Berita Internasional Terkini
Tak Jadi Gabung NATO, Zelensky Sebut Ukraina akan Jadi Negara Netral, Setujui Permintaan Rusia
Tak jadi gabung NATO, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebut Ukraina akan jadi negara netral, apa maksudnya?
“Kami telah mendengar selama bertahun-tahun bahwa pintu terbuka, tetapi kami juga mendengar bahwa kami tidak dapat bergabung. Itulah kebenaran yang sangat kami akui,” kata Zelensky.
Pada perundingan damai di Turki pada hari Selasa, (29/3/2022) perwakilan Ukraina mengatakan Kyiv siap untuk menerima netralitas tersebut.
Namun harus berada di bawah kesepakatan internasional yang diketahui negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Perancis dan Inggris, untuk memberikan jaminan keamanan yang mengikat.
Namun, aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO tertulis dalam konstitusi negara.
Konstitusi ini tidak dapat diubah selama darurat militer, seperti yang terjadi sekarang, atau selama keadaan darurat.

Bisakah Ukraina Mengubah Konstitusinya?
Perubahan apa pun akan memerlukan persetujuan dari 300 dari 450 anggota parlemen dalam dua sesi parlemen yang terpisah, dan kemudian divalidasi oleh mahkamah konstitusi.
"Tidak ada 300 suara hari ini, tetapi jika konflik berlanjut dan kami melihat NATO tidak membantu, pendapat bisa berubah," kata ilmuwan politik Ukraina, Volodymyr Fesenko.
"Kekecewaan Zelensky dengan bantuan NATO yang tidak mencukupi mengubah opini publik. Bagi kami, NATO adalah konsesi yang paling sederhana dan paling tidak menyakitkan," tambahnya.
Baca juga: KILAS BALIK 5 Jersey Terbaik di Piala Dunia 2018 Rusia, Salah Satunya Jerman
Apa yang Diinginkan Orang Ukraina?
Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh perusahaan jajak pendapat awal bulan ini, 44% warga Ukraina merasa bahwa negara mereka harus bergabung dengan NATO.
Jumlah ini turun dua poin persentase dari jajak pendapat yang dilakukan pada Februari sebelum invasi Rusia dimulai.
Sementara itu, sekitar 42% penduduk memilih Ukraina harus terus bekerja sama dengan NATO tetapi tidak bergabung.
"Ukraina ingin bergabung dengan NATO, tetapi jika Eropa menawarkan keanggotaan UE dan mengusulkan paket keuangan untuk membangun kembali Ukraina, perdebatan soal NATO dapat dilupakan untuk sementara waktu," kata Mykola Davydiuk, seorang analis politik yang berbasis di Kyiv.
"Jika Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, tiga negara berkekuatan nuklir, memberikan jaminan keamanan, aliansi semacam itu akan lebih kuat daripada integrasi ke NATO," tambahnya.