Viral Edy Mulyadi

Protes Pernyataan Edy Mulyadi 'Hina Kalimantan' Warga Samarinda Buat Replika Kuburan di Tengah Jalan

Aksi protes warga membuat replika kuburan bertuliskan Almarhum Edy Mulyadi pas ditengah jalan yang selalu ramai dengan pengendara.

Editor: Ikbal Nurkarim
Kolase TribunKaltim.co
Penampakan replika makam bertuliskan Edy Mulyadi dan foto Edy Mulyadi. Aksi protes warga membuat replika kuburan bertuliskan Almarhum Edy Mulyadi pas ditengah jalan yang selalu ramai dengan pengendara. 

TRIBUNKALTIM.CO - Gelombang protes dengan pernyataan Edy Mulyadi yang menyebut Kalimantan tempat jin buang anak terus disuarakan.

Sebelumnya, pernyataan yang dikeluarkan oleh Edy Mulyadi terkait penolakannya atas pemindahan Ibu Kota Negara ( IKN ) di Kalimantan memicu reaksi banyak pihak.

Pasalnya Edy Mulyadi diduga melontarkan kalimat hinaan yang menyinggung masyarakat Kalimantan.

Dikutip dari akun Twitter @YRadiato yang membagikan video, Edy Mulyadi mengatakan bahwa ibu kota negara akan dipindah ke Kalimantan yang disebutnya sebagai tempat jin membuang anak.

"Bisa memahami enggak, ini ada sebuah tempat elite punya sendiri yang harganya mahal," ujar Edy Mulyadi dari video viral tersebut.

Baca juga: Polri Akan Jemput Paksa Jika Mangkir Lagi, Edy Mulyadi Minta Dipertimbangkan Sebagai Wartawan Senior

Baca juga: Terbaru! Terkuak Penyebab Sebenarnya Edy Mulyadi Mangkir, Kabareskrim Ungkap Solusi Bila Keberatan

Baca juga: Soal Eksekusi Hukum Adat Bagi Edy Mulyadi, Pakar Hukum Pidana dari UII Angkat Suara

Bahkan Edy Mulyadi menyebut pasar bagi Ibu Kota Baru adalah kuntilanak dan genderuwo.

"Pasarnya siapa?" jelasnya.

"Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo ngapain ngebangun disana," sambungnya.

Untuk menguatkan pendapatnya, Edy Mulyadi menanyakan lokasi tempat tinggal di mana rekan yang ada disebelahnya berada.

"Enggak ada, nih sampean tinggal dimana om?" ungkapnya. 

"Mana mau tinggal di Gunungsari pindah ke Kalimantan Panajam sana untuk beli rumah disana," sambungnya.

Pernyataan Edy Mulyadi yang menghina Kalimantan mendapat tanggapan dari berbagai pihak, mulai Kesultanan, tokoh-tokoh Adat, hingga pejabat di Kalimantan. 

Namun ada yang unik dalam aksi protes yang dilakukan warga Jalan Diponegoro, RT 11, Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota, Kota Samarinda.

Mereka membuat sebuah replika kuburan bertuliskan Almarhum Edy Mulyadi pas ditengah jalan yang selalu ramai dengan pengendara.

Kuburan berukuran panjang 2 meter lebar 1 meter ini rupanya dibuat oleh masyarakat setempat, dengan menggunakan bahan material sisa perbaikan jalan.

Replika kuburan Edy Mulyadi, yang dibuat masyarakat setempat menggunakan sisa perbaikan jalan, Kamis (27/1/2022). 
Replika kuburan Edy Mulyadi, yang dibuat masyarakat setempat menggunakan sisa perbaikan jalan, Kamis (27/1/2022).  (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

Baca juga: Berita Terbaru! Terkuak Penyebab Edy Mulyadi Mangkir & Kabareskrim Ungkap Solusi Lain Bila Keberatan

Sontak replika kuburan ini berhasil menyita perhatian para pengendara yang melintas.

Tidak jarang ada yang menepikan kendaraannya untuk sekedar mengabadikan replika kuburan ini.

Abdul (45), warga setempat mengatakan replika tersebut mereka buat bersama pada, Kamis (27/1/2022) pukul 08.00 Wita.

Ia menjelaskan, tindakan ini merupakan bentuk kekesalah mereka terhadap pernyataan Edy Mulyadi yang tidak menghargai adat istiadat Kalimantan.

"Aneh saja, dia (Edy Mulyadi) orang luar. Ke Kalimantan aja mungkin enggak pernah, kok bisa bisanya menghina Kalimantan Timur," ujarnya, saat ditemui TribunKaltim.co.

Abdul juga menjelaskan bahwa replika kuburan tersebur dibuat dari bahan sisa perbaikan jalan yang tidak kunjung dibersihkan oleh pihak terkait.

Bahkan ungkapnya, sisa cor-coran tersebut sudah berada di depan toko mereka sejak 1 bulan lalu.

"Sadar sih agak mengganggu lalu lintas. Tapi semoga dengan begitu cepat dibersihkan, diambil sampahnya itu," jelasnya.

Baca juga: Edy Mulyadi Diperiksa Bareskrim Polri, Pakar Hukum Pidana Mudzakkir Harap Penyidik Berlaku Cermat

Sebagai salah seorang warga Kalimantan Timur, Abdul turut berharap agar penghinaan terhadap Benua Etam ini tidak terulang kembali.

"Jangan begitulah. Anda tidak tahu soal Kalimantan, kok bisa menghina suku orang lain. Kita ini tetap satu negara kok," akhirnya. 

Ormas di Kalimantan Gelar Ritual Potong Hewan

Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) melakukan aksi unjuk rasa untuk mengecam pernyataan Edy Mulyadi yang menyebut bahwa lokasi ibu kota baru merupakan tempat jin buang anak.

Satu ormas yang menamakan diri pemuda Laskar Pemuda Adat Dayak Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (LPADKT-KU) bahkan melakukan ritual potong hewan untuk menunjukkan kekecewaannya kepada Edy Mulyadi.

Mereka, melakukan ritual pemotongan ayam dan babi saat melakukan unjuk rasa di Samarinda, Kalimantan Timur pada Senin (24/1/2022).

Ketua LPADKT-KU Fendi Meru menyebut ritual itu sebagai tanda bahwa masyrakat Dayak yang merupakan suku asli Kalimantan menyatakan diri mereka tersinggung dengan Edy Mulyadi.

"Sebab itu saya hanya bicara bagaimana suku Dayak Lundayeh, bahwa apabila kita melakukan pemotongan babi atau ayam dan mengeluarkan darah, ini membuktikan masyarakat Dayak itu marah, tersinggung," katanya saat di lokasi, dikutip dari Tribun Kaltim.

"Leluhur kita marah dan tersinggung atas tindakan orang-orang yang melecehkan suku itu sendiri," tegas Fendi Meru.

Dirinya menyebut bahwa hal ini merupakan ritual dari suku Dayak Lundayeh.

Pasalnya, ada banyak cara dan ritual yang berbeda yang mungkin dilakukan suku Dayak.

Fendi menyebut ada 200 etnis Dayak dan berbagai sub-subnya yang tersebar di Pulau Kalimantan.

Fendi juga mengatakan bahwa dirinya sudah melihat video klarifikasi yang ditayangkan oleh Edy Mulyadi.

Namun, Fendi menginginkan agar Edy Mulyadi mempertanggungjawabkan pernyataannya itu.

Pemotongan hewan babi sebagai simbol masyarakat adat Dayak tersinggung dan marah akibat ujaran yang diucapkan Edy Mulyadi. TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Pemotongan hewan babi sebagai simbol masyarakat adat Dayak tersinggung dan marah akibat ujaran yang diucapkan Edy Mulyadi. TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY (TRIBUNKALTIM.CO/ MOHAMMAD FAIROUSSANIY)

Baca juga: ALASAN Edy Mulyadi Mangkir dari Pemeriksaan, Kuasa Hukum Minta Mabes Polri Selidiki Provokatornya

Bahkan, Edy juga diminta datang langsung ke Kalimantan Timur untuk mempertanggungjawabkan ucapannya.

"Mulutmu harimau mu, menabur angin menuai badai, itu filosofinya. Kami masyarakat Kalimantan khususnya etnis Dayak, meminta Edy CS harus datang ke Kaltim," ungkapnya.

"Anak jin dibuang di tempat jauh, itu sama saja melecehkan etnis lain (juga). Saya lihat videonya (klarifikasi dan permintaan maaf)," sambung Fendi Meru.

Terkait hukum adat, dia menyebut bahwa hal itu akan menjadi pembicaraan di masing-masing kepala adat Dayak.

"Hukum adat itu multi etnis, kami serahkan kepada kepala-kepala adat Dayak kita, termasuk masyarakat adat Kutai, Banjar, Tidung, Paser dan lain-lainya," tutupnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved