Berita Internasional Terkini
Ancaman Rusia Jika Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO, Siapkan Serangan Nuklir?
Ancaman Rusia jika Finlandia dan Swedia jadi brgabung dengan NATO, siapkan serangan Nuklir?
TRIBUNKALTIM.CO - Ancaman Rusia jika Finlandia dan Swedia jadi bergabung dengan NATO, siapkan serangan Nuklir?
Keinginan Finlandia dan Swedia untuk bergabung menjadi NATO menuai kecaman Rusia.
Rusia mengancam untuk meluncurkan senjata nuklir jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.
Baca juga: Kekhawatiran NATO Jika Terus Penuhi Permintaan Zelensky untuk Pasok Senjata ke Ukraina: Nuklir Rusia
Baca juga: Dua Negara Ini Bakal Senasib dengan Ukraina Bila Masih Ngotot Masuk NATO, Rudal Rusia Siap Mendekat?
Adapun, saat ini Finlandia dan Swedia sedang meninjau pengaturan keamanan mereka di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Jajak pendapat di kedua negara menunjukkan dukungan untuk bergabung dengan NATO.
Tetapi Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, Rusia akan membalas jika hal itu terjadi.
Medvedev juga mengatakan, kedua negara itu harus memperkuat keamanan di perbatasan negaranya.
"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik - keseimbangan harus dipulihkan," katanya, dikutip dari Sky News.
"Sampai hari ini, Rusia belum mengambil tindakan seperti itu dan tidak akan melakukannya."
Mengacu pada perbatasan darat, Medvedev juga mengatakan: "Tentu (mereka) harus diperkuat."
Selain itu, Medvedev menyebut Rusia akan memperkuat pasukan mereka di Teluk Finlandia.
"Rusia akan secara serius memperkuat pengelompokan pasukan darat dan pertahanan udara (dan) mengerahkan pasukan angkatan laut yang signifikan di Teluk Finlandia," ujarnya.
Baca juga: Hadapi Militer Rusia, Ukraina Peroleh Bantuan Senjata dari AS, dari Meriam hingga Radar dan Drone
Di sisi lain, Medvedev mengatakan, Rusia akan memiliki lawan yang lebih resmi terdaftar jika NATO mengakui anggota tambahan.
Dia mengklaim NATO sedang bersiap untuk menerima Finlandia dan Swedia dengan prosedur birokrasi minimal.
"Tanggapan Rusia harus dipertimbangkan dengan "tanpa emosi, dengan kepala dingin," ujarnya.