Berita Nasional Terkini
Strategi TNI-Polri Berhasil, Eksistensi KKB Papua Satu per Satu Menghilang
Eksistensi satu per satu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua mulai meredup bahkan menghilang
TRIBUNKALTIM.CO - Eksistensi satu per satu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua mulai meredup bahkan menghilang.
Hal ini pun menjadi kabar gembira bagi masyarakat Papua yang menginginkan ketentraman dan kedamaian di Bumi Cendrawasih.
Salah satu pimpinan KKB Papua yang kerap menimbulkan teror maupun keonaran, yakni Egianus Kogoya.
Egianus Kogoya dikenal tak segan-segan membantai korbannya, termasuk merusak fasilitas umum.
Kapolres Nduga, AKBP I Komang Budiartha mengungkapkan eksistensi KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya saat ini telah menurun.
Namun, tidak menutup kemungkinan meningkatkan di kemudian hari.
Baca juga: Akhirnya Satgas Nemangkawi Dibubarkan, Polri Gelar Operasi Pengganti Atasi KKB Papua, Lebih Humanis
Baca juga: KKB Papua Makin Brutal, Kapolda Sampai Minta Warga Melapor ke Polisi Sebelum Pergi Berkebun
Baca juga: Aksi Brutal KKB Papua Sebabkan 2 Prajurit TNI Gugur, Berikut Update Situasi Kondisi di Yahukimo
"Ya saat ini seperti dilihat tidak ada aksi dari mereka," kata Komang, seperti dilansir dari Tribun-Timur.com berjudul Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya Kini Jarang Tampil, Stuasi Nduga Pun Makin Kondusif.
Meski tidak ada aksi, namun pihaknya tetap konsisten dalam pengawasan serta membangun koordinasi dengan satgas yang ada.
"Kami terus bangun komunikasi dengan rekan-rekan di Nduga, termasuk para tokoh yang ada," ujarnya.
Diketahui eksistensi KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga mulai mencuri perhatian publik pada medio 2018.
Selain itu sepanjang medio 2019 hingga 2020 kelompok Egianus cs terus melakukan aksi penyerang baik terhadap warga sipil hingga aparat gabungan.
Terakhir, aksi KKB tersebut yakni melakukan penyerangan terhadap Pos TNI dari Satun Yon 751 di Distrik Mapenduma.
Baca juga: KKB Papua Bawa Roh Leluhur Lawan TNI & Polri, Jenderal Andika Perkasa Didesak Kirim Prajurit Khusus
Dari aksi tersebut, satu perwira TNI berpangkat Letda mengalami luka tembak.
Sosok Egianus Kogoya
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya diduga bertanggung jawab atas teror di Nduga.
Tiga personel TNI mengalami luka akibat baku tembak dengan mereka di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (6/7/2021).
Mereka juga melukai dua prajurit TNI dari Yonif 751/VJS dalam baku tembak di Distrik Mapnduma, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (13/7/2021).
Lantas, seperti apa sosok Egianus Kogoya?
Baca juga: Buat 53 Anggota KKB Papua Menyerah, Operasi Satgas Nemangkawi Dihentikan, Ini Penggantinya
Jurnalis senior Papua, Victor Mambor mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga
Ia pun membeberkan sosoknya.
Berikut sosok Egianus Kogoya yang diungkapkan Victor Mambor:
1. Usianya masih 17-an tahun
Victor menggambarkan sosok Egianus seperti remaja.
Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.
"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor dikutip dari kompas.com, Rabu (31/7/2019).
Baca juga: KKB Papua Makin Terdesak, Prajurit Marinir Gelar Latihan Perang, Tembakkan Peluru Mortir
2. Ayahnya Tokoh OPM
Dari informasi yang ia dapat, Victor menyebut ayah Egianus bernama Silas Kogoya yang juga merupakan salah satu tokoh OPM.
Namun, kini ayahnya sudah meninggal.
3. Terpelajar
Dari pembicaraan selama 15 menit, Victor menilai Egianus merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.
Namun, Egianus yang mengetahui bahwa ia sedang berbicara dengan seorang Jurnalis meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.
Baca juga: KSAD Tanggapi Sindiran Fadli Zon Soal KKB Papua, Dudung Abdurachman: Mereka Bukan Musuh Kita
4. Keberadaannya di Tempat Terpencil
Egianus Kogoya yang disebut-sebut sebagai otak aksi KKB Papua ini berada di sebuah daerah terpencil.
Untuk bertemu dengan Egianus, Victor menyebut ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.
Pertemuan pun diatur pada tengah malam.
Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus.
"Jalan gelap, saya ikut arahan saja. Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor.
Rupanya, Egianus sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan).
Baca juga: Teror dari KKB Papua Makin Brutal, Polri Minta Warga Lapor Terlebih Dahulu Sebelum Berkebun
Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit.
Dikenal sebagai pimpinan sekaligus otak di balik serangan KKB Papua, Egianus Kogoya telah menorehkan sejumlah catatan kriminal
Korban serangan KKB Papua di bawah pimpinan Egianus Kogoya ini tak hanya TNI, tapi juga masyarakat sipil
Berikut sejumlah catatan kriminal Egianus Kogoya:
1. Penembakan pesawat Dimonim Air
Pada tanggal 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam, ditembak di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, oleh kelompok separatis Egianus Kogoya.
Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara Co-Pilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.
Baca juga: Kerap Bakar Bandara, Akhirnya TNI Turunkan Pasukan Elit Korps Baret Jingga Atasi Brutalnya KKB Papua
2. Penembakan pesawat Trigana
Pada tanggal 25 Juni 2018, pesawat Twin Oter milik Trigana yang mengangkut logistik pemilu dan pihak aparat keamanan ditembak oleh kelompok seperatis ini juga.
Peristiwa ini mengakibatkan pilot pesawat bernama Capres Ahmad Kamil terkena luka tembak di bagian punggung.
3. Penyerangan masyarakat sipil
Pada tanggal 25 Juni 2018, kelompok separatis Egianus Kogoya melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil di Kota Kenyam.
Sepasangan suami istri, Hendrik Sattu Kolab (38) dan Martha Palin (28), dan tetangganya Zainal Abidin (20) tewas ditembak.
Sedangkan anak Hendrik yang berusia 6 tahun berinisial AK, mengalami luka parah di bagian wajah akibat dibacok dengan parang.
4. Penyanderaan dan pemerkosaan
Pada tanggal 3-17 Oktober 2018, sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma, oleh kelompok separatis.
Tak hanya itu, seorang tenaga kesehatan diperkosa.
Baca juga: KSAD Tanggapi Sindiran Fadli Zon Soal KKB Papua, Dudung Abdurachman: Mereka Bukan Musuh Kita
5. Pembunuhan pekerja pembangunan
Pada tanggal 1-2 Desember 2018, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, disandera oleh kelompok ini.
Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.
Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.
6. Penyerangan dan pembunuhan anggota TNI
Pada tanggal 3 Desember 2018, kelompok ini melalukan pengejaran terhadap karyawan yang melarikan diri menuju ke Distrik Mbua.
Kemudian, ketika para karyawan berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melalukan penyerangan.
Hal itu mengakibatkan 1 anggota TNI bernama Serda Handoko tewas dan seorang lainnya, Pratu Sugeng mengalami luka-luka.
7. Penembakan helikopter TNI
Sejak tanggal 4 Desember 2018 hingga Rabu (5/12/2018), kelompok separatis Egianus Kogoya masih menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Distrik Mbua.
Belum ada kabar dari para karyawan PT Istaka Karya yang belum berhasil dievakuasi dari Puncak Kabo.
Sementara, aparat penegak hukum dari TNI dan Polri, sampai sejauh ini mendapat perlawanan dari kelompok separatis.
Bahkan, hari ini, helikopter yang digunakan TNI ditembaki dan 1 anggota terkena tembakan saat kontak senjata di Puncak Kabo. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tRibunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.