Berita Berau Terkini
Soal Kematian Warga Teluk Bayur, Polres Berau Beber Bukan karena Antre Minyak Goreng
Polres Berau menggelar press rilis terkait klarifikasi masyarakat Teluk Bayur yang dikabarkan meninggal lantaran antre minyak goreng
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Polres Berau menggelar press rilis terkait klarifikasi masyarakat Teluk Bayur yang dikabarkan meninggal lantaran antre minyak goreng.
Kapolres Berau, AKBP Anggoro Wicaksono menegaskan secara singkat, bahwa tidak benar almarhum Sandra yang telah meninggal tersebut, bukan dalam posisi kerumunan antrian minyak goreng.
“Kami luruskan, bahwa hal tersebut tidak benar. Saudara almarhum, tidak sedang dalam posisi mengantri,” jelasnya, Senin (14/3/2022).
Padahal sebelumnya, pihak Polsek Teluk Bayur dan Polres Berau, menjelaskan bahwa masyarakat Teluk Bayur tersebut, memang sedang antre minyak goreng.
Baca juga: TERKUAK Penyebab Minyak Goreng Langka dan Mahal, Berikut Penjelasan Kemendag hingga Ombudsman RI
Baca juga: DPR RI Ingin Pemerintah Segera Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Larang Ekspor CPO
Baca juga: Harga Minyak Goreng Belum Juga Turun, Tanda Kemendag Telah Dapat Rarpor Merah
Anggoro memastikan, dalam kejadian tersebut tidak ada antrian. Dan posisi keadaan ritel belum buka, lantaran waktu yang ditunjukkan yakni pada pukul Sabtu 07.45 Wita.
Ia melanjutkan, bahwa korban berniat untuk keluar rumah dan mencari sarapan, lalu melihat sebentar antrian di arah ritel.
Dalam kronologis yang dijelaskan Anggoro, saat almarhum Sandra memarkir motor, dadanya sesak dan terjatuh dijalan. Kemudian, diangkat oleh masyarakat untuk pulang.
Jarak rumah Sandra dan Ritel Modern tersebut sejauh 85 meter. Setelah itu langsung di bawa menuju RS Abdul Rivai.
Baca juga: Suami dari Korban Meninggal di Berau saat Antre Minyak Goreng, Bantah Istrinya Ikut Berdesak-desakan
Namun, Sandra menghembuskan napas terakhir di jalan rinding dan dibawa kembali ke rumah.
“Jadi kondisi di sekitar minimarket sendiri tidak penuh, hanya ada sekitar kurang lebih 30 orang yang menunggu di sekitar minimarket sebab pagi tersebut belum buka,” ungkapnya.
“Kami turut berduka atas kejadian ini, yang pasti itulah keadaan yang sebenarnya,” tututpnya.
Sementara itu, sang suami Budianto, yang juga ikut dalam press rilis tersebut, ikut meneteskan air mata, dengan adanya pengakuan yang tidak benar sebelumnya.
Baca juga: Warga Rela Antre Berjam-jam Demi Minyak Goreng di Kantor Kecamatan Balikpapan Utara
“Saya sedih sekali, jika kematian istri saya dikaitkan dengan antrian minyak goreng,” ungkapnya.
Apalagi, hal itu ditakutkannya dapat mempengaruhi mental dari kelila anaknya.
“Istri saya memang asma, dan tidak pernah mau mengantri desak-desakan, dia hanya jalan cari sarapan,” tutupnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.