Berita Berau Terkini

17 Tahun Mengabdi Jadi Guru Honor di Long Sului Berau, Ini Harapan Yuliana Pandadi

17 Tahun mengabdi menjadi seorang Tenaga Pendidik di Long Sului, Yuliana Pandadi (53) punya harapan besar untuk anak-anak Berau di wilayah yang jauh

TRIBUNKALTIM.CO/HO
Yuliana saat menerima penghargaan langsung oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih dalam peringatan Hari Kartini kemarin.TRIBUNKALTIM.CO/HO/HUMAS BERAU 

Hingga akhirnya, mobil perusahaan tersebut tidak bisa lagi beroperasi.

Kemudian, meski lupa di tahun pastinya, Yuliana menyewa mobil selama sebulan sebesar Rp 150 ribu dan hingga kini mencarter kapal sebulan sebesar Rp 3 juta untuk penyebrangan.

“Sekarang, kami sudah di Long Sului, suami saya sudah pindah tapi juga masih di Kelay. Kadang pakai penyebrangan dengan kapal kalau ambil gajian di Tanjung Redeb. Tidak ada akses mudah, jaringan juga sudah rusak. Dulu sempat ada,” bebernya.

Selama Yuliana turun ke Tanjung Redeb, banyak warga yang ikut menitip untuk berbelanja, begitu juga dirinya pasti akan memanfaatkan waktu untuk membeli bahan pakan yang masih kurang tersedia.

Walaupun, keseluruhan masyarakat di Kelay, punya pekerjaan untuk berburu dan berkebun.

“Ya begitulah kira-kira sejak awal untuk mengajar penuh dengan perjalanan panjang, tapi anak-baak di sini harus tetap mendapatkan pendidikan,” ungkapnya.

Saat ini, murid di SDN 002 Long Sului, hanya sebanyak 30 murid, dan Yuliana mengajar untuk anak kelas satu.

Baca juga: DPPKBP3A Berau Prihatin, Kasus Prostitusi Online di Bawah Umur dan Pemerkosaan Marak

Tidak hanya akses yang sulit, adapun ditemui oleh Yuliana, tidak sedikit dari anak-anak muridnya yang sulit untuk ke sekolah. Alasannya tentu saja ikut orangtua untuk bekerja di kebun.

Tidak jarang juga, Ia membuka kelas hingga ke dalam hutan, agar anak-anak bisa tetap belajar. Dan hal itu sudah jauh berlangsung sejak sebelum pandemi Covid-19 hadir.

“Saya kadang ajak semua murid ke tempat orangtua mereka kerja, kita belajar semua di sana, tapi tetap harus sekolah. Saya tidak mau ada yang ketinggalan sekolah. Sayang foto-foto belajar di hutan sudah habis kebanjiran Februari awal tahun kemarin, padahal itu kenangan yang saya ingin perlihatkan ke masyarakat,” ungkapnya.

Meski begitu, yang terpenting bagi Yuliana, belajar harus menjadi kebutuhan utama untuk anak-anak Long Sului.

“Saya ikut sedih, ketika sudah lulus SD, ada yang tidak melanjutkan SMP karena jauh. Ada yang langsung ikut membantu orangtua bekerja, dan ada yang menikah juga. Ini sebenarnya yang harus menjadi perhatian dari pemerintah,” tegasnya.

Sejauh ini, Yuliana banyak menyaksikan guru yang bergantian masuk untum mengabdi di sana. Untuk sekarang saja, hanya terdapat 4 guru honorer lainnya dan kepala sekolah yang berstatus PNS.

Jika ditanya mengenai status kepegawaiannya tersebut, Yuliana belum berkesempatan dalam pengangkatan tahun 2006 saat itu.

Tetapi hal itu tidak mengecilkan hatinya. Ia hingga kini terbukti mengabdi dengan suka cita dan penuh harapan besar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved