Berita Samarinda Terkini
Terharu Karyanya Diselamatkan dari Keterlantaran, Begini Cerita Pematung Patung Pesut Mahakam
Patung Pesut Mahakam yang berada di bawah Jembatan Mahakam IV Kota Samarinda, akhirnya dipindahkan oleh Pemerintah Kota Samarinda
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Setelah sempat terbengkalai dan nyaris terlupakan, Patung Pesut Mahakam yang berada di bawah Jembatan Mahakam IV Kota Samarinda, akhirnya dipindahkan oleh Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pada Rabu (8/12/2021).
Sebagian dari Anda mungkin bertanya dari mana asal usul patung yang menjadi salah satu ikon monumen di Kalimantan Timur ini.
Patung ini dibuat oleh seorang seniman patung asal Jakarta, Azmir Azhari pada tahun 1986.
Kepada TribunKaltim.co, ia mengatakan kala itu Gubernur Kaltim yang memimpin, yakni Soewandi Roestam memintanya untuk membuat sketsa patung yang melambangkan ciri khas Kalimantan Timur dan Sungai Mahakam, yakni Pesut.
Akhirnya terciptalah sketsa dua pesut jantan dan betina yang dibuat menjadi sebuah patung monumen yang melambangkan kelestarian alam.
Baca juga: Tepian Mahakam Samarinda Dibuka 20 November, Pedagang akan Diberi Rombong dari Bankaltimtara
Baca juga: Nongkrong di Tepian Mahakam, Mari Nikmati Kopi Milk Gula Aren di Kedai Mont Coffee n Drink MARIMAR
Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Samarinda Meningkat, Wacana Kegiatan PKL Tepian Mahakam Dipertimbangkan
Ia menjelaskan spesifikasi patungnya memiliki panjang kurang lebih 3 meter dengan berat 1 ton yang dibuat menggunakan bahan dari semen putih dicampur vero semen, bubuk marmer dan pigmen warna seperti pesut.
Proses pembuatannya sendiri dikatakannya memakan waktu 1,5 bulan untuk sketsa dan pengerjaannya 3,5 bulan.
"Saya membuatnya di Pasar Seni Ancol, Jakarta. Saat itu anggarannya Rp 3,5 juta. Kalau sekarang mungkin sekitar Rp 1 miliar lebih," ulasnya.
Setelah jadi, lanjutnya, monumen ini diletakkan tepat di samping Jembatan Mahakam, dengan pemandangan rerumputan di tepian yang hijau dan asri.
"Jadi patung itu diresmikan oleh Presiden Soeharto bersamaan dengan Jembatan Mahakam pada 1986," jelasnya.
"Saat itu Sungai Mahakam sangat bersih. Airnya jernih. Banyak Pesut bermain di sana. Sangat indah," pujinya.
Namun seiring berkembangnya zaman membuatnya cukup sedih karena merasa karya seninya seperti terlupakan.
Baca juga: Tepian Mahakam Samarinda Dibuka Kembali Saat Kecamatan Samarinda Ulu Jadi Zona Oranye Covid-19
Apalagi ucapnya, pada 2019 lalu salah seorang dari anaknya sempat berkunjung ke Samarinda dan mendapati monumen tersebut tidak lagi terawat.
Bahkan tertutupi oleh bangunan dan pepohonan yang membuatnya bersurat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar karyanya bisa lebih dihargai.
"Tetapi tidak ada kabar sampai media mengangkat dan November 2021 ini baru kontraktor ada menghubungi saya bagaimana cara rekonstruksi menutupi retakannya" jelasnya.