Demo Sopir Truk
Imbas Pembatasan Jam dan Kuota Solar Subsidi, Sopir Keluhkan tak Ada Waktu Dengan Keluarga
Disamping menghabiskan ongkos yang berlebih, pembatasan jam operasional dan kuota solar subsidi juga berdampak terhadap aspek yang lain
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Disamping menghabiskan ongkos yang berlebih, pembatasan jam operasional dan kuota solar subsidi juga berdampak terhadap aspek yang lain.
Seperti dialami salah seorang sopir truk, Ucok (48). Pria warga Balikpapan Utara ini mengaku, juga tidak banyak bisa berbagi waktu dengan istri dan kedua anaknya.
Disela berunjuk rasa, Ucok mengatakan, waktunya habis untuk mengejar waktu dan mengantre solar subsidi.
Ditambah pembelian solar yang terbatas membuat truk yang ia kemudikan harus kembali ke SPBU dalam waktu yang tidak lama.
"Sekarang kita ngantar barang itu nggak sehari sampai. Tapi bisa tiga hari, ya karena cuma bisa ngantar malam hari," sebutnya, Kamis (17/3/2022).
Baca juga: Pengeluaran Bengkak Pasca Jam Operasional Dibatasi, Sopir Truk Sebut Tak Sepadan dengan Pemasukan
Baca juga: Bentuk Solidaritas, Sejumlah Sopir Truk di Balikpapan Nekat Mogok Kerja Kendati Sudah Bawa Logistik
Baca juga: BREAKING NEWS Demo Sopir Truk di Balikpapan, Desak Hapus Kebijakan Jam Operasional dan Solar Subsidi
Ucok berujar, pembelian solar subsidi dibatasi Rp 1 juta. Artinya, hanya mendapat jatah 194 liter.
Jika pengantaran hanya dalam kota, ratusan liter tersebut akan habis dalam waktu dua rit.
Sebagai gambaran, satu rit berarti satu kali perjalanan bolak-balik. Maka jika dua rit, dua kali perjalanan bolak-balik.
"Dua ret itu sudah kembali lagi ke SPBU, antre lagi. Gimana nggak panjang antrean," imbuh Ucok.
Ucok dan sopir truk lain sempat menyikapi pembatasan kuota itu dengan saling swadaya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi.
Namun rupanya, langkah tersebut rupanya masih dinilai merugikan.
Baca juga: Ditlantas Polda Kaltim Beri Pembinaan Sopir Truk, Tekan Kasus Kecelakaan Lalu-lintas
Ia membeberkan pendapatnya. Jika dari 194 liter digunakan untuk dua rit, maka sopir truk sudah menghabiskan waktu selama 6 hari.
Kemudian harus kembali mengantre di SPBU untuk mengisi solar dengan rata-rata durasi antre tiga hari.
"Nggak efektif jatohnya. Nunggu sampai subuh buat ngantar, belum lagi buat antri solarnya. Kapan kita ada waktu buat keluarga," keluhnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel