Berita Balikpapan Terkini
Ketar-ketir Virus PMK, Peternak di Balikpapan Hentikan Sementara Suplai Sapi dari Jawa
Belakangan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) membuat tidur peternak sapi menjadi tak nyenyak
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Belakangan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) membuat tidur peternak sapi menjadi tak nyenyak.
Berdasarkan informasi yang beredar, kasus PMK sendiri telah menyerang ribuan hewan ternak di Jawa. Tak terhitung beberapa ekor sapi yang tewas akibat virus tersebut.
Akibatnya, peternak sapi memutuskan untuk menghentikan suplai sapi dari Jawa untuk memutus rantai penyebaran virus PMK. Seperti dilakukan oleh salah satu peternak di Balikpapan, Muhammad Abduh.
"Ada beberapa ekor sapi kami juga disana nggak bisa dikirim lantaran adanya wabah ini. Dan juga terus terang mau bagaimana lagi, padahal sudah keluarkan biaya tapi sapi nggak bisa dikirim," keluh Abduh, Selasa (10/5/2022), ditemui di peternakannya.
Baca juga: Dukung Jadi Desa Mandiri dan Maju, Seno Aji Serahkan Bantuan ke Peternakan Mulawarman
Baca juga: Kunjungi Peternakan Kambing Boer di Bulungan, Berikut Pesan Mentan Syahrul Yasin Limpo
Baca juga: Dinas Peternakan Paser Vaksinasi Jembrana pada Sapi Bali, 1600 Dosis Disiapkan
Ia memaparkan, ada sekitar 30 ekor sapi yang tertahan. Padahal dirinya telah merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.
Alhasil, sementara ini Abduh hanya berdayakan sapi yang sudah ada miliknya.
Kalaupun terpaksa harus mendatangkan sapi, Abduh melanjutkan, alternatif yang tersedia adalah mendatangkan suplai dari Sulawesi.
"Kekurangan sapi bisa jadi, terutama sapi besar. Kalau sapi lokal biasanya di-support dari Sulawesi. Artinya ini sapi yang tertahan khusus dari Jawa saja," jelas Abduh.

Namun ia sedikit bisa bernafas lega lantaran sapi yang ia rawat tak satupun bergejala PMK. Rata-rata kondisinya dalam kondisi sehat.
Sapi yang terpapar virus PMK, kata Abduh, biasanya ada lendir di mulut serta berbintik.
Ditambah kukunya yang tampak pecah-pecah, rusak, bahkan lepas.
"Informasi dari teman-teman peternak di Jawa, sudah ada 1000 ekor yang terpapar. Dan penyakitnya sudah sampai di Palangkaraya," sebutnya.
Kendati begitu, tambah Abduh, dirinya belum sampai pada status merugi untuk sementara ini.
Di samping masih ada sapi yang dikelola, juga masih menunggu kepastian. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel