Sejarah Hari Ini
Sejarah Hari Ini 23 Tahun Lalu, Gempa Bumi di Kolombia Menyebabkan 1.000 Orang Tewas
Sejarah hari ini 23 tahun lalu, tepatnya 25 Januari 1999, telah terjadi gempa bumi di Kolombia.
Penulis: Briandena Silvania Sestiani | Editor: Rita Noor Shobah
Berbagai peralatan berat pembongkar tanah pun diistirahatkan. Mereka terpaksa memakai alat ringan hingga tangan untuk membongkar puing karena takut melukai korban yang masih selamat atau bertahan di bawah reruntuhan puing.
"Hanya 25 persen reruntuhan akibat gempa yang berhasil dibongkar," ungkap Ketua Kongres Kolombia, Fabio Valencia kepada pers di Armenia.
Baca juga: 9 Januari, Hari Jadi Lazio, Sejarah Berdirinya Lengkap Arti Logo Salah Satu Klub Serie A Liga Italia
Penjarahan
Dalam peristiwa ini, ada banyak laporan yang menyebutkan tentang penjarahan di kota Armenia setelah gempa.
Warga marah dengan lambatnya bantuan. Akibatnya, mereka pun membobol toko makanan hingga mencuri persediaan.
Rasa jengkel dan putus asa mendorong warga melakukan penjarahan di pusat kota yang selamat. Namun, aksi tersebut lama-lama berkembang. Tidak hanya bahan makanan sasarannya, tetapi juga segala benda yang ada di toko, mulai dari sepatu, perhiasan, hingga compact-disc.
Atas kejadian tersebut, Presiden kemudian mengirim pasukan untuk mengembalikan ketertiban.
Ribuan pasukan bersenjata pun dikerahkan ke Armenia, sekitar 300 kilometer barat Bogota.
Baca juga: Hari Braille Sedunia Diperingati 4 Januari, Apa Itu Braille? Sejarah dan Mengapa Perlu Diperingati
Sebelumnya, Pemerintah Kolombia telah mengumumkan 362 bantuan obat-obatan, dan Program Pangan PBB mengirimkan 200 ton bahan makanan ke lokasi bencana.
Namun, sebagian warga yang terkena bencana tersebut mengaku belum menerima bantuan.
Presiden Kolombia Andres Pastrana pun melakukan sidan mendadak dengan anggota-anggota kabinetnya akibat tak lancarnya penurunan bantuan ini.
Pastrana hanya mengungkapkan bahwa tidak mudah menyediakan pangan 150 ton per hari terhada ribuan korban bencana seperti ini. Sementara, jalan tertutup timbunan reruntuhan, truk pengangkut tidak tersedia, dan tenaga sukarela pun kurang.
"Rasanya tak ada negara di dunia ini yang sanggup menyediakan sendiri bantuan makan untuk 200.000 orang (kelaparan) yang tertimpa musibah seperti ini," ungkap Menlu Kolombia, Guillermo Fernandez. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.