Berita Berau Terkini

Objek Wisata Pulau Maratua Perlu Berbenah, Warga Kampung Teluk Alulu Belum Dapat Akses Listrik PLN

Pulau Maratua merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Berau. Bahkan kawasan wisata ini menjadi perhatian Kementerian Pariwisata dala

TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO
Salah satu homestay binaan Bank Indonesia di Kampung Teluk Alulu, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Sabtu (6/11/2021). Homestay tersebut kerap digunakan untuk wisatawan backpacker yang menikmati keindahan alam Pulau Maratua. TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Pulau Maratua merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Berau.

Bahkan kawasan wisata ini menjadi perhatian Kementerian Pariwisata dalam mengembangkan potensi wisata nasional.

Hanya saja kepulauan yang berdekatan dengan Pulau Derawan dan Kakaban ini masih perlu pengembangan lebih lanjut.

Salah satunya pasokan listrik yang masih menjadi perhatian untuk meningkatkan kualitas pariwisata di pulau tersebut.

Beberapa desa masih belum memiliki akses listrik dari PLN, contohnya di Kampung Teluk Alulu yang lokasinya cukup jauh dari Bandara Maratua.

Baca juga: Sampah Sekitar Resort Pulau Maratua, Kadispar Berau Sebut Sampah Kiriman dari Luar Negeri

Baca juga: Kepala BI Kaltim ke Pulau Maratua Berau, Ingatkan Pola Pikir Warga Harus Berbasis Wisata

Baca juga: Sempat Jadi Nelayan, Muhammad Sapar Warga Pulau Derawan Berau Pilih Rental Sepeda, Berikut Alasannya

Di kampung ini memiliki pemandangan laut yang indah. Bahkan beberapa warganya mendirikan homestay bagi para backpacker yang ingin berwisata di Maratua.

Wanda, salah satu pemilik homestay, yang jadi binaan Bank Indonesia ini mengaku listrik hanya menyala menjelang malam dan subuh.

Maka itu ia bersama warga lainnya menggunakan genset demi menerangi kampung pada malam hari.

"Listrik hanya menyala 12 jam. Tahun 2022, PLN rencananya baru ada," ucapnya kepada TribunKaltim.co, Sabtu (6/11/2021).

Meskipun dibatasi oleh listrik, fasilitas homestay yang dimilikinya sudah masuk standar ASEAN, mulai dari kamar yang nyaman ditiduri, hingga adanya fasilitas kamar mandi yang bersih khusus para backpacker sudah dibuat olehnya.

Rencananya, tahun depan homestay ini akan mendapatkan sertifikasi standar ASEAN.

Baca juga: Di Masa Pandemi, Wisata Outdoor Jadi Pilihan Wisatawan di Kaltim, Kadis Pariwisata Ingatkan Prokes

Menyinggung soal genset yang digunakan sebagai pembangkit listrik, Wanda menyebut harga bahan bakar di Maratua lebih tinggi jika dibandingkan di kawasan perkotaan. Satu liter Pertalite saja dibandrol Rp 10 ribu per liter.

"Kalau listrik mati saat malam hari kita punya lampu cas," ucapnya.

Ia berharap pemerintah maupun PLN segera menyambungkan listrik ke kampung tersebut sehingga perekonomian di kawasan pariwisata Pulau Maratua semakin berdenyut. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved