Seperti Apa Kondisi Bumi dan Manusia 100 Tahun yang Akan Datang? Begini Prediksi Para Ilmuwan
Pernahkah membayangkan seperti apa kondisi bumi 100 tahun yang akan datang? simak prediksi para ilmuwan
TRIBUNKALTIM.CO - Teman-teman, pernahkah membayangkan seperti apa kondisi bumi 100 tahun yang akan datang?
Bagaimana rupa Bumi 100 tahun ke depan? Para ahli memprediksi, Bumi akan berubah menjadi dunia asing yang tak bisa dikenali dalam kurun waktu tersebut.
Hal tersebut dinyatakan para ilmuwan setelah melihat lebih dari 500 catatan iklim kuno.
Dari sana, mereka menyimpulkan perubahan iklim saat ini sebanding dengan apa yang dilalui Bumi ketika zaman es terakhir.
Baca juga: Sampai Bangun Rumah di Atas Batu Karang, Fakta-fakta Unik Pulau Bungin, Pulau Terpadat di Indonesia
Selain itu, pergeseran seismik dalam keanekaragaman hayati yang terjadi kemungkinan juga akan terjadi kembali.
Untuk diketahui, pada akhir Zaman Es Terakhir, planet rumah kita ini memanas antara empat hingga tujuh derajat Celcius lebih tinggi.
Hal itu membuat lapisan es yang menutupi sebagian besar Amerika Utara, Asia, dan Eropa Utara mencair.
Selama 10.000 tahun kemudian, ekosistem yang sama sekali baru muncul dan berkembang menjadi apa yang kita lihat sekarang.
Dalam skenario lain, para ilmuwan memprediksi jika emisi gas rumah kaca berlanjut maka planet kita akan menghangat sekitar 4 derajat Celcius pada 2100.
Prediksi tersebut kemudian diterbitkan dalam jurnal Science.
Tim peneliti internasional itu melihat ratusan catatan paleontologis tentang bagaimana ekosistem terestrial menanggapi perubahan iklim sekitar 20.000 tahun lalu.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana Bumi menyesuaikan diri dengan pemanasan serupa yang terjadi 100 hingga 150 tahun mendatang.
Hasilnya, mereka menemukan jika tidak ada pengurangan besar dalam emisi gas rumah kaca, ekosistem terestrial di seluruh dunia berisiko terjadi "transformasi besar".
"Vegetasi darat di seluruh planet berada pada risiko besar perubahan komposisi dan struktural utama dalam ketiadaan emisi (gas rumah kaca) yang sangat berkurang," tulis para peneliti dikutip dari Newsweek, Senin (03/04/2018).
"Sebagian besar perubahan ini dapat terjadi selama abad ke-21, terutama di mana gangguan vegetasi dipercepat atau diperkuat oleh dampak manusia," sambungnya.
Baca juga: Kehidupan di Bumi Bukan Satu-satunya, Ilmuwan Perkirakan Ada 36 Peradaban Cerdas di Bima Sakti