Breaking News

Berita Internasional Terkini

Amunisi Hampir Habis, Ukraina Berada di Pertempuran Terakhir, Rusia Siapkan Serangan Pamungkas

Presiden Rusia, Vladimir Putin dikabarkan telah menyiapkan serangan besar-besaran untuk menggempur Ukraina,

EPA/dailymail.co.uk
Kondisi di salah satu kota di Ukraina. Amunisi hampir habis, Ukraina berada di pertempuran terakhir, Rusia siapkan serangan besar-besaran. 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Rusia, Vladimir Putin dikabarkan telah menyiapkan serangan besar-besaran untuk menggempur Ukraina.

Bahkan, serangan itu dikabarkan bakal menjadi serangan pamungkas guna merebut seluruh wilayah Ukraina.

Ukraina yang diambang kekalahan, diprediksi tak akan menyerah begitu saja.

Peluang Ukraina untuk mempertahankan wilayahnya memang masih terbuka, namun dengan kekuatan besar Rusia, diprediksi Ukraina akan segera jatuh.

Sementara itu, pasukan Ukraina sedang mempersiapkan pertempuran terakhir untuk mempertahankan pelabuhan Mariupol, yang dikepung oleh Rusia sejak invasi, kata marinir di kota itu pada Senin (11/4/2022).

"Hari ini mungkin akan menjadi pertempuran terakhir, karena amunisi hampir habis," kata brigade angkatan laut ke-36 angkatan bersenjata Ukraina di Facebook, dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Tak akan Tunduk pada Amerika, Rusia Sebut Operasi Militer di Ukraina untuk Akhiri Ekspansi AS

Baca juga: Rusia Siapkan Puluhan Ribu Tentara Serang Ukraina Timur, Austria Pesimis Perang Segera Berakhir

Baca juga: Rusia Dituding Pakai Senjata Kimia di Mariupol Ukraina, Inggris Mulai Selidiki

“Ini adalah kematian bagi sebagian dari kita, dan penahanan bagi yang lain,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa mereka telah dipukul balik dan dikepung oleh tentara Rusia.

Marinir Mariupol berujar, telah mempertahankan pelabuhan itu selama 47 hari dan melakukan segala yang mungkin hingga tidak mungkin untuk mempertahankan kendali kota.

Sementara itu pasukan Rusia mengatakan, pertempuran baru-baru ini berpusat di sekitar pabrik besi dan baja Azovstal di kota itu dan di pelabuhan.

Menurut marinir Mariupol, di situlah Rusia secara bertahap memukul mundur dan mengepungnya dengan api, lalu sekarang mencoba menghancurkan mereka.

Sekitar setengah dari anak buahnya terluka, kata brigade itu dikutip dari AFP.

"Banyaknya jumlah orang yang terluka hampir setengah dari brigade. Mereka yang anggota tubuhnya tidak terkoyak kembali ke pertempuran."

Baca juga: Rusia Bombardir Ukraina: Hancurkan Sistem Rudal Sumbangan NATO, Ledakkan 2 Pesawat & Gudang Amunisi

"Semua infanteri tewas dan pertempuran tembak-menembak sekarang dilakukan oleh pasukan artileri, penembak anti-pesawat, operator radio, pengemudi, dan juru masak. Bahkan orkestra."

Marinir Mariupol juga mengeluhkan kurangnya dukungan dari pimpinan militer Ukraina.

"Tidak ada yang mau berkomunikasi dengan kami lagi karena kami sudah dihapus."

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved