Berita DPRD Samarinda
Komisi II DPRD Samarinda Sebut Sistem Penyaluran Minyak Goreng Harus Dievaluasi
Kelangkaan minyak goreng di kota Samarinda pada akhirnya menimbulkan antrean warga di beberapa toko dan retail.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kelangkaan minyak goreng di kota Samarinda pada akhirnya menimbulkan antrean warga di beberapa toko dan retail.
Upaya pemerintah kota Samarinda untuk turun tangan menyalurkan stok minyak goreng curah kepada masyarakat, ternyata belum meredakan antrean panjang di beberapa tempat.
Kondisi itu pun telah menimbulkan korban setelah seorang IRT asal Samarinda dikabarkan meninggal dunia setelah mengantre minyak goreng di salah satu grosir di Samarinda Ulu.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Abdul Rofik mengemukakan harus ada evaluasi terhadap sistem penyaluran minyak goreng terutama di toko-toko dan swalayan.
"Tetap harus dievaluasi bagaimana cara penyaluran itu, apakah akan sama seperti saat kita menyalurkan bawang putih dulu, kalau harganya semua tempat sama tidak mungkin di retail akan menaikkan (harga)," ucap Rofik, Kamis (17/3/2022).
Baca juga: Harga Minyak Goreng 2 Liter Tembus Rp 80 Ribu di Pasar Tradisional Samarinda
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Samarinda Rp 80.000 per 2 Liter, Warga Terpaksa Beli daripada Antre
Baca juga: IRT Meninggal usai Antre Minyak Goreng di Samarinda, Pihak Indo Grosir Sambangi ke Rumah Duka
Yang terpenting menurut anggota Fraksi PKS itu adalah menyadarkan warga agar tidak terlalu panik dalam menyikapi kondisi minyak goreng saat ini.
Setelah melakukan dengar pendapat dengan Dinas Perdagangan dan beberapa stakeholder, Komisi II menyimpulkan bahwa stok minyak goreng sesungguhnya relatif aman dan cukup tersedia.
"Kita ingin menyadarkan kepada masyarakat supaya tenang dan sabar, dan percayakan semua informasi kepada pemerintah, jangan kepada pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga terjadi kegaduhan," ujarnya lebih lanjut.
Selain itu kota Samarinda juga menjadi sasaran masyarakat untuk mencari persediaan minyak goreng dari beberapa daerah sekitar yang berdekatan seperti Kutai Kartanegara.
Baca juga: Komisi II DPRD Samarinda Soroti Penyaluran Minyak Goreng Curah oleh Pemkot
Hal itu yang disinyalir juga membuat antrean warga semakin membludak di beberapa lokasi tertentu.
"Kekhawatiran berlebihan ini membuat masyarakat akhirnya mengumpulkan stok, seharusnya seminggu bisa tahan satu liter, karena khawatir akhirnya satu orang bisa menyimpan 5 liter, jadi yang penting masyarakat tidak panik," pungkas Rofik. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.