Pengurus IDI PPU 2022 Dilantik, Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kesehatan di IKN Jadi Atensi

Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), membuat banyak lapisan masyarakat terus berbenah.

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Diah Anggraeni
Tribunkaltim.co/Nita Rahayu
Pelantikan pengurus IDI PPU pada Rabu (11/5/2022) hari ini. IDI berkomitmen akan berkontribusi terhadap IKN yang baru. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), membuat banyak lapisan masyarakat terus berbenah.

Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan peluang yang ada sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi, tidak terkecuali dari sisi kesehatan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dr. Jansje Grace Makisurat ditemui usai pelantikan pengurus IDI kabupaten Penajam Paser Utara dirangkai dengan Seminar Kesehatan 2022 mengatakan, kesiapan tenaga kesehatan untuk IKN harus dipersiapkan mulai saat ini, terutama untuk pemenuhan kebutuhan dokter spesialis.

Baca juga: Mutasi Pejabat Eselon II di PPU Masih Menunggu Persetujuan Kemendagri

Jansje Grace Mangkurat yang juga kepala Dinas Kesehatan PPU tersebut menyebut, beberapa persiapan yang dimaksud seperti, pemenuhan SDM dokter, terutama yang telah senior akan disiapkan untuk pemenuhan kompetensi mereka.

Hal itu agar segera menyandang spesialis dan berguna bagi kebutuhan masyarakat PPU.

"IDI harus berkontribusi dengan ditetapkannya IKN di wilayah kita. Jangan sampai jadi penonton kita ini tuan rumah. Salah satu tugas kita ya menyiapkan SDM dokter untuk IKN," jelas perempuan yang akrab disapa dr Grace ini, Rabu (11/5/2022).

Sementara itu, Ketua IDI Kalimantan Timur dr. Nataniel Tandirogang mengatakan, idealnya tenaga kesehatan terutama yang spesialis disebuah daerah adalah 1 : 5.000 penduduk.

Di Penajam sendiri, tenaga dokter spesialisnya masih 1 : 8.000 penduduk.

Padahal, pertumbuhan penduduknya setiap tahun mengalami kenaikan, ditambah akan ada perubahan rasio jika warga luar telah pindah ke IKN.

Baca juga: Pasca Libur Lebaran, Pj Sekda PPU Tohar Sebut Belum Terima Laporan Pegawai Tambah Libur Sendiri

Jumlah yang masih terbilang sedikit itu, dikatakan dr. Nataniel, setidaknya bisa meningkatkan kompetensi agar dapat menjawab kebutuhan tenaga dokter di IKN.

"Spesialis kita di Penajam cukup kurang 1:8000 penduduk yang mestinya 1 banding 5.000 penduduk. Kalau kita bisa 1 banding 5.000, Penajam akan baik sekali itu yang harus kita siapkan dari sekarang pertumbuhan penduduk akan membuat rasio itu berubah," terangnya.

Menanggapi kekurangan tenaga dokter spesialis di PPU itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Penajam Paser Utara, Hamdam mengatakan bahwa pemindahan IKN dan tenaga dokter yang tersedia di PPU, menjadi tantangan tersendiri bagi daerah.

Apalagi IKN akan diserbu banyak orang untuk bermukim.

Untuk pemenuhan dokter spesialis itu sendiri, dikatakan Hamdam, pemerintah daerah berkomitmen untuk tidak menyulitkan para dokter untuk melanjutkan pendidikanya.

Baca juga: Kapasitas SDM Masyarakat PPU Perlu Ditingkatkan Seiring Pemindahan IKN

Namun dengan penegasan, para dokter yang telah meraih spesialis ini, harus kembali ke Penajam untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved