Ibu Kota Negara
IKN Nusantara akan Ada Klaster Pepohonan dan 50 Persen Tanaman Endemik Kalimantan
Keberadan hutan hujan tropis di Kalimantan Selatan bisa ditata secara baik, pulih sebagai hutan yang ideal.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Keberadan hutan hujan tropis di Kalimantan Selatan bisa ditata secara baik, pulih sebagai hutan yang ideal.
Hal inilah yang kemudian membuat inspirasi bagi hutan di Kalimantan Timur di kawasan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara nanti.
Dijelaskan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar kepada TribunKaltim.co, Kamis (24/3/2022).
Dia katakan, para akademisi itu tak menampik, pola pemulihan kawasan hutan di IKN Nusantara bisa saja merujuk pada pola kawasan hutan tropis di Kalimantan Selatan.
Baca juga: Sampah Plastik jadi Perhatian Besar dalam Ekonomi Hijau
Baca juga: Ekonomi Hijau jadi Solusi dari Sistem Eksploitatif yang Cenderung Merusak Lingkungan
Baca juga: Pakai Sarung, Giring Datangi IKN Nusantara, Janji Duluan Bangun Kantor untuk Tangkal Intoleransi
Nantinya, akan ada sejumlah klaster pepohonan dan sebagian besar area 50 persen tanaman endemik berasal dari Kalimantan.
"Ini akan menjadi role model IKN Nusantara, tengah dipelajari," pungkasnya.
Keberadaan IKN Nusantara berada di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur yang sekarang ini sedang dilakukan beberapa pembangunan infrastruktur dasar.
Merujuk pada Kalimantan Selatan
Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia yang ada di komplek perkantoran Gubernur Kalimantan Selatan nampaknya bakal menjadi rujukan rimba IKN Nusantara.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar memberi sinyal itu pada saat melakukan kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (24/3/2022).
Dalam kunjungannya ini, Menteri LHK Siti Nurbaya mengajak Guru Besar dan Dekan Fakultas Kehutanan seluruh Indonesia.
Mereka adalah akademisi yang tergabung dalam Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan (FOReTIKA) untuk melakukan peninjauan ke tempat percontohan.
Baca juga: Ekonomi Karbon dan Proses Low Carbon dalam IKN Nusantara di Kalimantan Timur
Selain melakukan peninjauan, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar turut menanam pohon Meranti Merah atau Tengkawang (shorea stenoptera burck) dan pelepasan burung elang.
Dalam kesempatan itu Menteri LHK Siti Nurbaya mengapresiasi terkait cara kerja Kalsel mengelola hutan tropis, dan meminta para Guru Besar dan Dekan Fahutan untuk bisa menjadikannya contoh.
“Saya sengaja mengajak guru besar dan otoritas akademik sektor kehutanan untuk melihat cara bekerjanya (mengelola hutan tropis) yang ternyata tidak gampang,” ujarnya.