Berita Samarinda Terkini
Penerapan E-Parking di Samarinda Masih Sepi, Jukir Akui Warga Belum Miliki Aplikasi E-Money
Penerapan E-Parking atau pembayaran parkir digital di kota Samarinda belum optimal karena mayoritas masyarakat masih bayar parkir dengan uang tunai.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Penerapan E-Parking atau pembayaran parkir digital di kota Samarinda belum optimal karena mayoritas masyarakat masih bayar parkir dengan uang tunai.
Pada awal peluncurannya, E-Parking di Samarinda ditempatkan di 10 lokasi sebagai pilot project penerapan sistem pembayaran elektronik ini.
Saat Tribunkaltim.co menyambangi beberapa lokasi yang menjadi pilot project E-Parking tersebut, diakui Juru Parkir yang bertugas masih lebih banyak bertransaksi dengan uang tunai.
Seperti aktivitas parkir di jalan Panglima Batur, Samarinda Kota, terdapat 3 jukir yang bertugas di sekitar kawasan itu dan semuanya menggunakan barcode E-Parking yang terkalung di lehernya.
Amri, salah satu jukir di jalan itu meenyebutkan warga yang parkir di kawasan tersebut sebagian besar mengaku belum memiliki aplikasi penyedia E-Money atau uang digital untuk membayar parkir secara elektronik.
Baca juga: Sulit Bertahan Saat Pandemi, Seorang Sopir Angkot di Samarinda Terpaksa Nyambi Jadi Juru Parkir
Baca juga: Penuhi Target PAD, Kecamatan dan Kelurahan di Tarakan Gencar Monitoring Juru Parkir
Baca juga: Tertibkan Juru Parkir Liar di Balikpapan, Dinas Perhubungan Ungkap Kendala Soal Shift Jukir
Alasan lainnya, di aplikasi mereka tidak ada saldo yang menyebabkan transaksi masih dilakukan secara manual dengan uang tunai.
"Paling satu hari cuma satu atau dua (pengunjung) yang bayar pakai E-Parking, kadang satu hari tidak ada sama sekali," ungkap Amri, Kamis (16/12/2021).
Amri di tengah kesibukannya mengatur parkir kendaraan roda dua dan roda empat di depan Toko Apollo jalan Panglima Batur itu mengungkapkan bahwa petugas Dinas Perhubungan (Dishub) dalam beberapa hari sekali juga datang memantau dan mengambil setoran retribusi parkir dari para jukir.
Karena transaksi lebih banyak menggunakan uang tunai, maka setoran yang diserahkan kepada petugas Dishub pun juga dalam bentuk uang tunai.
Setali tiga uang dengan yang terjadi di lokasi pilot project E-Parking depan Ayam Goreng Banjar, jalan Abul Hasan, Sopiansyah, jukir yang bertugas di titik tersebut juga mengungkapkan pengalaman yang sama dengan Amri.
Baca juga: Jukir Liar Ngaku sebagai Juru Parkir Resmi Dishub, Reaksi Plt Kadishub Samarinda Kaget
Dalam satu hari pria berusia 56 tahun itu menyetorkan hasil parkir Rp 30.000 kepada petugas Dishub yang semuanya dalam uang tunai, jika memiliki aplikasi dan saldo, jukir men-tapping sendiri barcode yang mereka kenakan untuk melakukan setoran.
Sopiansyah menyebutkan hanya dua atau tiga orang pengunjung saja yang membayar dengan sistem E-Parking dalam satu hari, sama seperti Amri, terkadang sehari semua pengunjung membayar secara tunai.
"Ya sudah kita tawarkan juga, ada aplikasi E-Parking atau tidak, kebanyakan ngakunya tidak punya aplikasi jadi ya sudah nggak apa-apa pakai uang tunai saja," papar Sopiansyah yang bertugas menjadi Jukir di depan Ayam Goreng Banjar itu dari pukul 08.00 hingga 15.00 WITA.
Para jukir ini mengaku telah digaji secara bulanan oleh pemkot samarinda melalui Dishub sebesar Rp 1.000.000 per bulannya.
Di setiap tempat pilot project E-parking juga telah dipasang papan penanda dan informasi bahwa kawasan tersebut menerapkan sistem E-Parking.
Baca juga: BNNK Ringkus Juru Parkir Citra Niaga Samarinda karena Bawa Sabu, Pelaku Pernah Mencuri