Virus Corona
78 Kali Tes Selalu Positif, Kisah Sedih Kayasan, Pria Tua yang Tak Kunjung Sembuh dari Virus Corona
Kisah Muzaffer Kayasan, pria tua di Turki yang tak kunjung sembuh dari Virus Corona cukup unik.
TRIBUNKALTIM.CO - Kisah Muzaffer Kayasan, pria tua di Turki yang tak kunjung sembuh dari Virus Corona cukup unik.
Di sela-sela menjalani kehidupan sehari-hari di Istanbul, laki-laki berusia 56 tahun itu menerima kunjungan istri, anak laki-laki, dan cucu perempuannya, Azra.
Semua dengan mematuhi protokol kesehatan.
Wajahnya tampak cerah menyambut cucu yang datang membawa mainan.
Baca juga: Terjawab! Inilah Kombinasi Vaksin Booster Terbaik untuk Tangkal Virus Corona Varian Omicron
Baca juga: Seluruh Dunia Dibohongi Soal Asal Usul Virus Corona? Terkuak Bukti Sudah Ada 3 Tahun Sebelum Pandemi
Baca juga: Kabar Buruk! Menkes Blak-blakan Ungkap Kapan Sebenarnya Virus Corona Berakhir, PPKM Masih Berlanjut
Kontak fisik tak berlangsung lama. Azra hanya berada di luar rumah untuk meminimalkan interaksi langsung dengan sang kakek.
"Saya akan bermain dengan kamu kalau sudah sehat nanti," kata Kayasan.
"Saya (sebenarnya) sudah pulih. Yang terjadi adalah, masih ada sisa-sisa virus di tubuh saya. Ini satu-satunya penjelasan mengapa hasil tes (dalam satu tahun terakhir) selalu positif. Bagi saya tak masalah, namun saya tak bisa berinteraksi secara normal dengan keluarga dekat saya," kata Kayasan kepada media.
"Ini memang menyulitkan. Karena kondisi ini pula, saya tak bisa divaksinasi," tambahnya.
Gokhan Kayasan, anak Muzaffer, mengatakan ayahnya orang selalu berpikir positif.
"Kami selalu berujar ayah adalah orang yang positif dan ternyata memang benar, ia selalu positif (terkena Covid) dan untuk saat ini tak bisa (mendapatkan hasil tes) negatif," kata Gokhan berkelakar seperti dilansir Kompas.com.
"Ayah juga mengatakan dirinya seperti terjebak di lampu merah dan tak bisa melewati lampu tersebut," imbuhnya.

Aturan di Turki menyebutkan seseorang yang positif terkena Covid harus menjalani isolasi selama tujuh hari.
Sejak pertama kali terinfeksi virus corona, Muzaffer dirawat di rumah sakit selama sembilan bulan dan kemudian menjalani rawat jalan selama lima bulan, menurut sejumlah media Turki.
Para dokter meyakini kondisi Muzaffer mungkin disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat leukemia.
Cagri Buke, guru besar penyakit menular, mengatakan apa yang menimpa Muzaffer Kayasan, yang selalu positif Covid setiap kali dites selama 14 bulan adalah hal yang sangat jarang.
"Kami tak pernah menemui kasus seperti ini sampai muncul berita (tentang Muzaffer Kayasan)," kata Buke.
Karena belum ada penelitian atau pemeriksaan secara mendalam, pihaknya tidak bisa memastikan apakah virus corona di dalam tubuh Kayasan aktif atau tidak.
Baca juga: Kabar Buruk! Update Virus Corona Indonesia Hari Ini, Jumlah Kasus Baru dan Kematian Mengejutkan
"Meski demikian, 99 persen kemungkinannya virus tersebut tidak lagi aktif dan karenanya tidak akan menularkan penyakit," kata Buke.
Serap Simsek Yavuz, dokter yang merawat Kayasan, mengatakan kondisi Kayasan dipantau secara ketat untuk mengetahui apakah virus yang berada dalam tubuhnya mengalami mutasi.
Seluruh dunia dibohongi soal asal usul Corona?
Sebuah hal baru terkuak, benarkah seluruh dunia dibohongi soal asal usul virus Corona? simak ulasannya.
Walau hampir 2 tahun terjadi, asal usul virus corona masih belum jelas.
Ada yang menyebut asal usul virus corona dari pasar hewan di Wuhan, China, tempat pertama kasus virus corona (Covid-19) ditemukan.
Namun seiring berjalannya waktu, ada juga orang yang percaya virus corona berasal dari laboratorium.
Termasuk penemuan bukti yang satu ini.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Kamis (24/2/2022) seperti dilansir Intisari-Online.com di artikel berjudul Benarkah Selama Ini Dunia Sudah Dibohongi? Asal Usul Virus Corona Ditemukan di Laboratorium yang Jauhnya 11.800 Km dari Wuhan, 'Sudah Ada Sejak 3 Tahun Sebelum Pandemi Dimulai', kecurigaan baru bahwa Covid-19 mungkin telah dibuat-buat di laboratorium muncul setelah para ilmuwan menemukan materi genetik yang dimiliki oleh Moderna dalam protein lonjakan virus.
Mereka mengidentifikasi potongan kecil kode yang identik dengan bagian gen yang dipatenkan oleh pembuat vaksin tiga tahun sebelum pandemi.
Itu ditemukan di situs pembelahan furin unik SARS-CoV-2, bagian yang membuatnya sangat baik dalam menginfeksi orang dan memisahkannya dari virus corona lainnya.
Baca juga: Saat yang Lain Berjibaku Atasi Corona & WHO Was-was, 4 Negara Sudah Gelar Konser & Longgarkan Prokes
Strukturnya telah menjadi salah satu titik fokus perdebatan tentang asal usul virus, dengan beberapa ilmuwan mengklaim itu tidak dapat diperoleh secara alami.
Tim peneliti internasional menyarankan virus mungkin telah bermutasi untuk memiliki situs pembelahan furin selama percobaan pada sel manusia di laboratorium.
Mereka mengklaim ada kemungkinan satu dari tiga triliun urutan Moderna muncul secara acak melalui evolusi alam.
Tetapi hal ini masih memicu banyak perdebatan.
Dalam studi terbaru, yang diterbitkan di Frontiers in Virology, para peneliti membandingkan susunan Covid-19 dengan jutaan protein yang diurutkan pada database online.
Virus ini terdiri dari 30.000 huruf kode genetik yang membawa informasi yang dibutuhkan untuk menyebar, yang dikenal sebagai nukleotida.
Ini adalah satu-satunya virus corona dari jenisnya yang membawa 12 huruf unik.
Dan ini memungkinkan protein lonjakannya diaktifkan oleh enzim umum yang disebut furin.
Sehingga mereka bisa menyebar di antara sel-sel manusia dengan mudah.
Lalu analisis genom Covid-19 asli menemukan kecocokan.
Di mana virus berbagi urutan 19 huruf spesifik dengan bagian genetik yang dimiliki oleh Moderna, yang memiliki total 3.300 nukleotida.
Bahkan perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini mengajukan paten pada Februari 2016 sebagai bagian dari divisi penelitian kankernya.
Profesor Lawrence Young, seorang ahli virologi di Universitas Warwick, mengakui temuan terbaru itu menarik.
Tetapi dia mengklaim itu tidak cukup signifikan untuk menyarankan manipulasi laboratorium.
"Kita berbicara tentang bagian yang sangat sangat kecil yang terdiri dari 19 nukleotida," ucap Profesor Lawrence Young.
"Jika Anda melakukan jenis pencarian ini, Anda selalu dapat menemukan kecocokan."
"Terkadang hal-hal ini terjadi secara kebetulan."
"Terkadang itu adalah hasil dari evolusi konvergen (ketika organisme berevolusi secara independen untuk memiliki sifat yang sama untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka)."
"Ini pengamatan yang unik."
"Tetapi itu tidak membuat kita harus berdebat lebih jauh tentang apakah Covid-19 direkayasa atau tidak," tegasnya.
Selama ini banyak orang yang bertanya-tanya mengenai asal usul Covid-19 dan hubungannya dengan Institut Virologi Wuhan.
Ada dugaan fasilitas itu sedang melakukan eksperimen pada jenis virus corona kelelawar yang serupa dengan yang bertanggung jawab atas pandemi tersebut.
Tapi China bersikeras bahwa virus tidak bocor dari laboratorium.
Tetapi mengklaim bahwa persilangan ke manusia pasti terjadi di 'pasar basah' di Wuhan yang menjual hewan hidup.
Menkes ungkap hal mengejutkan soal kapan pandemi Virus Corona berakhir
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, para ahli memprediksi pandemi Covid-19 akan berlangsung dan belum diketahui secara pasti akhir dari wabah virus Corona tersebut.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak.
"Kita harus dapat beradaptasi agar tetap bisa hidup secara produktif dan menjaga sistem kesehatan kita agar selalu kuat dan menjaga roda perekonomian agar terus berjalan," kata Budi dalam acara DBS Asia Insights Conference, Kamis (24/2/2022).
Budi mengatakan, selama pandemi Covid-19, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan terus diterapkan yang disesuaikan dengan kondisi setiap daerah.
Selain itu, pemerintah akan memperkuat pelaksanaan 3T yaitu testing, tracing dan treatment serta mempercepat laju vaksinasi Covid-19.
"Upaya percepatan vaksinasi Covid-19 yang telah dilakukan di antaranya meningkatkan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kerja sama dengan kementerian/lembaga, TNI-Polri hingga organisasi masyarakat dalam vaksinasi dan edukasi," ujarnya seperti dilansir Kompas.com.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, saat ini, pihaknya berupaya melakukan transformasi sistem kesehatan dengan fokus pada 6 pilar utama yaitu, transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan.
Kemudian, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi sistem teknologi kesehatan.
"Dengan menjalankan 6 transformasi kesehatan ini, diharapkan Indonesia akan memiliki sistem kesehatan yang jauh lebih baik, lebih kuat ditengah ancaman kesehatan global dan terintergrasi dengan sistem kesehatan dunia," ucap dia.
Kenali 15 Gejala Virus Corona Omicron pada Orang yang Sudah Vaksin Dosis Lengkap & Booster
Orang yang sudah vaksin dosis lengkap dan booster tetap bisa terpapar virus Corona Omicron, kenali 15 gejalanya.
Melakukan vaksinasi dua dosis ditambah vaksin booster memang menurunkan risiko tertular COVID-19.
Namun, vaksin tidak menjadikan tubuh seseorang kebal dengan virus Corona Omicron.
Walau sudah vaksin dua dosis dan vaksin booster, orang tetap wajib menjaga protokol kesehatan.
Orang yang sudah vaksin booster pun bisa kena COVID-19 varian Omicron, tapi gejala dan dampaknya akan jauh lebih ringan.
Meski begitu ada beberapa gejala Omicron pada orang yang sudah divaksin yang tetap harus diperhatikan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Norwegia baru-baru ini merilis sejumlah gejala umum yang banyak dialami orang yang sudah divaksin.
Dari penelitian tersebut, dilaporkan ada setidaknya 15 gejala infeksi Omicron yang dirasakan orang yang sudah divaksin booster.
Gejala Umum Omicron pada Orang yang Sudah Divaksin Dua Dosis
Berikut adalah 8 gejala umum Omicron pada orang yang sudah divaksin dua dosis:
1. Batuk;
2. Hidung berair;
3. Merasa lelah;
4. Sakit tenggorokan;
5. Sakit kepala;
6. Nyeri otot;
7. Demam (lebih dari 37 derajat Celcius);
8. Bersin-bersin.
Selain delapan gejala umum tersebut, gejala lain yang lebih jarang dialami pasien Omicron antara lain nafsu makan berkurang, kemampuan mengecap indera perasa berkurang, kemampuan membau indera penciuman berkurang, napas berat, dan sakit perut.
Gejala Umum Omicron pada Orang yang Sudah Divaksin Booster
Sementara itu, hasil penelitian lain melaporkan gejala Omicron yang dirasakan orang yang sudah menerima vaksin booster:
1. Hidung berair;
2. Sakit kepala;
3. Sakit tenggorokan;
4. Melara lelah;
5. Bersin-bersin;
6. Batuk terus-menerus;
7. Suara serak.
Untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, tetap lakukan protokol kesehatan sesuai arahan Kemenkes, walaupun sudah menerima vaksin, ya.
(*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.