Berita Nasional Terkini
Inilah Gambar Gunung Semeru Sebelum Meletus dan Kisah Rumini dan Sang Ibu yang Ditemukan Berpelukan
Inilah gambar Gunung Semeru sebelum meletus dan kisah Rumini korban yang ditemukan berpelukan dengan sang ibu.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah gambar Gunung Semeru sebelum meletus dan kisah Rumini korban yang ditemukan berpelukan dengan sang ibu.
Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa baru saja meletus pada hari Sabtu (4/12) kemarin.
Menurut beberapa informasi yang beredar, Gunung Semeru sudah mengeluarkan suara gemuruh sejak Jumat (3/12/2021) sore.
Bahkan salah satu saksi mata bernama Giri, warga Dusun Kampung Renteng, Desa Oro-oro Ombo, menyebut kalau ia melihat guguran lava pijar, sehari sebelum Gunung Semeru meletus.
Baca juga: Rumini Sempat Mau Menggendong Sang Ibu, Kisah Pilu Korban Erupsi Gunung Semeru yang Tewas Berpelukan
"Ya sebenarnya takut mas, takut kayak tahun lalu. Semeru dari tadi malam terlihat jelas bisa dilihat dengan kasat mata dan beberapa kali terdengar suara gemuruh," tutur Giri, dikutip dari Kompas, Minggu (5/12/2021).
Penuturan Giri pun nampaknya bukan sebuah pernyataan biasa, sebab Nextren menemukan sebuah foto Gunung Semeru sebelum meletus di Google Maps.
Foto tersebut dibagikan oleh seorang netizen bernama Trio Widodo pada hari Sabtu sekitar pukul 18.00 WIB.
Meski diunggah setelah Gunung Semeru meletus, namun diduga kuat kalau foto tersebut diambil sebelum Gunung Semeru meletus.
Pasalnya jika melihat pada kondisi tanaman dan pohon yang ada di dalam foto, pohon masih berdiri tegap dan daun-daun pun masih berwarna hijau, belum tertutup oleh abu.

Dan dari gambar itu juga diperlihatkan bagaimana kondisi gunung yang mengeluarkan kepulan asap cukup tebal.
Gunung Semeru menunjukkan aktivitasnya sebagai salah satu gunung berapi yang masih aktif.
Penelusuran Nextren pada hari Minggu (5/12/2021) pukul 10.36 WIB mencatat kalau foto yang diunggah oleh Trio Widodo itu sudah disukai oleh 363 pengunjung aplikasi Google Maps.
Baca juga: Tragis! Korban Gunung Semeru Ditemukan Tewas Berpelukan, Sang Anak Diduga Tak Tega Tinggalkan Ibunya
Status Level Gunung Semeru
Setelah mengalami erupsi, kini Gunung Semeru masih berada pada status level II atau waspada.
Hal itu diungkap oleh Abdul Muhari, selaku Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pihak BNPB pun merekomendasikan empat langkah yang perlu dilakukan oleh masyarakat untuk mengantisipasi dampak dari meletusnya Gunung Semeru, antara lain:
1. Masyarakat atau pengunjung wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru.
2. Masyarakat diminta untuk menauhi area terdampak material awan panas karena suhu yang sangat tinggi.
3. Warga perlu mewaspadai potensi adanya luncuran awas panas susulan di sepanjang lembah Besuk Kobokan.
4. Warga diimbau untuk berhati-hati dengan ancaman lahar yang ada di alur sungai Gunung Semeru karena banyaknya material vulkanik yang mulai terbentuk.
Baca juga: Ternyata Banyak! Inilah Jumlah Gunung Berapi Aktif di Indonesia yang juga Bisa Erupsi Seperti Semeru
Kisah Rumini
Inilah kisah Rumini (28) korban Gunung Semeru yang ditemukan tewas berpelukan dengan sang ibu, Salamah (70).
Kisah ibu dan anak korban erupsi Semeru ditemukan tewas berpelukan hingga kini masih menjadi sorotan.
Seperti apa kejadiannya dan kisah ibu dan anak korban erupsi emeru ditemukan tewas berpelukan? Simak kisah Rumini dan upayanya menolong sang ibu, hingga akhirnya ditemukan tewas berpelukan di antara puing-puing bangunan.
Rumini dan Salamah adalah warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Legiman, adik ipar Salamah bercerita saat Gunung Semeru erupsi, semua orang lari berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.
Diduga, Salamah tidak sanggup berjalan karena faktor usia.
Sedangkan anaknya, Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri.
Kemudian keduanya ditemukan meninggal dunia dalam keadaan berpelukan.

"Tadi pagi kan saya cari adik ipar sama ponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan di bawa ke rumah untuk dimakamkan," kata Legiman dikutip dari Kompas.com.
Dua anggota keluarga Salamah, kata dia, juga bernasib malang. Suami dan anak Salamah yang lain mengalami luka cidera akibat reruntuhan bangunan rumah.
"Suami Rumini dan anaknya selamat, mereka sekarang dirawat di puskesmas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lumajang Bayu Wibowo mengatakan, total jumlah korban yang meninggal dunia terus bertambah.
"Untuk siapa-siapanya kami masih melakukan pendataan dan konfirmasi namanya beserta keluarganya," pungkasnya.(*)