Berita Nasional Terkini
DETIK-DETIK Rektor ITK Minta Maaf di Depan Mahasiwa, Prof Budi: Jangan Langsung Cap Rektor Rasis
Berikut momen detik-detik Rektor ITK (Institut Teknologi Kalimantan) minta maaf di depan mahasiwa, Prof Budi Santosa: jangan langsung cap rektor rasis
TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Rektor ITK (Institut Teknologi Kalimantan) jadi sorotan belakangan ini.
Usai kata-kata di status media sosial miliknya jadi polemik panjang.
Unggahan status yang dinilai bernada rasis tersebut membuat namanya viral.
Adalah Prof Budi Santosa yang pendapat pribadinya bikin gaduh satu Indonesia.
Ya, akibat unggahan tersebut Rektor ITK Prof Budi Santosa diberhentikan sebagai Reviewer LPDP.
Baru-baru ini dirinya didemo oleh mahasiswanya sendiri di kampus ITK.
Para mahasiswa meminta Rektor ITK Prof Budi Santosa melakukan permohonan maaf dan undur diri dari jabatannya.
Berikut momen detik-detik Rektor ITK (Institut Teknologi Kalimantan) minta maaf di depan mahasiwa.
Prof Budi Santosa meminta kepada mahasiswa lakukan hal ini, jangan langsung cap rektor rasis.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: Rektor ITK Viral soal Isu SARA, Hadi Mulyadi: Kalau Bukan Bidangnya Agama, Tahu Diri Saja
Aksi damai yang digelar sejumlah mahasiswa ITK terkait cuitan viral rektornya, Prof Budi Santosa bernada SARA, menuntut untuk bertemu langsung dengan sang rektor.
Hal tersebut cukup menyebabkan cekcok lantaran perwakilan dari rektorat menginginkan mediasi dilakukan di ruangan bersama dengan rektor, sementara mahasiswa yang ikut aksi ingin Prof Budi Santosa turun langsung menemui seluruh mahasiswa yang hadir dalam aksi.
Akhirnya setelah diskusi panjang, Prof Budi Santosa pun memutuskan untuk turun langsung menemui mahasiswa.
Mahasiswa yang hadir dalam aksipun menyambut kedatangan rektor mereka dengan tepuk tangan.
Prof Budi Santosa datang dan duduk di lapangan bersamaan dengan mahasiswa yang ikut aksi dan siap melakukan mediasi.
Baca juga: Profil Budi Santosa Purwokartiko, Rektor ITK yang Dilaporkan ke Polisi karena Unggahan Dinilai Rasis
Mediasi diawali dengan permintaan maaf atas cekcok yang sempat terjadi dan dilanjutkan dengan beliau yang mempersilakan mahasiswa untuk bertanya apapun hal yang sedang terjadi.
Dalam diskusi tersebut, mahasiswa meminta penjelasan perihal cuitan viral dalam media sosial yang dibuat oleh Rektor ITK, Prof. Budi Santosa yang menjadi dampak domino pada mahasiswa, salah satunya adalah website ITK yang kena hack, penangguhan sponsor mahasiswa akibat masalah ini, serta nama kampus ITK yang mendapat rumor jelek akibat hal tersebut.
Rektor ITK menanggapi hal tersebut satu persatu dan memberikan pernyataan bahwa ia meminta maaf kepada mahasiswa.
"Saya sangat meminta maaf kepada mahasiswa yang sudah dirugikan. Terutama yang sampai sponsornya di-delay. Saya tidak berpikiran sampai situ dan saya meminta maaf," ujar Rektor ITK, Prof Budi Santosa saat mediasi.
Prof Budi Santosa menambahkan semua adalah tentang persepsi masing-masing dan semua masyarakat dipersilakan untuk berpendapat dan berbeda pendapat adalah hal yang wajar.
Baca juga: Rektor ITK Viral soal Isu SARA, Hadi Mulyadi: Kalau Bukan Bidangnya Agama, Tahu Diri Saja
"Yang tidak setuju tinggal membuat perbandingan dengan bahasa akademik, tidak langsung mencap rektor rasis. Jika kalian menganggap saya tidak layak saya terima tetapi bukan berarti saya dapat dicap salah karena hal tersebut harus dibuktikan secara hukum," tambah Prof Budi Santosa.
Pada ujung mediasi, Presiden Mahasiswa (Presma) ITK, Yustiadi menjelaskan tuntutan yang diinginkan oleh mahasiswa dalam aksi damai.
Tuntutan tersebut mencakup permintaan maaf, menulis surat pengunduran, dan jika tuntutan kedua tidak diindahkan mahasiswa yang ikut aksi menuntut untuk dilakukan pencabutan jabatan secara tidak terhormat oleh pihak yang berwajib sesuai aturan.
Prof Budi Santosa menanggapi tuntutan tersebut dengan kecewa.
"Indonesia adalah negara hukum, jika saya belum terbukti salah menurut hukum maka saya harus mundur? Dasarnya apa? Silakan jika ingin menuntut ke pihak berwajib tetapi itu semua keputusan pihak yang berwajib, untuk yang terakhir saya kecewa. Saya bersedia mundur tetapi kalau belum ada keputusan dari pihak yang berwenang maka dasarnya apa?" tuturnya.
Baca juga: Tuntutan Mahasiswa pada Rektor ITK, Budi Santosa Purwokartiko yang Viral, Mundur atau Dicopot
Prof Budi Santosa juga mengatakan ia tidak akan memenuhi tuntutan kedua karena belum ada keputusan dari yang berwenang tetapi ia menyetujui tuntutan pertama yaitu meminta maaf yang sudah ia lakukan secara resmi kepada media.
Aksi damai tersebut ditutup saat azan maghrib berkumandang dan diakhiri dengan salam-salaman antara mahasiswa yang hadir dan prof. Budi Santosa.
Yustiadi memberi tanggapan bahwa ia dan teman-temannya akan melakukan diskusi ulang tentang hal-hal yang baru saja didiskusikan.
"Kami akan meninjau ulang sembari menunggu proses terkait Prof Budi Santosa. Semoga yang terbaik untuk hasilnya" ucap Yustiadi.
Baca juga: Buntut Rektor ITK Budi Santosa Viral soal Isu SARA, Mahasiswanya Unjuk Rasa Desak untuk Mundur
Awalnya Ogah Turun Temui Mahasiswa

Sebelumnya, sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Balikpapan menggelar aksi damai jilid 2 untuk menindaklanjuti janji perwakilan rektorat yang mengatakan akan bertemu langsung dengan mahasiswa untuk mediasi.
Aksi ini merupakan buntut dari cuitan viral yang dilakukan oleh Rektor ITK, Prof Budi Santosa yang disebut mengandung SARA.
Aksi Damai Jilid 2 ini dilakukan di lapangan parkiran belakang Gedung A dan terdapat sekitar 80 mahasiswa lebih yang memenuhi lapangan parkir untuk ikut aksi tersebut.
Mahasiswa ITK yang mengikuti aksi damai tersebut menagih janji perwakilan rektorat yang sebelumnya pernah mengatakan Rektor ITK, Prof Budi Santosa akan bersedia menemui mereka pada hari ini, Selasa (10/5/2022).
Perwakilan dari rektorat pun mengumumkan Prof Budi Santosa sudah siap untuk bertemu mahasiswa di ruangan yang telah disediakan, namun mahasiswa ITK menolak untuk melakukan mediasi di ruangan dan menuntut untuk dilakukan mediasi di lapangan parkir bersama-sama dengan seluruh mahasiswa yang hadir dalam aksi damai.
Baca juga: Rektor ITK Dilaporkan ke Polda Kaltim, Imbas Unggahan Budi Santosa Purwokartiko yang Dianggap Rasis
Sempat terjadi kecekcokan antara perwakilan rektorat dengan mahasiswa ITK yang sama-sama memiliki pendapat berbeda.
"Kami berkumpul di sini bersama-sama, maka kami akan bermediasi bersama-sama, kami takkan gentar untuk dipisahkan karena kami akan mendengarkan secara bersama" ujar Presiden Mahasiswa, Yustiadi dengan lantang.
Aksi damai pun berlanjut dengan perwakilan dari mahasiswa untuk ke ruangan Gedung B untuk menjemput rektor ITK, Prof Budi Santosa untuk keluar bermediasi dengan mahasiswa.
Hal tersebut cukup menyebabkan ketegangan lantaran Prof Budi Santosa yang bersiteguh untuk melakukan mediasi di dalam ruang rapat.
"Mau semua yang masuk silakan. Mau seluruh mahasiswa ikut masuk silakan. Mari kita lakukan mediasi bersama di ruangan yang sudah dipersiapkan dengan baik dan tertib," ujar Prof Budi Santosa ketika ditemui oleh perwakilan dari mahasiswa dan media.
Baca juga: Ketua MUI Cholil Nafis Respon Pemecatan Rektor ITK Budi Santosa: Jangan Beri Jalan pada Orang Rasis
Namun tetap terjadi cekcok sehingga mahasiswa kembali ke lapangan dan kembali menyuarakan dengan lantang untuk menyuruh Rektor ITK, Prof Budi Santosa keluar dan menemui mahasiswa secara langsung. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel