Berita Kutim Terkini
Palma Serasih Bakal Investasi di KEK Maloy Kutim, Tahap Dua Pembangunan Akan Dirikan Kilang Minyak
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur nampaknya akan segera beroperasi
Penulis: Syifaul Mirfaqo | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur nampaknya akan segera beroperasi.
Baru satu investor yang mendapat ijin secara tertulis untuk beroperasi di KEK MBTK atau yang sering disebut KEK Maloy, yakni PT Palma Serasih.
Kepala Departemen Lisensi PT Palma Serasih, M Salahuddin Al Aziz mengatakan, bahwa pihaknya akan segera melakukan pembangunan bulking station atau tangki timbun.
"Kilang timbun untuk minyak CPO akan dikerjakan di KEK Maloy. Kami sedang menunggu persetujuan dari Badan Usaha Pembangun dan Pengelola atau Pemda," ujarnya pada TribunKaltim.Co, Senin (11/4/2022).
Palma Serasih sudah menyelesaikan berbagai perijinan secara lengkap, namun masih menunggu surat perintah dari badan pengelola KEK MBTK.
Baca juga: Sawit Melimpah Minyak Goreng Langka, Bupati Kutai Timur Manfaatkan KEK Maloy Jadi Kawasan Olahan
Baca juga: Status KEK Maloy akan Dicabut Mei 2022, Bupati Kutim Ungkap Sudah Ada Investor Masuk
Baca juga: Komisi V DPR RI Kunjungi Kutim, Bahas Infrastruktur Pelabuhan Kenyamukan, KEK Maloy dan Bandara
Setelah ijin diberikan, pihaknya akan segera mendatangkan alat dan material dari seputar Kabupaten Kutai Timur untuk melakukan pengerjaan pembangunan kilang timbun.
PT Palma Serasih Group yang berdiri sejak tahun 2008 sebagai perusahaan perkebunan dan industri pengolahan minyak kelapa sawit, memiliki luas wilayah mencapai 35 ribu hektar di Kutai Timur.
Terdapat dua pabrik yang dimiliki Palma Serasih, yakni di Kecamatan Bengalon yang berkapasitas 60 ton olah tandan buah sawit (TBS) perjam dan di Kecamatan Muara Wahau 190 ton olah TBS perjam.
"Dari dua pabrik itu, dari TBS ke minyak sawit, nanti ditaruh minyak CPOnya di (kilang timbun) KEK Maloy. Setelah itu pengapalan di pelabuhan," ujar pria yang akrab disapa Aziz tersebut.
Di Kalimantan Timur sendiri, Palma Serasih memiliki lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 8 ribu hektar, dan Kabupaten Berau seluas 7 ribu hektar.
Pihaknya mengungkap bahwa setelah bulking station selesai dibangun, akan dilanjutkan dengan pembangunan tahap kedua, yakni refinery atau kilang minyak yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum.
"Jadi dari CPO itu (yang tersimpan di bulking station) dijadikan prodak turunan ke minyak sawit yang bisa langsung aplikasi ke makanan, atau kebutuhan lain," ucapnya.
Baca juga: DN Sebut, Satu Tahun Tidak Dapat Investor, Status Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Terancam Dicabut
Setidaknya, terdapat kurang lebih 10 hektar lahan yang sudah dipesan oleh Palma Serasih untuk pembangunan tahap satu dan dua.
Seluas 3 hektar untuk lahan bulking station, kemudian seluas 7 hektar lainnya untuk lahan kilang minyak atau refinery.
Berkaitan dengan nilai investasi, Aziz menyebut stidaknya kurang dari Rp 50 miliar akan dikucurkan oleh Palma Serasih untuk beroperasi di KEK Maloy.
"Ya kira-kira Rp 50 miliar ke bawah," ujarnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.