.
“Begitu juga ada sarana untuk cuci tangan yang tidak ada sabunnya, air tidak mengalir, dan lingkungan kotor, itu juga masuk dalam perhitungan kami, jarak kursi juga tidak diatur,” ungkapnya.
Novian melanjutkan untuk tahap pertama, pihaknya memberikan sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu, memberikan surat teguran. Jika sekolah tidak segera berbenah, makan akan diberikan sanksi administrasi.
Baca juga: Evaluasi Pelaksanaan PTM di Tarakan, Hari Pertama Tercatat 4.000 Siswa Ikut Pembelajaran Tatap Muka
Hingga tahap terakhir, jika sekolah tidak juga patuh dan terjadi kasus positif, maka kepala sekolah akan masuk dalam tahap pemeriksaan.
“Kami lihat dulu perkembangannya, kami akan datang kembali ke beberapa sekolah yang kami berikan teguran, semoga bisa jadi pembelajaran,” tutupnya. (*)