Viral Edy Mulyadi
Kesal pada Sisa Limbah dan Pernyataan Edy Mulyadi, Warga Samarinda Buat Replika Kuburan
Ada penampakan berbeda dari sebelumnya di area Jalan Diponegoro, RT 11, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ada penampakan berbeda dari sebelumnya di area Jalan Diponegoro, RT 11, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis (27/1/2022).
Yakni ada sebuah replika kuburan bertuliskan Almarhum Edy Mulyadi.
Belakangan nama Edy Mulyadi, sedang ramai diperbincangkan, buntut ucapannya yang menyinggung dan melukai hati seluruh masyarakat Kalimantan, terkhusus Kalimantan Timur.
Kuburan berukuran panjang 2 meter lebar 1 meter ini rupanya dibuat oleh masyarakat setempat, dengan menggunakan bahan material sisa perbaikan jalan.
Baca juga: Lembaga Adat Kubar Sampaikan Pernyataan Sikap, Minta Edy Mulyadi Cs Ditindak Tegas
Baca juga: Pemuda Solidaritas Kalimantan Tengah Mendorong MADN Sidang Adat Buat Edy Mulyadi
Baca juga: Heboh Video Steven Seagal Disebut ke Kalimantan, Cium Mandau, Edy Mulyadi Disindir, Fakta Sebenarnya
Meski cukup mengganggu arus lalu lintas, namun replika kuburan ini berhasil menyita perhatian para pengendara yang melintas.
Tidak jarang ada yang menepikan kendaraannya untuk sekedar mengabadikan replika kuburan ini.
Abdul (45), salah seorang warga setempat mengatakan replika tersebut mereka buat bersama pada Pukul 08.00 Wita.
Ia menjelaskan, tindakan ini merupakan bentuk kekesalah mereka terhadap pernyataan Edy Mulyadi yang tidak menghargai adat istiadat Kalimantan.
Baca juga: DPP Pusaka Sebut Ibu Kota Negara Adalah Penghargaan Bagi Masyarakat Kalimantan
"Aneh saja, dia (Edy Mulyadi) orang luar. Ke Kalimantan aja mungkin enggak pernah, kok bisa bisanya menghina Kalimantan Timur," ujarnya, saat ditemui TribunKaltim.co.
Abdul juga menjelaskan bahwa replika kuburan tersebur dibuat dari bahan sisa perbaikan jalan yang tidak kunjung dibersihkan oleh pihak terkait.
Bahkan ungkapnya, sisa cor-coran tersebut sudah berada di depan toko mereka sejak 1 bulan lalu.
"Sadar sih agak mengganggu lalu lintas. Tapi semoga dengan begitu cepat dibersihkan, diambil sampahnya itu," jelasnya.
Sebagai salah seorang warga Kalimantan Timur, Abdul turut berharap agar penghinaan terhadap Benua Etam ini tidak terulang kembali.
"Jangan begitulah. Anda tidak tahu soal Kalimantan, kok bisa menghina suku orang lain. Kita ini tetap satu negara kok," akhirnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.