Berita Berau Terkini

Sulit Jaringan PLN, Warga di Kampung Merabu Berau Hanya Gunakan PLTS

Sebagai alternatif, Kampung Merabu telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sejak 2018 lalu

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Kampung Merabu telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sejak 2018 lalu yang ada di Kampung Merabu.TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB- Kampung Merabu adalah salah satu kampung di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau yang memiliki akses cukup sulit, sehingga Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum bisa menjangkau kampung tersebut.

Sebagai alternatif, Kampung Merabu telah menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sejak 2018 lalu.

Kepala Operasional PT. Sinang Puri Energi (PT. SPE), Franly Aprilano Oley menjelaskan,  PT. SPE merupakan salah satu unit  Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) yang mengelola PLTS di kampung tersebut.

"Kami dapat PLTS itu sejak 2015 dari pihak ketiga, yakni Millenium Challenge Corporation (MCC)," jelasnya, Rabu (8/12/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, pembangunan PLTS memakan waktu kurang lebih dua tahun, dan sudah aktif digunakan sejak 2018.

Baca juga: Raih Pendanaan 3 Bank Internasional, Konstruksi PLTS Terapung Terbesar di Asia Tenggara Dimulai

Baca juga: 20 Desa di Paser Belum Dialiri Listrik PLN, Warga Hanya Pakai Genset dan PLTS

Baca juga: Menuju Desa Rantau Buta Lokasi PLTS, Gubernur Kaltim Harus Lalui Jalan Licin, Terjal dan Curam

Hingga saat ini PLTS sudah tersambung ke 131 bangunan yang terdiri dari rumah warga hingga sarana dan prasarana kampung, termasuk balai pertemuan dan sekolah.

"Nilai investasi yang kita terima itu sekira 20 hingga 30 miliar rupiah di tahun 2015," tuturnya.

Untuk tarif listrik, ia mengaku pihaknya tidak mematok harga lebih tinggu dari harga yang ditetapkan oleh negara.

Selain itu dikatakan Franly, pihaknya masih mendapat pendampingan dari developer terkait manajerial dan teknis.

"Jadi kalau sekarang harga listrik negara itu Rp 1.461/kwh maka kami Rp 1.460 /kwh. Selain itu, kami jug masih terkoneksi dengan developer jadi kapanpun dimintai arahan semisal ada kendala yang terjadi itu masih bisa," sambungnya.

Ia menambhakan, utuk tenaga yang dihasilkan  maksimal bisa mencapai 300.000 watt, menurutnya yang menjadi tantangan pihaknya adalah pemakaian tenaga yang masih kecil.

Jika malam hari, penggunaan mencapai 2 kilo watt dikali dengan 12 jam, dan untuk baterai masih mencukupi, jadi listrik sudah 24 jam.

Baca juga: Muara Enggelam, Desa Pelosok yang Visioner dan Pantang Mengeluh di Kukar, Kelola PLTS Lewat BUMDes

"Yang sekarang terpakai kalau siang itu hanya 15.000 watt jadi surplus sangat banyak. Jadi kalau ingin dibuat pabrik industri kecil yang memakan listrik hingga 100.000 hingga 150.000 watt itu masih cukup," pungkasnya.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Bupati Berau Sri Juniarsih terus mengupayan melistriki Kabupaten Berau 100 persen, dengan sinergitas bersama.

“Kita akan berlari terus untuk membangun kawasan kampung Berau dengan listrik ya, karena erat hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved