Natal dan Tahun Baru
Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Pertamina Prediksi Ada Lonjakan LPG dan BBM di Kaltim
Permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG diprediksi mengalami lonjakan pada libur perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG diprediksi mengalami lonjakan pada libur perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Sejumlah langkah antisipasi kelangkaan BBM pun disiapkan oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Freddy Anwar, menyebut pihaknya melakukan pengawasan distribusi BBM melalui Tim Satgas Nataru.
Dalam mengawal kelancaran distribusi BBM dan LPG, Pertamina membentuk Satgas terhitung mulai 29 November 2021 hingga 10 Januari 2022.
"Satgas Nataru bekerja di kantor Regional dan seluruh lokasi suplai point BBM dan LPG yang tersebar di wilayah Kalimantan," ujarnya dalam press conference akhir tahun, Senin (20/12/2021).
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Pengusaha Logistik Ingin Pengisian BBM Solar tak Antre Panjang
Baca juga: Sektor Pajak di Kaltim Alami Surplus Rp 390 Miliar di Akhir Tahun, Pajak BBM Jadi Penyokong
Baca juga: Saat Mengisi BBM, Wanita Paruh Baya di Samarinda Mendadak Ambruk tak Bernyawa, di SPBU Jalan PM Noor
Pada momen Nataru, kebutuhan BBM diprediksi naik sejak H-3 untuk gasoline dan H-2 untuk gasoil.
Potensi lonjakan konsumsi tersebut disikapi dengan beberapa langkah.
Pertama, peningkatan stok gasoline. Untuk Pertalite sebesar 5,4 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 5.440 KL/hari menjadi 5.733 KL/hari di wilayah Kalimantan.
Untuk Kalimantan Timur, peningkatan stok Pertalite sebesar 7,7 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 1.585 KL/hari menjadi 1.707 KL/hari.
Kemudian untuk Pertamax sebesar 7,1 persen dari konsumsi normal bulanan atau sektiar 1.333 KL/hari menjadi 1.428 KL/hari di wilayah Kalimantan.
Untuk Kalimantan Timur, peningkatan stok Pertamax sebesar 6,5 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 176 KL/hari.
Sementara untuk Pertamax Turbo sebesar 10 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 47 KL/hari menjadi 52 KL/hari di wilayah Kalimantan.
Untuk Kalimantan Timur, peningkatan stok Pertamax Turbo 25 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 12 KL/hari menjadi 15 KL/hari.
Selanjutnya peningkatan stok gasoil. Untuk Solar sebesar 1,4 persen dari konsumsi normal bulanan atau sekitar 2.532 KL/hari menjadi 2.568 KL/hari di wilayah Kalimantan.
Untuk Kalimantan Timur, estimasi konsumsi masih cenderung normal atau sekitar 605 KL/hari.