Berita Nasional Terkini
Penyebab KKB Papua Sulit Diberantas: Menang Secara Taktikal, Menguasai Medan & Paham Perang Gerilya
Teror kembali dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, yang menewaskan sejumlah prajurit TNI
TRIBUNKALTIM.CO - Teror kembali dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, yang menewaskan sejumlah prajurit TNI.
Tak tanggung-tanggung, 10 anggota TNI jadi korban dari serangan yang dilakukan KKB Papua, bahkan dua diantaranya gugur.
KKB Papua benar-benar tak tebang pilih melakukan serangan.
Kali ini KKB Papua menyerangan salah satu pasukan terbaik yang dimiliki TNI, yakni dari Korps Marinir.
KKB Papua melakukan serangan Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-3 di Distrik Kenyam, Nduga, Papua.
Dua personel Marinir gugur dan lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: KRONOLOGI Lengkap Teror KKB Papua Egianus Kogoya, Lempar Granat ke Pos Marinir, 2 Prajurit TNI Tewas
Baca juga: LENGKAP Identitas 10 Prajurit TNI Jadi Korban Serangan KKB Papua, Dua Tewas, Salah Satunya Danton
Baca juga: Terkuak Kenapa KKB Papua Sulit Diberantas, 10 Prajurit Kembali jadi Korban dan 2 di Antaranya Gugur
Anggota Marinir yang gugur adalah Danpos Letda Mar Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson.
Diduga, kelompok yang melakukan penyerangan itu dipimpin Egianus Kogoya.
Terakit dengan penyerangan itu, Pengamat Intelijen dan Terorisme Stanislaus Riyanta menyebut, mereka menang medan.
"Ini harus diantisipasi. Karena kelompok-kelompok separatis teroris di Papua ini menguasai medan, karena mereka sehari-hari di sana dan hafal medan," kata Stanislaus, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (27/3/2022) siang.
Bukan itu saja, kata Stanislaus, kelompok itu juga mempelajari karakteristik dari aparat keamanan.
"Jadi, dia (KKB) mencari titik lengahnya, kemudian mencari kapan waktu yang tepat melakukan serangan, dan mereka juga tahu titik dari mana harus menyerang," ujarnya.
Baca juga: Gubernur ULMWP Sebut Indonesia Tak Bisa Pakai Pendekatan Militer, Tuntaskan Teror KKB Papua
"Ini dalam istilahnya ada tactical geat. Jadi, secara taktikal mereka menguasai dan menang. Ketika ada prajurit diserang mendadak ya terjadi seperti ini," lanjutnya.
Selain itu, kata Stanislaus, dikabarkan senjata yang digunakan kelompok tersebut merupakan senjata rampasan.
"Jadi beberapa kali aksi mereka merampas dari personel TNI, lalu mereka gunakan senjata itu untuk melawan aparat," ungkapnya.
Agar tidak kalah dalam medan, kata Stanislaus, harus ada peningkatan kualitas prajurit TNI untuk lebih menguasai medan, misalnya adanya perekrutan terhadap masyarakat asli Papua untuk menjadi prajurit TNI lebih dimaksimalkan.
"Saya yakin sudah ada orang asli Papua yang bertugas di situ, tapi mungkin belum cukup," ungkapnya.
Selain itu, kata Stanislaus, TNI juga harus meningkatkan kualitas prajuritnya saat bertugas, seperti kualifikasi perang hutan, perang gerilya.
Baca juga: Densus 88 Punya Cara Sendiri Tumpas KKB Papua, Penanganan Gerakan Aceh Merdeka Jadi Patokan
"Kemudian pendekatan kepada masyarakat, dengan operasi-operasi intelijen untuk memperoleh informasi yang detail terkait keberadaan kelompok separatis teroris ini," jelasnya.
Stanislaus menyebut, kabar yang beredar rencana penyerangan itu sudah beredar di masyarakat, tetapi tidak tahu kapan.
Dengan pendekatan intelijen tersebut, sambungnya, informasi-informasi akan banyak datang sehingga bisa dilakukan deteksi dini dan cegah dini.
"Ketika ada informasi A1 terkait ancaman, maka aparat keamanan atau intelijen dapat melakukan upaya cegah dini. Misalnya, untuk meminalisir korban, masyarakat diminta menjauh dari tempat serangan, dan kekuatan TNI bisa dimaksimalkan," ungkapnya.
Yang penting, sambungnya, apaila informasi intelijen itu bersifat A1, maka bisa dihadapi dengan kekuatan maksimal.
"Sehingga bisa mengurangi resiko dari pihak keamanan dan masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: KKB Papua Serang Tambang Emas, Bakar Rumah Guru & Puskesmas, Polri Kirim Pasukan
Deretan Teror Berdarah KKB Papua
Sabtu (26/3/2022) akhir pekan lalu, KKB menyerang Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-3 di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua.
Akibat penyerangan ini dua prajurit TNI meninggal dunia, yakni Komandan Peleton (Danton) Letda Mar Moh Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson.
Letda Mar Moh Iqbal meninggal dunia di lokasi kejadian.
Letnan Dua Marinir Mohamad Iqbal dinyatakan gugur setelah mengalami luka tembak di lengan sebelah kanannya.
Sementara Pratu Mar Wilson Anderson meninggal dunia pada Minggu (27/3/2022) setelah menjalani perawatan medis karena kondisinya sempat kritis.
Delapan prajurit lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Penyerangan diduga dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Terkini, jenazah Lettu (Anumerta) Moh Iqbal dan jenazah Praka Mar (Anumerta) Wilson Anderson Here diterbangkan ke kampung halamannya masing-masing, Senin (28/3/2022) pagi.
Sebelumnya kedua jenazah disemayamkan di Markas Lanal Timika Kabupaten Mimika, Provinsi Papua setelah dilakukan pemulasaran di RSUD Mimika.
Upacara pelepasan jenazah dua anggota TNI yang menjadi korban kekejian anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris (KST) di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Senin (28/3/2022) pagi berlangsung hikmat.
Melalui serangkaian upacara militer, kedua jenazah tersebut diterbangkan dari Bandar Udara Mozes Kilangin Kabupaten Mimika menuju kampung halamannya.
Jenazah Lettu (Anumerta) Moh Iqbal diterbangkan dari Bandara Udara Mozes Kilangin Mimika menuju Bandar Udara Hasanuddin di Makassar, kemudian lanjut penerbangan ke Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Karena almarhum tinggal di Desa Anggotoa, Kecamatan Wkatobi, Kabupaten Konawe.
Sedangkan jenazah Praka Mar (Anumerta) Wilson Anderson Here diterbangkan ke Bandar Udara Hasanuddin di Makassar, kemudian melanjutkan penerbangan ke Bandar Udara Juanda di Surabaya, lanjut ke Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Aksi penyerangan yang dilakukan oleh KKB Papua ini bukanlah yang pertama kalinya.
Sebelumnya, aksi yang sama juga pernah dilakukan baik kepada anggota TNI maupun warga sipil.
Dari sejumlah aksi KKB yang dilakukan sejak awal 2022, setidaknya tercatat sebanyak 13 orang meninggal dunia.
Delapan di antaranya adalah para pekerja jaringan telekomunikasi di PT Palapa Timur Telematika (PTT).
Lima orang lainnya adalah prajurit TNI yang mendapat serangan dari KKB.
Mereka adalah Serda Rizal, Pratu Tupas Baraza, dan Pratu Rahman, Letda Mar Moh Iqbal dan Praka Mar (Anumerta) Wilson Anderson Here.
Berikut sederet serangan KKB Papua yang pernah terjadi sejak awal 2022:
1. Serangan di Distrik Gome Menewaskan 3 Prajurit TNI
Pada awal 2022, 3 prajurit TNI dinyatakan gugur setelah mendapatkan serangan beruntun yang dilakukan oleh KKB Papua di Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1/2022).
Ketiga prajurit tersebut, di antaranya Serda Rizal, Pratu Tupas Baraza, dan Pratu Rahman.
Ketiganya mengalami luka tembak.
Serda Rizal meninggal di tempat akibat penembakan yang dilakukan oleh KKB Papua.
Sementara Pratu Baraza yang juga mendapatkan luka tembak sempat dilarikan ke Puskesmas Ilaga namun tidak tertolong.
Adapun Pratu Rahman gugur ketika hendak mengevakuasi kedua rekannya. Saat itu ia dibantu oleh Pratu Saeful.
Keduanya sama-sama terkena serangan tembakan.
Namun dokter di Puskesmas Ilaga menyatakan bahwa Pratu Rahman meninggal dunia.
2. Serangan KKB Tewaskan 8 Pekerja Infrastruktur
Belum lama ini, serangan KKB Papua juga sempat terjadi.
Kali ini, serangan ditargetkan kepada 10 warga yang merupakan pekerja jaringan telekomunikasi di PT Palapa Timur Telematika (PTT).
Dikutip dari Kompas.com, delapan pekerja ditembaki KKB Papua saat sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel pada (2/3/2022) dini hari.
Menurut pekerja yang selamat, kedelapan rekannya tewas seketika setelah mendapatkan serangan dari 10 anggota KKB Papua yang masing-masing menggunakan sejata api dan senjata tajam.
Ia berhasil selamat usai melarikan diri ketika serangan terjadi.
Sementara delapan rekannya tewas dan masuk ke jurang.
Kendati demikian, kedelapan jenazah berhasil dievakuasi oleh Satgas Operai Damai Cartenz sepekan kemudian, yakni pada Senin (7/3/2022).
Satu di antara delapan korban yang tewas merupakan anak kepala Suku Gome di Ilaga yang bernama Bebi Tabuni.
3. Teror di Kabupaten Puncak, warga terluka tembak
Aksi KKB Papua kembali terjadi di di Kabupaten Puncak, Papua (19/2/2022).
KKB mengincar warga sipil setelah menembak anggota Kopasgat di sekitar Bandara Aminggaru.
Tak hanya itu, KKB Papua juga melakukan serangan dengan menembaki truk milik PT MTT.
Akibat serangan itu, seorang warga bernama Glen Sumampo mengalami luka tembak.
Korban langsung dievakuasi menuju Puskesmas Ilaga menggunakan kendaraan roda dua.
Teror aksi KKB Papua terus berlanjut. Sejumlah anggota KKB Papua yang melarikan diri ke Kampung Nipuralome kembali menembaki warga sekitar.
Bahkan, mereka juga membakar kantor PT MTT hingga satu unit rumah terbakar habis.
Sehari setelah kejadian tersebut, KKB Papua melancarkan aksinya dengan menembaki aparat keamanan yang tengah mengevakuasi dua korban penembakan ke Mimika.
Menurut keterangan Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga, aksi teror tersebut tidak memakan korban jiwa. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.