Berita Nasional Terkini
Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU, Berikut Profil Gus Yahya, Kegemarannya Mirip yang Dilakukan Gus Dur
Nahdatul Ulama (NU) akhirnya memiliki pimpinan baru, Gus Yahya resmi menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026
TRIBUNKALTIM.CO - Nahdatul Ulama (NU) akhirnya memiliki pimpinan baru, Gus Yahya resmi menjadi Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.
Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU setelah unggul dalam perolehan jumlah suara dari KH Said Aqil Siradj.
Gus Yahya atau lengkapnya KH Yahya Cholil Staquf memperoleh 337 suara dalam pemungutan suaran yang digelar di GSG Unila, Jumat (24/12/2021).
Sementara saiangan terdekatnya, KH Said Aqil Siradj hanya mampu meraih 210 suara.
Adapun hasil perhitungan pemungutan suara Calon Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 sebagai berikut.
KH Yahya Cholil Staquf mendapat 337 suara.
Baca juga: NEWS VIDEO PW Nahdatul Ulama Kaltim Minta Pelaksanaan Pilkada Ditunda, Fauzi Bahtar Beber Alasannya
Baca juga: Siapa Saja yang Dimaksud? Kala Gus Dur Berkelakar Sebut Indonesia Pernah Dipimpin Orang-orang Gila
Baca juga: Respon Mahfud MD Terhadap Cuitan SBY di Twitter jadi Sorotan, Bongkar Kebiasaan di Era Gus Dur
KH Said Aqil Siradj mendapat 210 suara.
KH As'ad Said Ali mendapat 17 suara.
KH Marzuqi Mustamar mendapat 1 suara.
Ramadan mendapat 1 suara.
Abstain 1.
Tidak sah 1.
Baca juga: Mahfud MD Beber Perilaku SBY Pada Zaman Pemerintahan Gus Dur Saat Menghadapi Masalah Negara
Lalu, bagaimana kah sosok dari Gus Yahya, berikut profil Gus Yahya, seperti dilansir dari Kompas.TV:
Gus Yahya lahir pada tahun 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur.
Beliau juga mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang.
Panggilan ‘Gus’ setelah namanya sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren untuk memanggil nama anak seorang kiai atau pengasuh pesantren.
Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Yahya tumbuh di lingkungan yang lengket dengan organisasi NU.
Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri.
Baca juga: NEWS VIDEO Kabar Duka, Wimar Witoelar Eks Jubir sekaligus Orang Terdekat Gus Dur Meninggal Dunia
Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Yahya juga keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus.
Sedangkan adiknya, Yaqut C Qoumas adalah Menteri Agama yang baru dilantik Jokowi menggantikan Fachrul Rozi.
Gus Yahya sendiri sedari kecil belajar di Pesantren, bermula dari Pendidikan formal di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah.
Lalu berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta.
Saat itu ia juga kuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Baca juga: PERJALANAN HIDUP Wimar Witoelar Mantan Jubir Gus Dur, Bawa Wajah Baru Talkshow Tanah Air
Saat Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya diberi amanah sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir).
Sosok yang juga terkenal lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong pada 2018-2019, diberi amanah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan KH Hasyim Muzadi yang wafat.
Salah satu yang menonjol dari Gus Yahya adalah kegemarannya untuk menjumpai tokoh-tokoh dunia.
Ia beralasan, silaturrahim itu memberi tahu publik internasional tentang konsep Islam yang kerap disalahpahami seperti bahwa Islam itu agama teror, Islam itu identik dengan kekerasan, Islam itu memusuhi agama-agama lain dan seterusnya.
Nama Gus Yahya membetot pandangan publik tatkala ia menghadiri undangan dari American Jewish Committee (AJ) dan berbicara tentang resolusi konflik antar agama.
Ia pun kerap berjumpa dengan beberapa tokoh agama seperti Paus Franciscus.
Baca juga: BLAK-BLAKAN Ganjar Pranowo Beber Hubungan dengan Megawati & Taufik Qiemas, Ada Gus Dur Jangan Kaget!
Selain itu, ia banyak sekali mengkader ulama-ulama dan aktivis di Nahdatul Ulama.
Kegemarannya untuk silaturrahim ini tak pelak membuat banyak orang teringat sosok Gus Dur yang juga gemar safari dan berjumpa banyak orang untuk bicara perdamaian.
Gus Yahya pun di publik internasional terkenal sebagai representasi Islam yang moderat.
Kegemarannya itu pula yang membuatnya menuai kontroversi karena memenuhi undangan untuk pergi ke Israel yang dilayangkan American Jewish Committee (AJC) Global Forum pada 2018 lalu.
Bagi sebagian kalangan, langkah itu dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini beranggapan bahwa langkah itu selaras dengan yang pernah dilakukan Gus Dur, untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.
Gus Dur sendiri pernah diundang oleh Forum Global AJC pada 2002 di Washington DC, Amerika Serikat.
Kekagumannya kepada Gus Dur pun menjadi jargonya maju sebagai calon Ketua UMUM PBNU: Menghidupkan Gur Dur. Itu kemudian dibukukan, Menghidupkan Gus Dur: Catatan Gus Yahya Kenangan Yahya Staquf oleh penulis kenamaan, AS Laksana.
Sebenarnya, Gus Yahya bisa dibilang bukan politikus kemarin sore.
Pada 31 Mei 2018, Presiden Joko Widodo melantik Yahya sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Jauh sebelumnya, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, presiden keempat RI.
Gus Yahya kerap menggaungkan soal khittah NU.
Saat ditanya jurnalis KOMPS.TV, Dedik Priyatno, soal bagaimana ia bisa tetap menjalankan konsep tersebut di tengah tarik-menarik politik yang kerap menyeret NU, Gus Yahya coba kembali ke tahun 1979 di Forum Muktamar ke-26 (Muktamar berlangsung di Semarang-red). Kata dia, di Muktamar itu adalah keputusan kembali ke khittah NU.
"Diartikan sebagai, prosesi withdrawl atau penarikan diri NU dari politik praktis. Perlu digaris bawahi, politik praktis. Bukan politik, titik," kata Gus Yahya.
Politik yang dimaksud Gus Yahya adalah politik praktis.
"Ya, kompetisi politik di pemilu, pemilihan pejabat dan seterusnya. Ini memang tema yang dibikin khas orde baru. Artinya apa? NU menarik diri dalam politik praktis, karena NU tidak lagi bisa beroperasi sebagai partai, sudah difungsikan di PPP," ujarnya.
Baginya, NU harus kembali jadi organisasi sosial keagamaan. Kembali ke khittah 1979. Khittah yang disebut-sebut Gus Yahya, bermakna jalan atau garis perjuangan NU.
Lebih lanjut, Gus Yahyah menjelaskan khittah NU yang dimaksud.
Pada Muktamar 1984 di Situbondo, kata dia, dirumuskanlah namanya Khittah Nahdliyah. Lalu diuraikan nilai prinsip dasar perjuangan atau disebut khittah NU.
Saat ditanya bagaiman dengan kondisi sekarang, dengan tarikan politik yang kian kencang dan selalu begitu tiap tahun, Gus Yahya lagi-lagi kembali ke Muktamar tahun 1989. Di muktamar itu dibuat keputusan tentang panduan berpolitik NU.
"Kalau PBNU tidak boleh ikut-ikutan. Kalau warga NU boleh dan bebas berpolitik asal bertanggung jawab," ujarnya.
"Itu prinsip yang sudah diputuskan sejak lama di NU," kata Gus Yahya.
Tiga Nama Muncul
Tiga nama muncul dalam perhitungan suara bakal calon Ketua Umum PBNU.
Ketiganya, yakni KH Said Aqil Siradj, KH Yahya Cholil Staquf, dan KH As'ad Ali.
Pantauan Tribunlampung.co.id, Jumat (24/12/2021) di ruang sidang pleno GSG Unila, suara Said Aqil dan Yahya Staquf bersaing ketat dalam perhitungan suara tersebut.
Keduanya saling mengejar, sesuai yang disebutkan oleh Ketua Sidang Pleno dan Ketua Umum PBNU, Prof Mukri.
Sementara, As'ad Ali sejuah ini baru mendapat lima suara.
Untuk diketahui, total ada 587 suara gabungan dari PWNU, PCNU, dan PCINU.
587 suara tersebut telah disalurkan menggunakan kertas tertulis yang dimasukan dalam kota suara.
Sementara para Muktamirin, menyaksikan dengan antusias perhitungan suara tersebut.
Sesekali merek berteriak saat nama bakal calon yang didukung disebut oleh ketua sidang.
Bertambah Dua
Bakal Calon Ketua Umum PBNU bertambah dua nama.
Adapun keduanya yakni KH Marzuqi Mustamar dan Ramadan.
Sebelumnya tiga nama muncul yakni KH Said Aqil Siradj, KH Yahya Cholil Staquf, dan KH As'ad Ali.
Dengan begitu bakal Calon Ketua Umum PBNU menjadi lima nama.
Proses Perhitungan
Proses pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 dalam Muktamar ke-34 NU.
Pemilihan Ketum PBNU ini dilaksanakan dengan cara pemungutan suara dari para muktamirin yang memiliki hak suara.
Sebelum pengambilan suara dilaksanakan, dilakukan proses scanning data diri.
Sekretaris Panitia Lokal Muktamar NU Maulana Mukhlis mengatakan sebelum pemilihan Ketum PBNU dilakukan proses persiapan.
“Jadi persiapan bakal calon diawali dengan verifikasi identitas para muktamarin,” kata Maulana Mukhlis, Jumat (24/12/2021) dini hari.
Lanjutnya, verifikasi dilakukan dengan cara mengumpulkan barcode peserta Muktamar NU dan identitas peserta.
“Ini untuk memastikan memiliki hak suara,” tukasnya.
Maulana Mukhlis menambahkan suasana pemilihan berlangsung lancar.
“Suasana sejuk sekali,” ucapnya. (*)