Berita Kutim Terkini
Respon Isu Bangunan Air yang Jebol Sebabkan Banjir Sangatta Kutai Timur, Ini Penjelasan Resmi PT KPC
PT Kaltim Prima Coal merespon adanya isu negatif berkaitan dengan banjir yang terjadi di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - PT Kaltim Prima Coal merespon adanya isu negatif berkaitan dengan banjir yang terjadi di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur.
GM External Affairs and Sustainable Development, Wawan Setiawan menyebut dalam rilis resmi bahwa pihaknya perlu meluruskan beberapa hal.
Pertama, KPC memastikan pengelolaan air tambang masih sesuai aturan yang dipersyaratkan, baik baku mutu kualitas air maupun debit air keluaran menuju sungai sebagai badan penerima.
"Hal ini telah dicek secara langsung oleh DLH Kutai Timur dan telah diambil sampel di titik penaatan kolam tambang KPC untuk uji laboratorium," ujarnya, Kamis (23/3/2022).
Demikian juga dengan debit air yang keluar menuju sungai Sangatta, Wawan mengungkap bahwa masih di bawah standar.
Baca juga: Soal Banjir di Kutai Timur, DPR RI Nilai Daerah Aliran Sungai Sangatta Masih Cukup Bagus
Baca juga: Demokrat Kaltim Bantu Korban Banjir di Sangatta Kutim, Mulai Evakuasi sampai Distribusikan Makanan
Baca juga: Viral Video Tiktok Bule Terjebak Banjir Sangatta, Menumpang Truk untuk Terobos Genangan Air
Contohnya seperti Kolam PSS Bendili, dimana debit maksimal yang boleh keluar adalah 10,56 m2/detik, namun pada saat banjir tanggal 19-20 Maret 2022, debit yang keluar hanya 5,05 m2/detik.
Lainnya di kolam J Void, debit yang keluar sebanyak 6,12 m2/detik dari 15,6 m2/detik yang diperbolehkan.
Selain itu, Wawan menjelaskan catchment area tambang KPC, hanya menyumbang 6,06 persen dari total luas DAS Sangatta, sehingga kontribusi untuk pembentukan volume air dari wilayah terganggu KPC ke sungai Sangatta juga tergolong kecil.
"Dan yang pasti, seluruh area tangkapan air di tambang KPC tertampung di kolam-kolam pengendap berizin dan dilakukan treatment kualitas dan kuantitas airnya," ujarnya.
Untuk DAS Sangatta, lanjut Wawan, ada tujuh kolam yang seluruh baku mutu, kualitas air dan debitnya memenuhi baku mutu ijin kolam; yaitu Kolam Marsawa, Cempaka, PSS, Melawai 2, WQ27D, WQ27F, WQ33.

Semua kolam ini berjalan normal saat banjir terjadi dan tidak ada yang jebol bangunan airnya seperti isu yang berkembang di media sosial.
Kalrifikasi lainnya, pada tanggal 18-20 Maret 2022, ada dua kondisi yang memicu banjir besar di DAS Sangatta, yakni curah hujan yang sangat tinggi mencapai 167 mm/hari dengan air pasang yang naik mencapai lebih dari 2,5 meter.
Hal ini membuat air hujan yang deras tidak dapat mengalir ke laut dan membanjiri sepanjang sempadan sungai Sangatta.
"Pantauan kami di outlet PSS Bendili, justru air dari arah sungai Sangatta masuk ke sungai Bendili dan tertahan lama tidak mengalir keluar sehingga volume lebih besar dari biasanya," ujarnya.
Kemudian adanya anggapan bahwa luas area bukaan KPC sangat mungkin meningkatkan volume air menuju sungai dan menyebabkan banjir saat hujan terjadi tidaklah benar.
