Berita Nasional Terkini

Cuitan Susi Pudjiastuti Sindir Puan Maharani Menanam Padi di Tengah Hujan Viral, Begini Respon PDIP

Cuitan Susi Pudjiastuti menyindir aksi Ketua DPR RI, Puan Maharani saat sedang menanam padi di tengah hujan viral hingga trending.

Editor: Ikbal Nurkarim
istimewa
Ketua DPR RI Puan Maharani bersama petani, disindir mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti. 

Selain menyerap aspirasi, Puan ikut turun ke sawah untuk menanam padi bersama sejumlah petani perempuan di tengah lahan pertanian seluas 6 hektar (ha).

"Puan menanam, nanti rakyat yang memanen. Kali ini saya hadir dengan fokus menanam padi, biarkan rakyat nanti yang memanen," ucapnya.

Selama ini, lanjut dia, banyak orang hanya fokus pada pemanenan padi. Padahal proses sebelum panen itu panjang dan dimulai dengan penanaman manual.

Baca juga: Puan Maharani Cekcok dengan Politisi PKS di Sidang Paripurna Pengesahan Panglima TNI Andika Perkasa

Saat menanam bibit padi, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga berdialog dengan petani.

Mengenakan caping dan sepatu khas petani, Puan sesekali berbicara menggunakan bahasa Jawa.

"Piro nek panen? (berapa banyak kalau panen), dijual neng endi? (dijual ke mana?)," tanya Puan kepada para petani.

Menanggapi pertanyaan Puan, salah satu petani Sendangmulyo, Tusiran, menyampaikan berbagai keluhan yang ia hadapi bersama rekan-rekannya.

Keluhan petani tersebut mulai dari rendahnya harga gabah hingga keterlambatan distribusi pupuk subsidi hingga harganya yang cukup tinggi.

"Mudah-mudahan dengan Bu Puan datang ke sini, dapat memberi semangat petani-petani di Sendangmulyo. Sebab, kebanyakan petani di sini sekarang tua-tua."

"Semoga dengan kedatangan ibu, ada petani dari generasi muda yang akan menjadi penerus kami," ujar Tusiran.

Tak hanya itu, ia berharap, pemerintah dapat memperhatikan para petani.

Salah satunya dengan memberikan kepastian harga gabah.

Ia juga meminta agar pemerintah dapat memperbaiki jalan tani karena saat musim hujan jalanan menjadi rusak dan licin sehingga petani sering terpeleset saat membawa gabah menggunakan motor atau mobil.

"Selain itu, kami mengharapkan ada saluran induk air. Sebab ketika musim kemarau, air untuk mengairi sawah tidak lancar," ujar Tusiran.

Mendengar berbagai aspirasi petani, Puan pun menanyakan kepada Wakil Bupati (Wabup) Sleman Danang Maharsa apakah harapan petani bisa segera direalisasikan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved