Berita Internasional Terkini
Terbukti Ampuh Redam Serangan Pasukan Rusia, Ukraina Terapkan Taktik Kuno Perang Dunia 1
Perang antara Rusia dengan Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung dan makin memanas
Menurut banyak ahli, dengan keunggulan mampu melindungi pasukan dari tembakan musuh yang kuat.
Baca juga: Meski Dapat Banyak Sanksi Berat dari Barat, Vladimir Putin Tegaskan Perang Ukraina Terus Berlanjut
Parit di Donbass sangat penting bagi tentara Ukraina ketika tentara Rusia dilengkapi dengan artileri dan roket kelas berat.
Parit-parit yang padat juga bisa menjadi penghalang, sehingga menyulitkan tank dan kendaraan lapis baja Rusia untuk mengatasinya.
Jika Anda memilih untuk melewati parit dan melewati jalan beraspal, kendaraan Rusia dapat disergap oleh pasukan Ukraina dan mengalami kerusakan.
Melintasi parit dikatakan sebagai "masalah sulit" bagi tentara Rusia ketika ingin menguasai seluruh Donbass, menurut Daily Mail.
Namun, ketika hujan musim semi terus turun, tentara Ukraina yang tinggal di parit juga akan menderita.
Pada bulan September 1914, dalam Pertempuran Sungai Marne di Front Barat, Jerman bertempur secara tidak meyakinkan dengan koalisi Anglo-Prancis dan harus mundur untuk memperkuat diri dengan sistem parit.
Koalisi Anglo-Perancis tidak bisa menang dan juga memutuskan untuk menggali parit untuk berkubu.
Tarik ulur berlangsung selama empat tahun dan kedua belah pihak kehilangan puluhan ribu tentara.
Kehidupan di parit menghantui banyak tentara Eropa selama Perang Dunia I ketika mereka harus hidup dengan mayat, tikus, banjir dan terutama borok kaki.
Menurut banyak ahli, perang parit adalah perang gesekan dan hasilnya tergantung pada daya tahan masing-masing pihak.
Baca juga: Akhirnya Vladimir Putin Muncul Lagi, Klaim Invasi Rusia ke Ukraina Tetap Lanjut, Jalan Damai Buntu?
Konrad Muzyka, direktur perusahaan konsultan Rochan (Polandia), mengatakan bahwa situasi perang di Donbass antara Rusia dan Ukraina kemungkinan akan jatuh ke dalam posisi yang tidak meyakinkan.
"Akhir perang mungkin kedua belah pihak akan kehabisan kekuatan mereka sehingga Rusia tidak dapat menyerang dan Ukraina tidak dapat melakukan serangan balik," kata Konrad Muzyka.
Sementara itu, Militer Rusia pada Rabu (13/4/2022) mengancam akan menyerang pusat komando Ukraina di ibu kota Kyiv, jika pasukan Ukraina terus menyerang wilayah Rusia.
"Kami melihat upaya pasukan Ukraina untuk melakukan sabotase dan menyerang wilayah Rusia," kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari AFP.