Berita Nasional Terkini
Survei Cawapres Pilpres 2024, Sandiaga Tertatas AHY di Tengah, M Qodari: PDIP-Gerindra Bisa Bubar
Cek hasil survei elektabilitas cawapres, Sandiaga tertatas AHY di tengah, M Qodari: PDIP -Gerindra Bisa Bubar
TRIBUNKALTIM.CO - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei calon wakil presiden atau cawapres untuk Pilpres 2024.
Hasilnya, Menparekraf Sandiaga Uno berada di urutan teratas survei elektabilitas, tersebut.
Sementara Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) berada di papan tengah.
Direktur Indo Barometer M Qodari pun memberi analisa terkait hasil survei Indikator Politik Indonesia ini.
Pasalnya, hasil survei tersebut juga mencoba membuat simulasi elektabilitas pasangan capres-cawapres, di mana hasilnya cawapres bisa menurunkan atau menaikkan elektabilitas capres.
Baca juga: Gagal Maju Pilpres 2024, Arief Poyuono Beber Anies & Ganjar Habis Bensin di 2022, Survei Indikator
Baca juga: Bukan Ganjar Pranowo & Prabowo, Anies Baswedan & Sandiaga Puncaki Survei Elektabilitas Pilpres 2024
Baca juga: Pengamat Bongkar Alasan Anies Baswedan Tak Dukung Lagi Reuni 212, Takut Cap Radikal di Pilpres 2024?
Dengan simulasi yang dibuat Indikator Politik Indonesia ini, menurut M Qodari, rencana koalisi PDIP dan Gerindra di Pilpres 2024 bisa bubar.
Berdasarkan isu politik yang berkembang, PDIP dan Gerindra akan berkoalisi di Pilpres 2024 dengan mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani.
Dilansir dari TribunWow dalam artikel berjudul Survei Indikator: Elektabilitas Sandiaga, Ridwan Kamil, Erick Thohir Tertinggi untuk Cawapres 2024, lembaga survei Indikator Politik Indonesia baru saja merilis hasil survei terkait calon presiden (capres) dan calon wakil presiden ( cawapres) untuk pemilu tahun 2024.
Hasilnya, elektabilitas Sandiaga Uno sebagai cawapres menempati urutan tertinggi di antara pilihan lainnya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut bahwa hasil surveinya kali ini menarik, karena juga membuat simulasi capres dan cawapres dan faktor cawapres dalam meningkatkan atau menurunkan elektabilitas capres.
Menurut dia, hasilnya juga mengejutkan karena bisa diketahui ternyata terdapat tokoh-tokoh yang bisa meningkatkan dan menurunkan elektabilitas.
“Jika mencermati hasil survei, hasilnya sangat menarik yaitu ada the power of cawapres.
Karena ternyata cawapres penentu kemenangan, ada cawapres yang bisa menaikkan suara capres nya, pasangannya.
Ada juga yang bisa menurunkan,” kata Qodari, kepada wartawan, Selasa (7/12/2021), dikutip dari Tribunnews.com.
Hal ini juga menjadi menarik mengingat elektabilitas tokoh yang ada saat ini bersaing dan memiliki elektabilitas yang tidak jauh berbeda.
Baca juga: Tiga Pasangan Capres-Cawapres Terkuat di Pilpres 2024, Muncul Nama Prabowo - Puan, Anies Baswedan?
Artinya, sosok cawapres bisa menjadi penentu kemenangan.
"Maka ke depan yang akan menentukan kemenangan adalah pengaruh dari calon wakil presidennya," ujar Qodari.
Misalnya, ada dua nama yang dia sebutkan ketika disimulasikan bisa meningkatkan elektabilitas capresnya.
Keduanya adalah sosok menteri di kabiner Presiden Joko Widodo.
"Contoh yang bisa menaikkan itu adalah Erick Thohir dan Sandiaga Uno," ujarnya.
Dalam hasil survei yang dirilis lembaganya, dirinya membagi tiga kelas dalam tingkat eleltabilitas cawapres.
Papan atas dengan peroleh 10 persen ke atas, papan tengah sekitar 5-10 persen dan papan bawah kurang dari 5 persen.
Adapun, posisi cawapres papan atas ditempati oleh Sandiaga Uno 30,6 persen, Ridwan Kamil 13,2 persen dan Erick Thohir 10,2 persen.
Papan tengah ialah Agus Harimurti Yudhoyono 9,3 persen dan Khofifah Indar Parawansa 6,0 persen.
Kemudian papan bawah, Puan Maharani 4.4 persen, Airlangga Hartarto 3,8 persen.
“Jadi kalau melihat simulasi yang ada, posisi cawapres dari kelas papan atas yang dapat menambah perolehan suara pasangannya,” ujar Qodari.
Baca juga: HASIL SURVEI 3 Pasangan Terkuat di Pilpres 2024: Prabowo - Puan, Ganjar - Ridwan Kamil & Anies - AHY
Simulasi kepada pasangan capres dilakukan kepada tina nama tokoh yang memiliki elektabilitas tertinggi hingga hari ini.
Yaitu Prabowo Subianto 35,5 persen, Ganjar Pranowo 30 persen dan Anies Baswedan 23,7 persen.
Terbukti, jika sudah disimulasikan dengan cawapresnya, elektabilitas yang diperoleh ketiga orang itu berubah.
Seperti Prabowo Subianto-Puan Maharani turun signifikan 6-8 persen dari 35,5 persen menjadi 29,6 persen dan 28,1 persen.
Ganjar Pranowo – Airlangga Hartarto turun sekitar 2,8 persen dari 30 persen jadi 28,8 persen.
Sedangkan Anies Baswedan–Erick Thohir naik sekitar 4,5 persen dari 23,7 persen jadi 28,2 persen.
Dalam keterangannya M Qodari menyebut dari simulasi tiga pasangan di atas posisi cawapres di papan bawah berpotensi menggerogoti elektabilitas pasangannya.
“Simulasi lainya dengan tiga nama pasangan capres cawapres, Anies Baswedan–Sandiaga Uno naik 2,6% mencapai 30,8 persen.
Ganjar Pranowo–Erick Thohir juga naik 1,1 persen menjadi 31,1 persen.
Sementara pasangan Prabowo Subianto – Puan Maharani tetap turun 8 persen menjadi 28,1 persen," ucapnya.
Menurut dia, hasil survei ini bisa menjadi pertimbangan agar koalisi partai bisa cermat dalam menentukan cawapresnya.
“Dengan survei Indikator ini jangan-jangan Pak Prabowo ini enggak jadi berpasangan ini dengan Puan, bubar ini poros PDIP - Gerindra bisa gak jadi, atau pilihan rasionalnya Prabowo kembali memilih Sandi sebagai wakilnya,” katanya.
Baca juga: Akhirnya Gerindra Ajak PDIP Koalisi di Pilpres 2024, Nasib Ganjar Pranowo Batal Ikuti Jejak Jokowi?
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mendorong agar koalisi partai dilakukan sejak dini.
Menurut dia, itu bisa memberikan pendidikan politik lebih besar kepada masyarakat.
Masyarakat, juga tidak memilih calon seperti membeli kucing dalam karung.
"Saya sependapat bahkan saya sudah sampaikan agar para kandidat yang mau maju tidak malu malu kucing," kata Jazilul kepada wartawan, Selasa (7/12/2021).
"Koalisi lebih awal akan juga menjadi bagian dari pendidikan politik agar masyarakat dapat menilai kesungguhan dan visi misinya," kata Jazilul.
Wakil Ketua MPR RI ini juga berharap Pilpres 2024 menjadi ajang adu gagasan dan ide untuk memajukan Indonesia.
Bukan hanya kompetisi para elite politik.
"Sayapun berharap pilpres juga sebagai kompetisi ide bagi Indonesia yang lebih maju kedepannya.
Bukan hanya sekedar kompetisi para elit politik," jelas Jazilul. (*)