Berita Internasional Terkini

Perang Rusia vs Ukraina Kian Panas, Putin Siap Luncurkan Senjata Nuklir, 2 Maret Target Kemenangan

Serangan demi serangan membuat perang antara Rusia dengan Ukraina, makin memanas

Handout / Russian Defence Ministry / AFP
Kementerian Pertahanan Rusia pada 4 Oktober 2021 menunjukkan peluncuran rudal jelajah hipersonik Zirkon dari kapal selam nuklir Severodvinsk di laut Barents. Rusia mengatakan pada 1 Oktober 2021 bahwa mereka telah meluncurkan rudal jelajah hipersonik baru dari kapal selam, tes terbaru dari senjata baru yang oleh Presiden Vladimir Putin dijuluki "tak terkalahkan". 

"Rusia frustrasi menghadapi perlawanan Ukraina," kata David Khalfa dari Jean Jaures Foundation yang berbasis di Paris, think-tank berhaluan kiri.

Alih-alih kemenangan cepat dengan serangan lapis baja yang mengeklaim sebagian besar wilayah, Moskwa sekarang menghadapi perang gerilya perkotaan, dengan kemungkinan besar korban tentara Rusia", tambahnya.

Eliot A Cohen dari Center for Strategic International Studies (CSIS) di Washington mengatakan, para pemimpin Rusia mengharapkan kampanye yang lebih mudah.

"Fakta bahwa mereka tidak memiliki superioritas udara sekarang empat hari setelah ini, itu cukup mengungkap," katanya kepada AFP.

"Anda mulai melihat kelemahan di medan perang... fakta bahwa mereka belum bisa menduduki kota dan mempertahankannya, itu memberitahumu sesuatu."

Baca juga: Apa Bom Termobarik? Jadi Kekhawatiran Sekutu Barat, Setelah Rusia Invasi ke Ukraina, Ini Bahayanya

3. Mengapa nuklir Rusia siaga diumumkan secara terbuka?

Dengan bantuan Barat yang mengalir ke Ukraina dan sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia serta para elitenya, deklarasi publik Putin dapat menjadi upaya untuk memecah belah musuh-musuhnya.

Pemimpin Rusia itu berani bertaruh pengambil risiko, kata Cohen.

"Apa yang dia coba lakukan adalah menyerang kita semua secara psikologis".

Khalfa setuju bahwa sisi psikologis sangat penting, dan Putin "berkeinginan mencegah Barat melangkah lebih jauh dengan sanksi ekonomi".

"Semua orang berkumpul di belakang bendera Ukraina, dan dia memiliki keinginan untuk membuat perpecahan antara pemerintah aliansi (NATO) dan opini publik di negara-negara Barat," terangnya.

Namun, Khalfa juga ingat bahwa "menurut pendapat semua orang yang telah bertemu Putin, dia mengisolasi dirinya sendiri, terkunci dalam logika paranoid... strateginya tidak mungkin untuk dibaca."

Baca juga: NEWS VIDEO Ukraina Bentuk Tentara IT, untuk Menyerang Dunia Maya Rusia

4. Mengabaikan doktrin Rusia?

Ancaman nuklir Putin semakin membingungkan karena berangkat dari doktrin pencegahan nuklir Rusia yang sudah mapan.

Pada 2020, Vladimir Putin menyetujui prinsip-prinsip dasar dengan empat kasus ketika Moskwa dapat menggunakan senjata nuklir.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved