Breaking News

Berita Nasional Terkini

Cemburu hingga Cinta Sesama Jenis, Terkuak Fakta Terbaru Pembunuhan Chef Muda di TPU Kober Ulujami

Fakta baru seputar kasus pembunuhan koki atau chef muda di TPU Kober Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (10/2/2022) pagi terungkap.

Editor: Doan Pardede
(Fandi Permana)
Tiga tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap seorang pria di TPU Kober Ulujami diungkap Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (14/2/2022) 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah fakta baru seputar kasus pembunuhan koki atau chef muda di TPU Kober Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (10/2/2022) pagi terungkap.

Terbaru, polisi mengungkap kronologi pembunuhan terhadap Fiky Firlana (22), wanita yang berprofesi sebagai chef atau koki.

Pembunuhan ini dilatarbelakangi cinta sesama jenis.

Kronologi pembunuhan dibeberkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan.

Baca juga: DPO di Sketsa Ditangkap? Polda Ungkap Perkembangan Terbaru Kasus Subang, Jumlah Saksi Membengkak

Baca juga: Kerangka Mayat yang Ditemukan di Sungai Musi Ternyata Aguswanto Korban Pembunuhan

Baca juga: TERUNGKAP Dalang Pembunuhan Sejoli Kasus Tabrak Lari, Kolonel P Terancam Penjara Seumur Hidup

Kombes Pol Zulpan menyatakan Fiky dihabisi oleh 2 pembunuh bayaran berinisial MYL (18) dan DR (22).

MYL dan DR melakukan pembunuhan atas suruhan seorang wanita yaitu Lelih Mawalih (38).

Diketahui, korban dihabisi dengan cara ditusuk di bagian perut sebanyak dua kali.

Jasadnya ditemukan tergeletak bersimbah darah di samping salah satu makam di TPU Kober, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (10/2/2022) pagi.

Pelaku eksekutor pembunuhan terhadap Chef Vicky Firlana saat turun dari mobil polisi di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (11/2/2022) siang. MYL berjalan pincang dengan betis kaki kiri diperban.
Pelaku eksekutor pembunuhan terhadap Chef Vicky Firlana saat turun dari mobil polisi di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (11/2/2022) siang. MYL berjalan pincang dengan betis kaki kiri diperban. ((Warta Kota/ Ramadhan LQ))

Zulpan mengatakan, Lelih lebih dulu mempelajari kebiasaan korban yang sering berkunjung ke rumah kekasihnya, Hilda Nurlangi (28).

Sebagai informasi, rumah Hilda dan TKP pembunuhan hanya berjarak sekitar 100 meter.

Sementara itu, Lelih dan dua eksekutor bayaran menunggu tepat di gerbang masuk TPU.

"Dia (Lelih) sudah tahu kebiasaannya, jadi pada saat korban melintas itu dari rumah pacarnya, mereka sudah nunggu," ujar Zulpan di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (14/2/2022).

Lelih lebih dulu menjemput kedua eksekutor bayaran pada Kamis (10/2/2022) sekitar pukul 01.30 WIB.

Eksekutor DR dijemput di kawasan Srengseng, Jakarta Barat.

Sedangkan MYL dijemput di Cipondoh, Tangerang.

"Dijemput menggunakan mobil Terios warna hitam dengan nopol B 1932 VFQ milik saudari LM. Selanjutnya LM, DR dan MYL menuju TKP kurang lebih pukul 02.30 ini hendak menunggu korban atau saudara FF," kata Zulpan.
Sekitar pukul 03.30 WIB ketika Fiky pulang dari rumah Hilda, dua eksekutor itu langsung mencegat korban yang mengendarai sepeda motor.

MYL berperan menusuk korban, sedangkan DR bertugas mencekik leher Fiky.

Korban pun tewas di tempat.

Baca juga: 3 TNI Penabrak Sejoli di Nagreg, Andika Perkasa Singgung Pembunuhan Berencana & Penjara Seumur Hidup

Setelahnya, salah satu eksekutor membawa kabur sepeda motor korban beserta tas dan dompetnya.

Adapun motif pembunuhan ini karena didasari rasa cemburu.

Lelih diduga memiliki kelainan seksual atau penyuka sesama jenis.

"Saudari LM ini diduga memiliki kelainan seksual yaitu yang bersangkutan seorang lesbi," kata Zulpan.

Menurut Zulpan, Leli merasa cemburu karena Hilda menjalin hubungan asmara dengan korban.

Di sisi lain, Lelih juga memiliki hubungan khusus dengan Hilda selama 9 tahun.

"Pelaku LM ini memiliki hubungan spesial atau khusus dengan saksi HN yang sudah berlangsung cukup lama pengakuannya 9 tahun, sehingga dengan adanya hubungan asrama antara saudari HN dengan korban FF ini menimbulkan kecemburuan dari pelaku utama," ujar dia.

Selain itu, Lelih juga merasa sakit hati kepada Fiky lantaran motor yang dipinjam korban dikembalikan dalam kondisi rusak.

"Motor tersebut dalam keadaan rusak dan juga STNK tidak ada karena ditilang di jalan raya sehingga pelaku LM menganggap korban FF ini tidak bertanggung jawab," ungkap Zulpan.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, LM ditangkap oleh tim Resmob Polda Metro Jaya di kawasan Kembangan, Jakarta Barat.

Sebelum menangkap Lelih, Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan lebih dulu meringkus dua eksekutor bayaran berinisial MYL dan DR.

Baca juga: Fakta Baru dalam Kasus Pembunuhan Wanita Muda di Hotel Samarinda, Bayar Hanya Setengah

MYL dibekuk di kawasan Tangerang, sedangkan DR ditangkap di jalan layang di daerah Srengseng, Jakarta Barat.

Polisi terpaksa menembak kaki MYL dan DR lantaran kedua berusaha melarikan diri saat ditangkap.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit mengatakan, kedua eksekutor bayaran itu baru menerima bayaran Rp 500 ribu dari total Rp 1 juta yang dijanjikan untuk masing-masing orang.

"Dijanjikan 1 orang Rp 1 juta, yang dikasih baru Rp 500 ribu. Baru dibayar DP saja, dia langsung eksekusi," ujar Ridwan, Jumat (11/2/2022).

Sebelum kasus ini dirilis, Hilda menyebut aktor utama pembunuhan itu adalah seseorang bernama Lelih.

Menurutnya, salah satu eksekutor bayaran berinisial MYL yang telah ditangkap sudah mengakui menerima perintah dari Lelih untuk menghabisi nyawa korban.

Hilda pun mengaku sudah dipertemukan dengan MYL dan mendengar pengakuan itu langsung dari sang eksekutor.

"Dia (Lelih) dalangnya, pelaku (eksekutor) sendiri yang ngomong," kata Hilda saat dihubungi, Jumat (11/2/2022).
Hilda mengaku kenal dekat dengan sosok Lelih.

Selain itu, Leli juga mengetahui bahwa Hilda menjalin hubungan dengan korban.

"Saya kenal (dengan Lelih), kenal dekat, cuma sudah lama. Cuma kita, ya sudah, saya nganggepnya cuma teman biasa.

Dia juga tahu saya jalan hubungan sama orang, dia tahu," ujar dia.

Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa Leli dan Vicky sempat terlibat cekcok terkait masalah motor.

Hilda mengatakan, Lelih tidak terima motornya yang disewa oleh Vicky rusak. Leli pun meminta ganti rugi kepada korban.

"Kemarin mereka itu sempat cekcok masalah motor. Almarhum ini sempat sewa motor si dalang. Nah almarhum juga sempat menggadaikan motornya ke dalang ini. Jadi kayak tukar pakai gitu. Yang satu digadai, si almarhum ini sewa motornya dia," ungkap Hilda.

"Nah kemudian kan motor yang dipakai si korban ini kan rusak, si Laily nggak mau tahu, minta ganti rugi. Terus STNK kena tilang, dia minta diganti juga secepatnya," tambahnya.

Selain meminta Vicky untuk membayar ganti rugi, Hilda mengaku juga ikut ditekan oleh Lelih terkait masalah motor tersebut.

"Si dalang ini selalu nekannya ke saya masalah si Vicky ini. Saya selalu menyampaikan ke dia terkait motornya si dalang yang rusak ini. Sampai malam pun dia masih kontekan, saya tahu," kata dia, seperti dilansir TribunJakarta.com di artikel berjudul Mobil Hitam Jadi Saksi Bisu Pembunuhan Koki Muda di TPU Kober, Aktor Utama Pelajari Kebiasaan Korban

(TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved